KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME
yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik.
Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang Konsep
Perkembangan Moral Remaja, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Lubuklinggau, Mei 2016 Penyusun
Tim
Kelompok 10
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1
. .... Latar Belakang.............................................................................. 1
2.
Rumusan
Masalah........................................................................... 2
3.
Tujuan............................................................................................. 2
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori.............................................................................. 3
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Moral........................................................................... 7
2.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi perkembangan
moral remaja........................................................................... ...... 9
BAB
IV PENUTUP
1.
Kesimpulan.................................................................................... 11
2.
Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1 . Latar Belakang
Perkembangan moral awalnya dipusatkan pada
disiplin yang mendidik anak menjadi
individu yang mematuhi hukum dan pengaruh disiplin tersebut pada penyesuaian
pribadi dan sosial. Secara bertahap minat psikologi bergeser kearah
perkembangan moral remaja. Pola tersebut merupakan aspek perkembangan remaja
dapat diharapkan bersikap sesuai dengan cara yang disetujui masyarakat. Dalam
mengembangkan moral remaja,peranan orang tua sangat penting terutama pada waktu
anak masih kecil.
Salah
satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian
membentuk prilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing,
diawasi, dan diancam hukuman. Sebagai pedoman bagi prilakunya di lingkungan
hidupnya. Remaja diharapkan dapat menggantikan peranan moral yang berlaku di
masa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dimasyarakat. Remaja
harus dapat mengendalikan prilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung
jawab orang tua dan guru.
Orang
tua dan guru tidak dapat mengawasi remaja dari dekat seperti yang dilakukan
ketiaka masih anak-anak. Oleh karena itu remaja harus bertangguang jawab dalam
pengendalian prilakunya sendiri.Telaah-telaah mengenai perkembangan moral telah
menekankan bahwa cara yang efektif bagi semua orang untuk mengawasi prilakunya
sendiri adalah melelui perkembangan suara hati, yaitu kekuatan batiniah yang
tidak memerlukan pengendalian lahiriah. Prilaku yang dikendailikan rasa
bersalah adalah prilaku yang dikendalikan dari dalam, sedangkan prilaku yang
dikendalikan oleh rasa malu adalah prilaku yang dikendalikan dari luar.
2. Rumusan
Masalah
Kita
semua tahu bahwa remaja di zaman sekarang sedang dilanda krisis moral, yakni
minimnya moral yang dimiliki oleh para remaja pada umumnya. Remaja pada saat
ini yang sangat diharapkan dapat menjadi calon pemegang tongkat estafet penerus
pembangunan bangsa, namun pada kenyataanya banyak dikalangan remaja yang rusak.
Hal Ini tidak lain disebabkan karena moral yang dimiliki sangat rendah. Moral
juga berperan penting dalam pembentukan karakter. Disini akan dibahas
pengertian dari perkembangannya moral itu sendiri dan faktor apa saja yang
mempengaruhi perkembangan moral remaja.
3. Tujuan
Tujuan dari Perkembangan moral tersebut, diharapkan para mahasiswa dapat :
Tujuan dari Perkembangan moral tersebut, diharapkan para mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan pengertian dari
perkembangan moral remaja
b. Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi perkembangan moral remaja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan
Teori
Menurut
Rogers (Ali:2010) Moral merupakan kaidah Norma dan Pranata yang mengatur
perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.
Moral merupakan standar baik-buruk yang di tentukan bagi individu oleh
nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebgai anggota sosial. Moralitas
merupakan sosial secara harmonis,adil,dan seimbang. Perilaku Moral diperlukan
demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan , ketertiban, dan
keharmonisan.
Menurut
Piaget (Hurlock:1978) , perkembangan moral terjadi dalam dua tahapan yang
jelas. Tahap pertama,disebut piaget ”tahapa realisme moral” dan Tahap kedua
disebut “tahap moralitas otonomi” atau “ moralitas oleh kerja sama atau
hubungan timbal balik”. Dalam tahapan pertama,perilaku anak di tentukan oleh
ketaatan otomatis tehadap peraturan
tanpa penalaran atau penilaian. Dalam tahapan kedua perkembangan
moral ini bertepatan dengan “tahapan
operasi formal” dari Piaget dalam perkembangan kognitif , tatkala anak mampu
mempertimbangkan semua cara hipotesis dan dalil.
Menurut Kohlberg (yusuf:2005) , tahap perkembangan
moral ketiga, moralitas pascakonvesional(postconventional
morality) harus dicapai selama masa remaja. Tahap ini merupakan tahap menerima
sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap.
Dalam tahap pertama individu yakin bahwa harus ada
kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan
perubahan standar moral apabila hal ini mengumpulkan anggota-anggota kelompok
secara keseluruhan. Dalam tahap kedua individu menyesuaikan diri dengan standar
sosial dan idela yang diinternalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap
diri sendiri daripada sensor sosial. Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada
rasa hormat pada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat
pribadi.
