13 November 2021

MODUL Lanjutan Kebutuhan Air Irigasi

Teknik Pemberian Air Berdasarkan Kondisi lahan dan tanaman.

 

1)     Pemberian Air

 

Memberikan air pada tanaman adalah untuk memenuhi kebutuhannya dan mem-buang air yang berlebihan. Jadi dengan sistem ini, pemberian air dan pembuangan air dapat dikendalikan baik jumlahnya maupun waktunya.

Tujuan pemberian air bagi tanaman adalah untuk menyakinkan bahwa tanaman mendapatkan jumlah air yang cukup memadai pada zone perakarannya sehingga dapat memberikan produksi yang optimal.

Pemberian air dapat memberikan efek tambahan baik yang positif maupun yang negative.

Efek tambahan positif dari pemberian air adalah :

· Air yang bersama nutrisi dapat menyuburkan tanaman.

· Air dapat mengatur suhu

· Memperbesar penyediaan air

· Mencuci garam-garam

 

Efek tambahan yang bersifat mehatif dari pemberian air adalah

· Jika terlalu banyak ada kemungkinan menutup rongga-rongga tanah sehingga udara

    tanah tidak ada.

· Bila tanah digenangi dapat memungkinkan mengangkat garamgaram yang merugikan

    tanaman ke daerah perakaran

 

2)     Teknik pemberian Air

 

Berdasarkan jumlah air, kondisi lahan, kebutuhan bagi tanaman serta teknologi, maka cara pemberian air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, (a) irigasi gravitasi, (b) irigasi bawah permukaan, (c) irigasi curah, (d) irigasi tetes.

 

Sistem irigasi Gravitasi

 

Sistem irigasi gravitasi merupakan cara pemberian air yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan air dari sumberketempat yang membutuhkannya

   

       

         Gambar. Irigasi gravitasi

 

 

Sistem irigasi Bawah permukaan

 

Sistem irigasi bawah permukaan adalah pemberian air yang diberikan langsung ke daerah peralatan tanaman.

 

           

                        Gambar. Sistem  irigasi bawah permukaan

 

 

Sistem Irigasi Curah

 

Sistem irigasi curah adalah cara pemberian air secara siraman yaitu dengan memberikan air melalui siraman (pancaran air) pada areal tanaman

           

           

                        Gambar. Sistem irigasi Curah

 

 

Secara Tetes

 

Pemberian air cara ini yaitu dengan memberikan titisan air langsung pada tanaman.

 

           

             Gambar. Sistem irigasi tetes

 

Cara mana yang akan dipakai tergantung pada kondisi daerah, sumber air dan teknologi yang masing-masing mempunyai keuntungan, dan kerugian. Pemberian air secara gravitasi dan bawah permukaan akan menguntungkan apabila jumlah air yang tersedia cukup banyak sehingga air bukan lagi sebagai faktor pembatas. Akan tetapi apabila jumlah air terbatas, maka pemberian air dengan cara siraman dan tetesan akan lebih menguntungkan, hanya saja sistem ini memerlukan teknologi dan peralatan yang lebih modern.

 

Mengontrol Jumlah Air Yang Diberikan

 

Jumlah air irigasi yang diberikan kepada tanaman bertujuan untuk memenuhi kebu-tuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan normal. Oleh sebab itu pemberian airnya harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan. Air yang diberikan kepada tanaman untuk memenuhi kebutuhannya diberikan untuk memenuhi:

· pembentukan tubuh tanaman (plant growth)

· penguapan melalui daun (transpirasi)

· Penguapan melalui permukaan air/tanah (evaporasi)

· Peresapan ke dalam tanah (perkolasi)

 

Pada kenyataan di lapangan, maka kebutuhan air yang diberikan adalah kebutuhan air untuk tanaman ditambah dengan hilangnya air diperjalanan atau kehilangan air yang tidak dimanfaatkan oleh tanaman.

Kebutuhan air untuk tanaman dihitung dalam l/dt/ha atau m3/hari/ha atau mm/hari. Untuk menghitung kebutuhan air dilapangan dan debet yang diperlukan dari pintu pemasukan air dapat digunakan rumus sebagai berikut :

           

 

                        Q1 =                            Q2 =        X   

                                    T                                                    86.400        (1 – L)

 

 

Dimana :

Q1 = Kebutuhan harian air dilapangan (m3/hari)

Q2 = Kebutuhan air pada pintu pemasukan (m3/detik)

H = Tinggi kebutuhan air (m)

A = Luas areal tanaman (Ha)

T = internal pemberian air (hari)

L = Kehilangan air dilapangan dan saluran

 

Dibawah ini contoh perhitungan kebutuhan harian air dilapangan dan pada

pintu pemasukan;

Luas areal tanaman yang akan dialiri = 100 Ha

Hitung kebutuhan air dilapangan dan pintu pemasukan menggunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

· Interval rotasi = 5 hari

· Evaporasi dan perkolasi tanaman berumur s/d 30 hari = 10 mm/hari

· Evapotranspirasi dan perkolasi tanaman setelah berumur 30 hari = 12 mm/hari

· Kehilangan air dilapangan dan saluran = 20% = 0,2

 

Perhitungan

Kebutuhan air adalah sebagai berikut :

 

Debit pada pintu pemasukan adalah  Q1 =     dan dwbit pada

                                                                            T

 

pintu pengeluaran adalah: Q2 =

                                                            

 

 

(1)         Kebutuhan air tanaman hingga umur 30 hari

 

T = 5 hari

H = 5 x 10 mm = 50 mm = 0,05 m

A = 100 Ha

L = 20% = 0,2

 

Q1= = * 10000 = 10000 3/hari

 

Q2=   *  = 1447 liter/detik/100 ha

 

Atau Q2 = 145 liter/detik/hektar

 

 

(2) Kebutuhan air setelah tanaman berumur 30 hari

 

Evapotranspirasi dan perkolasi tanaman setelah berumur 30 hari = 12

mm/hari

T = 5 hari

H = 5 x 12 mm = 60 mm = 0,06 m

A = 100 Ha

L = 20% = 0,2

 

Coba siswa kerjakan soal ini ?

 

Pemberian air pada tanaman yang dibudidayakan dalam polibah/pot secara hidropo-nik, maka jumlah air yang diberikan berbeda dengan pemberian air untuk tanaman dilapangan.

Hal ini disebabkan pada budidaya tanaman secara hidroponik, kehilangan air yang diberikan pada tanaman dapat dikendalikan karena pada budidaya ini biasanya menggunakan rumah kaca, sehingga lingkungan tanaman dapat dikondisikan baik suhu, penyiraman matahari maupun kelembabannya. Oleh karena itu pemberian airnya betul-betul hanya dipergunakan oleh tanaman yang dibudidayakan  Pemberian air pada budidaya tanaman secara hidroponik merupakan pemberian air yang sangat efektif dan efisien. Prinsip pemberian air pada budidaya ini adalah memberikan air sesuai kebutuhan tanaman berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, sehingga jumlah pemberian

airnya berbeda-beda sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Tanaman muda membutuhkan jumlah air yang lebih sedikit dibanding pada

tanaman dewasa. Pada umumnya tanaman muda membutuhkan air sekitar 0,5 l/hari dan terus meningkat sesuai pertumbuhan dan perkembangan tanaman hingga mencapai sekitar 1 – 1,25 l/hari untuk tanaman dewasa.

Cara pemberian air dapat dilakukan dengan penyuraman maupun dengan tetesan. Frekwensi penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi udara. Bila udara panas dan curah, maka frekwensinya diperbanyak Tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya berbeda-beda alam kebutuhan airnya. Ada tanaman yang membutuhkan air yang banyak

tanaman yang sedikit membutuhkan air untuk hidupnya. Tanaman kaktus misalnya, tanaman ini mampu hidup dan membutuhkan air yang sedikit. Hal ini disebabkan tanaman tersebut mampu menyimpan air dalam tubuhnya, disamping itu letak mulut daun ini membuka pada malam hari sehingga transpirasi dapat dicegah sekecil mungkin.

Akan tetapi pada umumnya tanaman ini untuk hidupnya banyak membutuhkan air, karena air sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman padi dan sayuran membutuhkan air lebih banyak disbanding tanaman palawija.

No comments:

Post a Comment