DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. .... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. .... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
1. Latar Belakang ................................................................................... 4
2.
Rumusan Masalah .......................................................................... .... 5
3.
Tujuan ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6
1.
Pengertian Bahan Ajar....................................................................... 6
2.
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar................................ .... 7
3.
Buku Ajar IPS Berorientasi Konstruktivisme................................ .... 8
4.
Pengembangan Bahan Ajar IPS.......................................................... 11
5.
Sumber Bahan Ajar IPS...................................................................... 11
6.
Materi Ajar IPS................................................................................... 13
7.
Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar.................................................. 15
8.
Prosedur Pemilihan Bahan Ajar.......................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18
1. Kesimpulan .................................................................................... .... 18
2.
Saran .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pengembangan kompetensi
profesi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran telah menjadi agenda penting
pada dewasa ini.Karena itu dibutuhkan kapasitas kemampuan pengetahuan,
keterampilan dan sikap/nilai yang positif dalam mengerjakan pekerjaan yang
menjadi tugasnya. Dalam PP nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa
guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara
lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi
pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan RPP. Salah satu
elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan
mampu mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Kemampuan yang melekat pada sosok
guru yang profesional ialah kemampuan menguasai bidang studi, yang meliputi
penguasaan substansi dan metodologi bidang ilmu (disciplinary content
knowledge) yang bersangkutan serta kemampuan memilih dan mengemas bidang
ilmu tersebut menjadi bahan ajar yang sesuai dengan konteks kurikuler dan
kebutuhan peserta didik (pedagogical content knowledge).
Persoalan mengembangkan isi dan
bahan pelajaran serta bagaimana cara belajar siswa bukanlah proses yang
sederhana. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Depdiknas (2006) dikemukakan bahwa masalah penting yang sering
dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai
kompetensi. Oleh sebab itu penulis berkenan membahas mengenai pengembangan bahan ajar
IPS SD yang akan diuraikan dalam pembasan makalah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar ?
2. Bagaimana tujuan dan
manfaat penyusunan bahan ajar ?
3. Bagaimana buku ajar IPS berorientasi konstruktivisme ?
4. Bagaimana pengembangan bahan ajar IPS ?
5. Bagaimana sumber bahan ajar IPS ?
6. Bagaimana materi ajar IPS ?
7. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar ?
8. Bagaimana prosedur pemilihan bahan ajar ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian bahan
ajar.
2.
Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penyusunan
bahan ajar.
3.
Untuk memahami buku ajar IPS berorientasi konstruktivisme.
4.
Untuk memahami pengembangan bahan ajar.
5.
Untuk mengetahui sumber bahan ajar.
6.
Untuk mengetahui materi ajar IPS.
7.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar.
8.
Untuk memahami prosedur pemilihan bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bahan Ajar
Wina Sanjaya
(2007:23) menjelaskan bahwa bahan atau materi kurikulum adalah isi atau muatan
kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.Sementara menurut Depdiknas bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan.
Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai
rujukan standar pada mata pelajaran tertentu.Buku ajar mempunyai ciri-ciri
sebagai sumber materi ajar, menjadi referensi buku untuk mata pelajaran
tertentu; disusun sistematis dan sederhana dan disertai petunjuk pembelajaran.
Buku ajar dapat berbentuk : (1) "buku" yang
diterbitkan secara luas, berfungsi sebagai referensi, pembahasannya lengkap,
penggunaannya dengan bantuan guru atau dosen-mereka dapat memperjelas dengan
ilustrasi dan dan contoh-contoh yang dapat mempermudah; dan (2) diktat yang
disusun dengan cakupan isi terbatas, disusun sesuai dengan kurikulum-silabus
yang dikembangkan sesuai urutan materi pelajaran, penggunaannya terbatas (siswa
tertentu). jika diktat ini disusun untuk pembelajaran mandiri sering disebut
modul.
Isi buku ajar adalah materi atau bahan ajar ini yakni
pesan yang disampaikan kan dalam bentuk ide, fakta, data, dan makna secara
tertulis.Diktat atau modul. Dalam sebuah diktat hendaknya tersajikan: (1)
tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, (2) langkah-langkah cara mempelajari
isi modul, (3)disertai contoh atau ilustrasi yang banyak agar memudahkan
penguasaan nilai-nilai, konsep, dan keterampilan yang termuat dalam modul,
(4)disertai latihan-latihan dan penugasan yang cukup agar siswa dapat langsung
menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dari diktat atau modul tersebut, (5)
rangkuman, (6) instrumen penilaian, (7) umpan balik dan langkah-langkah
pengerjaan soal.
Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2006:86) disebutkan
bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
1. Pedoman bagi
guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada
siswa.
2. Pedoman bagi
siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
3. Alat
evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan
ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang
terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran
dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing).
B.
Tujuan Dan
Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Dukungan layanan serta ketersedian bahan ajar yang beragam akan sangat memberikan
manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa agar
memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan
mengurangi ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru. Dengan demikian,
siswa diharapkan akan terbantu untuk memudahkan mereka dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.
Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh
apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, menurut Sanjaya (2007:34) antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan
kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi
tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga,
bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru
dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa.
Bahan ajar IPS di SD mulai dari
kelas satu sampai kelas enam, memuat tujuan yang dirumuskan dalam sejumlah
kompetensi yang harus dikuasai. Adapun standar kompetensi lulusan IPS SD/MI
meliputi:
1.
Memahami identitas diri dan
keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.
2.
Mendeskripsikan kedudukan dan
peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara
keduanya.
3.
Memahami sejarah, kenampakan
alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
4.
Mengenai sumber daya alam,
kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
provinsi.
5.
Menghargai berbagai peninggalan
dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
6.
Menghargai peranan tokoh pejuang
dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
7.
Memahami perkembangan wilayah
Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua.
8.
Mengenal gejala (peristiwa) alam
yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan
dalam menghadapi bencana alam.
9.
Memahami peranan Indonesia di era
global.
C.
Buku Ajar IPS
Berorientasi Konstruktivistik
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa
ada keterkaitan yang sangat erat antara landasan filosofis dan teoretis
pembelajaran dengan praktik pembelajaran.Buku ajar adalah salah satu sumber
belajar yang sangat diperlukan untuk mengoperasikan jalannya sebuah
kurikulum.Karena orientasi filosofis dan teoretis kurikulumnya berubah maka
buku ajarnya pun perlu berubah menyesuakan dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku.
Pada buku ajar di era berlakunya
kurikulum 1994 yang berorientasi pada kognitivisme dengan kurikulum yang
content based maka buku-buku pelajaran yang mendukungnya juga cenderung
kognitivistik dan berbasis materi. Buku ajar yang beorientasi kognitivistik
rangkaian tampilannya adalah : penyajian konsep ( dalam sebuah teks bacaan )
dan setelah itu disajikan pertanyaan-pertanyaan tentang penguasaan isi teks.
Buku ajar di era KTSP yang
berorientasi konstruktivistik, buku ajar IPS yang berorientasi pada filsafat
konstruktivisme dan berdasar teori-teori belajar konstruktivistik adalah buku
ajar IPS yang dapat menjadi sumber belajar yang memungkinkan siswa dapat : (1)
membangun pengetahuannya sendiri ; (2) bermakna (fungsional) bagi kehidupan
siswa ; (3) dalam proses pemanfaatan buku memungkinkan siswa menjadi lebih
aktif, dan kreatif, kontekstual, dan (4) memungkinkan dapat mengembangkan
berbagai kecakapan hidup.
Buku ajar yang berorientasi
konstruktivistik lebih merupakan panduan pembelajaran-yakni sebuah panduan yang
bersifat member kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk bisa belajar bagaimana
belajar (belajar sendiri). Pada bagian pendahuluan misalnya, kerangka isi dapat
diisi dengan ; konsep-konsep (pengetahuan) apa yang perlu dibangun oleh siswa,
aspek tujuan dapat diisi dengan kompetensi dasar dan indicator-indikator
ketercapaian hasil belajar apa yang perlu dicapai oleh siswa. Pada bagian isi,
yang berupa bab dan sub-bab yang isinya mengungkap fakta-fakta, konsep-konsep,
teori, dan hokum, pengungkapannya lebih banyak memberikan panduan kepada siswa
untuk membaca, menelaah, menganalisis, mencoba, mengalami, merefleksi, dan memaknai
berbagai pengalaman belajarnya, sehingga mampu mengkonstruksi ilmu
pengetahuannya sendiri.
Jika dalam sebuah bab penulis
menyajikan sebuah bacaan yang berupa teks-yang didalamnya mengungkap
fakta-fakta, konsep-konsep, gambaran sikap hidup, nilai-nilai tertentu, dan
lainnya misalnya, maka dapat dilanjutkan dengan diskusi dan kerja-kerja
kelompok yang membahas isi teks tersebut. Mintalah siswa untuk : menanggapi isi
teks tersebut, memberikan ilustrasi-ilustrasi lain, menunjukkan contoh-contoh
lain, menggambarkan dalam sebuah grafik, mempersepsi isi teks tersebut, dan
memaknainya bagi diri mereka sendiri,dll, melalui diskusi kelompok.
Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam buku tidak sekedar berisi sejauh
mana penguasaan siswa tentang isi teks tersebut, melainkan lebih banyak
pertanyaan yang berupaya mengkaitkan isi teks dengan pengetahuan diri siswa,
mengaitkan pengalaman siswa dengan isi teks, sehingga terbangunlah pengetahuan
bagi siswa.
Pengungkapan fakta, konsep, teori,
dan hokum dalam sebuah bab dan sub-bab, dapat juga dilakukan oleh penulis buku
melalui penugasan-penugasan kepada siswa dengan berbagai metode dan model
pembelajaran untuk mencari, mencoba dan mengalami dalam situasi kehidupan riil
dan dilakukan secara kontekstual. Setelah siswa mengalami “belajar” tertentu
misalnya melalui sebuah permainan, simulasi, masuk dalam latar kehidupan riil,
membaca, dll, mintalah mereka untuk menanggapi, merefleksi, dan memaknainya
bagi dirinya dalam kerja-kerja kelompok. Isi teks yang lebih banyak mengarahkan
kepada siswa untuk melakukan kerja-kerja kelompok akan menjadikan siswa dapat
belajar lebih banyak dari rekan-rekan sekelompoknya.
Pada bagian isi, penyusun buku
dapat juga menyajikan rangkuman berdasarkan teks, akan tetapi, siswa juga masih
perlu diberi kesempatan untuk menambah, mengurangi, bahkan mengubah rangkuman
isi buku tersebut kalau memang siswa-siswa mempunyai pandangan dan temuan yang
berbeda dengan apa yang sudah dirangkum oleh penyusun.
Isi buku dapat diperkaya melalui
latihan-latihan dan penugasan berupa : penelusuran fakta, konsep, teori terkait
melalui internet, membaca, mencoba dan melakukan aktivitas belajar
tertentu,merefleksi, dan memaknai dalam sebuah kesimpulan diri siswa.
Jika dalam isi buku juga disajikan
bagian evaluasi dan penilaian, evaluasi dan nilailah kemampuan siswa dengan
cara: sajikanlah suatu permasalahan yang berkonteks nyata, mintalah mereka
untuk menanggapinya, merefleksinya, perhatikan dan hargailah secara tinggi
kemampuan berfikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah yang disajikan.
Evaluasi yang disajikan pada Bahan
Ajar Konstruktivistik hendaknya memungkinkan siswa-siswi untuk melakukan
evaluasi ini, penilaiannya cenderung otentik.
D. Pengembangan
Bahan Ajar
Seperti
halnya pada pengembangan model-model pembelajaran di muka, pengembangan bahan
ajar yang dimaksud disini adalah pengembangan bahan ajar berbasis riset.Bahan
ajar menjadi perangkat pembelajaran yang sangat mendasar dan sangat menentukan
ketercapaian tujuan pembelajaran.Untuk itu penyusunannya tidak boleh dilakukan
secara asal-asalan, diperlukan secara ilmiah yakni melalui riset pengembangan.
Sebagaimana
diuraikan pada bagian pengembangan model-model pembelajaran, pengembangan bahan
ajar perlu dilakukan dengan tahapan-tahapan : (1) perancangan draft awal; (2)
validasi ahli; (3) revisi berdasarkan validasi ahli; (4) revisi berdasarkan
validasi ahli; (5) ujicoba skala terbatas sekaligus sebagai pengujian pengguna;
(6) revisi berdasarkan ujicoba skala terbatas dan uji pengguna; (7)
ujicoba skala luas; (8) revisi
berdasarkan ujicoba skala luas yang menghaasilkan produk final; (9) penerbitan
dan dipublikasikan secara komersial dan secara massal.
E.
Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat
di mana bahan ajar dapat diperoleh.Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat
dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran,
majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran
siswa aktif (CBSA).Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber
dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
1. Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat
dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan
sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya
satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan
sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
2. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga
penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber
bahan ajar yang atual atau mutakhir.
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian
dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau
hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.Jurnal-jurnal
tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di
bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
4. Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai
sumber bahan ajar.Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran
materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb.
5. Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada
bidang tertentu.Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan
keuangan.Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan
keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.
6. Buku kurikulum
Materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan
pokok-pokok materi.Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan
ajar yang terperinci.
7. Penerbitan berkala seperti harian,
mingguan, dan bulanan.
Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
8. Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.Di
internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.Bahkan satuan
pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui
internet.Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
F.
Materi Ajar IPS
Materi pendidikan ialah apa yang dipelajari
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Materi IPS berasal dari disiplin
ilmu-ilmu sosial (sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan
sebagainya) dan berkaitan dengan materi pendidikan. Dalam materi ini terdapat
substansi dan proses yang berasal dari ilmu-ilmu sosial. Materi IPS terdiri
dari :
1.
Materi Substansi
Substansi ilmu-ilmu
sosial terdiri dari pandangan, tema, topik, fenomena, fakta, peristiwa,
prosedur, konsep, generalisasi dan teori, secara tradisional disebut kurikulum.
Sedangkan pengertian kurikulum secara baru ialah proses, prosedur, dan
langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari substansi tersebut.
Materi kurikulum yang dikembangkan dari disiplin ilmu dipilih berdasarkan
keterkaitannya dengan tujuan yang akan dicapai.
2.
Materi Proses
Proses adalah berbagai
prosedur, cara kerja, metode kerja tertentu dalam materi kurikulum pendidikan
ilmu-ilmu sosial yang harus dilaksanakan siswa di dalam kelas, dalam ruang
tertentu, atau bahkan di luar lingkungan sekolah. Proses sangat berguna untuk mengembangkan
wawasan, keterampilan, dan berbagai kemampuan berpikir. Menurut Hamid Hasan
materi proses dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan mencari infromasi,
merumuskan informasi, mengolah informasi, mengembangkan informasi baru
berdasarkan apa yang sudah dimilikinya, memecahkan berbagai masalah dan
mengambil keputusan.
Materi proses yang
dikembangkan meliputi berbagai keterampilan seperti keterampilan berkomunikasi
baik lisan maupun tulisan atau melalui berbagai perantara alat komunikasi yang
tersedia di masyarakat.
3.
Sikap, Nilai dan Moral
Sikap adalah
kecenderungan psikologis seseorang terhadap benda, sifat, keadaan, pekerjaan,
pendapatm dan sebagainya. Sikap itu akan muncul setelah ia mengenal benda,
sifat, keadaan, pekerjaan, pendapat tersebut. Sikap tersebut muncul bisa muncul
dalam bentuk pernyataan setuju, tidak setuju, senang atau tidak senang, dan
lain-lain. Nilai ialah suatu yang menjadi kriteria apakah suatu tindakan,
pendapat atau hasil kerja itu baik/posisitif atau jelek/negatif.
Pendidikan IPS perlu
mengembangkan aspek sikap, nilai dan moral, karena: Dalam setiap disiplin ilmu
ketiga unsur ada, tidak ada disiplin ilmu yang bebas dari ketiga unsur tadi,
berhubungan dengan pendidikan IPS sebagai wahana untuk menarik perhatian
generasi muda sehingga mereka mau belajar dan melanjutkan pendidikannya di
jenjang yang lebih tinggi dalam ilmu-ilmu sosial, IPS memilki tugas
mengembangkan kepribadian siswa yang utuh dan sesuai dengan tuntutan
masyarakat, sehingga nilai dan moral yang ada di masyarakat menjadi bagaian
dari diri siswa.Sikap, nilai, dan moral yang dapat dikembangkan IPS yaitu :
a.
Pengetahuan dan pemahaman nilai dan moral yang berlaku
dalam masyarakat, seperti: Religiusitas, Penghormatan terhadap
keeladanan, Prestasi, Sifat kepedulian sosial, Menghormati orang tua, Kepedulian terhadap tetangga.
b.
Toleransi
c.
Kerjasama/gotong royong
d.
Hak Azasi Manusia.
G.
Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Dalam
mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran.Gafur
(1994:47) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya
meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.Ketiga penerapan
prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi
pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan
pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, apakah kompetensi dasar
yang diharapkan dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, waktu dan
lokasi suatu peristiwa seperti nama-nama ibu kota propinsi atau nama-nama tokoh
pahlawan? Jika ”ya” maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta
atau bahan hafalan. Atau apakah berupa kemampuan menyatakan suatu
pengertian/definisi, mengidentifikasi ciri-ciri/karakteristik sesuatu,
membandingkan dan mengklasifikasi beberapa contoh objek seperti mendefinisikan
apa itu gunung, apa ciri-ciri yang dimiliki gunung, apa bedanya gunung dengan
pegunungan?Jika “ya” berarti materi yang harus diberikan berupa konsep. Dengan
memperhatikan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak
diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau
aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan
pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, siswa diminta menyebutkan
masing-masing empat contoh alat transportasi yang ada di daratan, perairan dan
udara. Dengan memperhatikan prinsip ini, guru akan mengetahui seberapa banyak
rincian materi yang harus diajarkan serta melakukan kriteria pengukuran dan
penilaian dari kemampuan siswa.
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika
terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
H.
Prosedur Pemilihan Bahan Ajar
Depdiknas
merinci prosedur pemilihan bahan ajar, yaitu diantaranya sebagai berikut.Pertama,
menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap
aspek dalam SK dan KD jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan
ajar.Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta,
konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan,
internalisasi, dan penilaian) serta aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin,
dan rutin).Ketiga, memilih
bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah
teridentifikasi tadi. Keempat, memilih
sumber bahan ajar.Tahapan setelah menentukan jenis materi ialah menentukan
sumber bahan ajar.
Dengan
memperhatikan prosedur pemilihan bahan ajar ini, diharapkan pembelajaran IPS
akan terhindar dan jauh dari kesan sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak
menantang. IPS bukanlah pelajaran yang hanya berisikan materi fakta atau
hafalan melainkan memiliki struktur ilmu pengetahuan yang lengkap yang
berisikan konsep, generalisasi dan teori.IPS juga sangat menekankan pada apek
pengajaran keterampilan dan pengajaran nilai.
Keterampilan
didefiniskan sebagai kemampuan menggunakan satu pemahaman untuk menyelesaikan
tugas secara efektif dan selesai.
Sebagai contoh, bagaimana siswa SD terampil dalam mengungkapan informasi
secara kongkrit berupa majalah bergambar, seperti melalui peta, globe, grafik,
jam, kalender dan garis waktu membuat grafik, bagaimana menggunakan
ensklopedia, bagaimana membaca kontur peta/globe/pembagian waktu, bagaimana
membedakan fakta dari opini, bagaimama membuat keputusan bersama secara
demokratis.
Pengajaran
nilai merupakan bagian tak terpisahkan dalam kurikulum dan pembelajaran IPS.
Para ahli IPS menyakini bahwa proses belajar mengajar IPS akan memiliki
kekuatan (powerful) jika dilaksanakan secara bermakna, terpadu, berbasis
nilai, menantang, dan aktif. Pengajaran nilai diyakini akan melahirkan para
lulusan yang berkepribadian, berkarakter dan berwatak baik. Karena itu,
orientasi pengajaran IPS sejalan dengan tugas utama pendidikan dasar yaitu
membangun kepribadian, karakter dan watak anak didik agar menjadi sosok manusia
seutuhnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahan
ajar adalah sumber belajar yang berupa buku yang digunakan sebagai rujukan
dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bisa berupa buku tes (buku referensi) dan
diktat/modul. Untuk dapat mengembangkan bahan ajar yang baik, diperlukan
langkah-langkah: identifikasi masalah, penyusunan draft bahan ajar, validasi
ahli dan revisi berdasarkan validasi ahli, ujicoba skala terbatas dan revisi
berdasarkan ujicoba skala terbatas, ujicoba skala luas dan revisi berdasarkan
ujicoba skala luas yang menghasilkan produk final, kemudian diterbitkan secara komersial
dan dipublikasikan secara masal.
B.
Saran
Setelah kita mempelajari materi
tentangpengembangan bahan ajar untuk pendidikan IPS ini di harapkan dapat memudahkan kita dalam memahami pengembangan pembelajaran IPS. Demikian makalah ini penulis
sajikan, tentunya masih terdapat banyak cacat yang perlu untuk mencapai
kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah kiranya
kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai pemerhati
ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran demi
sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,
Sa’dun. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS.Yogyakarta:
Cipta Media.
Depdiknas.2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Gafur, Abdul.1994.Langkah Sistematis Menyusun Pola Dasar
Kegiatan Belajar Mengajar.Solo:Tiga Serangkai.
Sanjaya,
Wina.2007.Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses . Jakarta: Kencana Publishing.
Susanti, Eka.2018.Konsep Dasar IPS.Medan.