Menurut
Thomas (Monks,1989). Perkembangan pemikiran moral remaja
dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan
dan pranata yang ada karena dianggapnya sebagai suatu yang bernilai walau belum
mampu mempertanggungjawabkannya secara pribadiPerkembangan pemikiran moral
remaja yang demikian ini,jika meminjam teori perkembangan moral dari Kohlberg
berarti sudah mencapai tahap konvensional. Pada akhir masa remaja akan memasuki
tahap perkembangan pemikiran moral berikutnya yang disebut dengan tahap pasca
konvensional/dimana orisinalitas pemikiran moral remaja sudah semakin tampak
jelas. Pemikiran moral remaja berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak
tergantung lagi pada pendapat atau pranata-pranata yang bersifat konvensional.
Latihan
dan Pembiasaan, menurut Robert Coles (Wantah, 2005) latihan dan pembiasaan
merupakan strategi penting dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia
dini. Sikap orang tua dapat dijadikan latihan dan pembiasaan bagi anak. Sejak
kecil orang tua selalu merawat, memelihara, menjaga kesehatan dan lain
sebagainya untuk anak. Hal ini akan mengajarkan moral yang positif bagi anak
dan khususnya remaja.
Menurut Mitchell( Abdulkarim:2005) telah meringkaskan
lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu :
a. Pandangan
moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret.
b. Keyakinan
moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.
Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.
c. Penilaian
moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis
kode sosial dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil
keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
d. Penilaian
moral menjadi kurang egosentris.
e. Penilaian
moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral
merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.
Menurut Carol Gilligan (Melly :1982) berpendapat bahwa
teori Kohlberg lebih mementingkan peran laki-laki. Menurut Gilligan, wanita
tidak terlalu banyak memandang moralitas dalam kerangka keadilan dan kesetaraan
tetapi lebih kepada tanggung jawab untuk menunjukkan kasih sayang dan
menghindari hal yang membahayakan. Anak perempuan di awal masa remaja memang
cenderung menekankan pada perhatian yang berkaitan dengan pertanya terbuka:
“Seberapa pentingkah menepati janji terhadap teman?” dan dilema moral yang
dipilihnya sendiri terkait dengan pengalaman mereka.
Menurut
Selman (Faust:1971),pemikiran bahwa tindakan menyimpang terhadap suatu hubungan
interpersonal yang baik dapat dimaafkan. Seperti dalam kasus tindakan mencuri,
merampok, dapat dimaafkan apabila tindakan tersebut dilakukan untuk menolong
nyawa orang yang sangat dicintai yang berada dalam keadaan kritis. Hal ini
menunjukkkan adanya kemampuan ahli peran. Selman mengatakan “… when this
ability is acquired (role taking-penulis), the individual is capable of stage 3
thought …”. Pemikir tahap tiga menilai tindakan apakah sebagai suatu moral
yang buruk dari persetujuan orang lain. Untuk ini seseorang harus mempunyai
kemampuan mengantisipasi hal-hal yang disetujui atau tidak disetujui orang lain
dan hal-hal yang dapat menimbulkan kemurkaan. Sifat-sifat egois ditransformasi
kepada pemerolehan persetujuan, walaupun sifat-sifat egois tersebut belum
hilang sama sekali.a-cara yang harus dilakukan untuk mengajarkan tingkah
laku yang dapat diterima dan etis kepada remaja.
Menurut
Haditono (Karso :1984) berpendapat sama dengan Kohlberg bahwa remaja
seyogianya mencapai tingkat perkembangan moral tingkat pasca konvensional.
Mendasarkan pencapaian moral judgment remaja pada karakteristik remaja yang
masih mau diatur secara ketat oleh hukum-hukum umum yang lebih tinggi, walaupun
penilaian-penilaian moral mereka belum berasal dari kata hati. Dengan
karakteristik mereka ini, remaja seharusnya mencapai perkembangan moral tahap
lima. Mengenai pendapat Kohlberg, ia mengemukakan dengan tegas bahwa “…
moralitas pasca konvensional harus dicapai selama masa remaja.”
Jhon
Dewey (Kohlberg:1995) mengemukakan tiga tahap perkembangan moral.
a. Tahap
Pramoral
Ditandai bahwa anakbelum menyadari keterikatan pada aturan.
b. Tahap
Konvensional
Ditandai dengan perkembangannya kesadaran akan ketaatan pada aturan.
c. Tahap Otonom
Ditandai dengan perkembangan
keterkaitan pada aturan yang didasarkan pada resiprositas
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (Moris),
yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/niali-nilai atau tata cara
kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Dalam mengembangkan Moral
anak , peranan orang tua sangatlah penting,terutama pada waktu masih kecil. Nilai-nilai
moral itu, seperti:
a.
Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,
memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak
orang lain, dan
b.
Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minumanan
keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah
laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya dan kemudian mau
membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing,
diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu
anak-anak.Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan
merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi
perilakunya.
Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus
mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang
tua dan guru. Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam
moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu :
a. Pandangan
moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret.
b. Keyakinan
moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.
Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.
c. Penilaian
moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis
kode sosial dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil
keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
d. Penilaian
moral menjadi kurang egosentris.
e. Penilaian
moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral
merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.
Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah
mencapai apa yang oleh Piaget disebut tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan
kognitif. Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk
menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu
hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari berbagai sisi
dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar pertimbangan.
Menurut Kohlberg, tahap perkembangan moral ketiga,
moral moralitas pascakonvensional harus dicapai selama masa remaja.tahap ini
merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap.
Dalam tahap pertama individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan
moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar apabila hal
ini menguntungkan anggota-anggota kelompok secara keseluruhan. Dalam tahap
kedua individu menyesuaikan dengan standar sosial dan ideal yang di
internalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada
sensor sosial. Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada
orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi
.
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas
remaja dewasa, yaitu:
1. Mengganti
konsep moral khusus dengan konsep moral umum.
2. Merumuskan
konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku.
3. Melakukan
pengendalian terhadap perilaku sendiri.
2.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi perkembangan moral
remaja
Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi
oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya,
terutama dari orangtuanya. Dia belajar untuk mengenal nlai-nilai dan berprilaku
sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dalam mengembangkan nilai moral anak,
peranan orangtua sangatlah penting, terutama pada waktu anak masih kecil.
Beberapa sikap orangtua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan
moral anak , diantaranya sebagai berikut
:
a. Konsisten
dalam mendidik anak
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang
sama dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu
tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu, harus juga
dilarang apabila dilakukan pada waktu lain.
b. Sikap orangtua
dalam keluarga
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak,
sikap ayah terhadap ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral
anak, yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap orangtua yang keras
(otoriter) cenderung melahirkan sikap disiplin semu oada anak, sedangkan sikap
yang acuh tak acuh atau sikap masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang
bertanggungjawab dan kurang mempedulikan norma pada diri anak. Sikap yang
sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih saying, keterbukaan,
musyawarah (dialogis).
c. Penghayatan
dan pengamalan agama yang dianut
Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak,
termasuk disini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang
menciptakan iklim yang religious (agamis), dengan cara memberikan ajaran atau
bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami
perkembangan moral yang baik.
d. Sikap
konsisten orangtua dalam menerapkan norma
Orangtua yang tidak menghendaki anaknya berbohong,
atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari prilaku
berbohong atau tidak jujur. Apabila orangtua mengajarkan kepada anak, agar
berprilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggungjawab atau taat
beragama, tetapi orangtua sendiri menampilkan perilaku sebaliknya, maka anak
akan mengalami konflik pada dirinya, dan akan menggunakan ketidakkonsistenan
orangtua itu sebagai alas an untuk tidak melakukan apa yang diinginkan
orangtuanya, bahkan mungkin dia akan berprilaku seperti orangtuanya.
BAB IV
PENUTUP
1.
Simpulan
Salah satu tugas perkembangan penting yang harus
dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari
padanya dan kemudian membentuk prilakunya agar sesuai dengan harapan sosial
tanpa terus dibimbing, diawasi, dan diancam hukuman. Sebagai pedoman bagi
prilakunya di lingkungan hidupnya. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila
tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung
tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja
adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas
remaja dewasa, yaitu:
1. Mengganti
konsep moral khusus dengan konsep moral umum.
2. Merumuskan
konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode
prilaku.
4. Melakukan
pengendalian terhadap perilaku sendiri.
2. Saran
Adapun saran
yang pemakalah sampaikan yaitu:
1.
Mahasiswa
khususnya para remaja harus mengetahui Moral juga berperan penting dalam
pembentukan karakter.
2.
Untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan moral remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad,Asrori,Mohammad.2010.Psikologi
Remaja.Jakarta:PT Bumi Aksara
Diunduh Minggu, 16 desember 2012
pukul 07.10 WIB
Faust,Arbutnot.1971.Penyimpangan
Moral Remaja.Jakarta:Depdikbud
Hurlock , Elizabet B. 1978.
Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Yusuf , Syamsu LN. 2005. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Prasetiyo , Andi Yoga.2012. www.blogspot.com/karakteristik
-perkembangan-emosi-nilai.html
Muhammad,Abdul.2005Ilmu sosial
Dasar.Bandung:Citra Aditya Bakti
Melly,S.S.Rifai.1982.Tugas-tugas
Perkembangan dalam rangka Bimbingan dan Perawatan Anak.Bandung:Jurusan PPK IKIP
Bandung
Karso,dkk.1984.Psikologi
Perkembangan.Jakarta:Pusat Pengembanagan
Tertulis, Dekdikbud
Kohlberg ,J.1995. Tahap-tahap
Perkembangan Moral.Yogyakarta:Kanisius
http://cicihsumiati1994.blogspot.co.id/2012/12/perkembangan-moral-remaja.html Wantah,Ali.2011.pembentukan
Moral.Bandung:PT Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment