15 April 2020

MAKALAH SETRATEGI PENYAMPAIAN KONSEP GERAK & PEMANTAPAN PEMAHAMAN



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, karena dengan izin-Nya-lah semua usaha dan pekerjaan yang kita lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna. Dan tentunya dengan karunia-Nya jualah saya dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan untuk penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Dan terakhir penulis berharap, mudah- mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai sumber ilmu bagi yang membacanya dan dapat dijadikan bahan referensi. Apabila ada kesalahan penulisan saya mohon maaf dan saya ucapkan terima kasih.

                                                                              Lubuklinggau,    Maret 2020
                                                                              Penulis

                                                                             
                                                                              Kelompok 6



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................   ii
DAFTAR ISI..............................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................   1
A.   Latar Belakang...............................................................................   1
B.   Tujuan.............................................................................................   1
C.   Rumusan Masalah..........................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................   3
A.   Definisi keterampilan gerak...........................................................   3
B.   Ketentuan dalam belajar ketrampilan gerak...................................   4
1.    Prasyarat.................................................................................   4
2.    Kejelasan Ide Tugas................................................................   4
3.    Disposisi Atensi dan Motivasi Atas Keterampilan.................   5
4.    Umpan balik............................................................................   6
C.   Klasifikasi Ketrampilan Gerak.......................................................   7
1.    Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak..............................   7
2.    Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal.........................   7
3.    Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan.........................   8
D.   Pendekatan dalam mengajarkan keterampilan gerak.....................   8
1.    Pendekatan deduktif..............................................................   8
2.    Pendekatan induktif...............................................................   9
BAB III PENUTUP...................................................................................   10
A.   Simpulan........................................................................................   10
B.   Saran...............................................................................................   10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................   11
                       

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya belajar gerak merupakan suatu proses belajar  yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut,  perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi   terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh seseorang.  Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh  bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga   oleh faktor proses belajar gerak.
Di  sisi lain, pengaruh dari belajar gerak tampak pada perbedaan yang nyata dari tingkat keterampilan gerak seorang anak yang mendapatkan perlakukan pembelajaran gerak  intensif dengan yang tidak.  Pada kelompok anak yang mendapatkan perlakuan belajar gerak intensif menunjukkan kurva kenaikan progresif dan permanen.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan pembaca dalam bidang pembelajaran belajar dan pembelajaran khususnya yaitu mengenai keterampilan gerak. Adapun rincian yang ingin di capai dalam pembahasan makalah penulis adalah:
1.        Agar dapat memahami pengertian keterampilan gerak.
2.        Agar mengetahui ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak.
3.        Agar mengetahui klasifikasi keterampilan gerak.
4.        Agar mengetahui pendekatan yang tepat dalam mengajarkan keterampilan gerak.

C.  Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan keterampilan gerak?
2.    Apa saja ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak?
3.    Apa saja klasifikasi keterampilan gerak?
4.    Apa saja pendekatan dalam mengajarkan keterampilan gerak?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keterampilan Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.  Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktikkan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan.
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor kontrol yang melibatkan sistem syaraf, fisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia.  Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu.



B. Ketentuan Dalam Belajar Ketrampilan Gerak
1. Prasyarat
Ide awal dalam belajar dan pembelajaran siswa tentang suatu keterampilan gerak, mereka harus mempunyai prasyarat untuk belajar keterampilan tersebut. Prasyarat suatu keterampilan sering kali terkait dengan ketrampilan yang telah dikuasainya, yakni beberapa kemampuan atau keterampilan yang lebih mudah. Prasyarat itu juga sering mencakup keharusan dimilikinya kemampuan jasmani untuk melakukannya.
Prasyarat kemampuan jarang ditegaskan guru, dalam proses pembelajarannya guru tersebut menganalisis suatu keterampilan dan terlibat secara konsisten dalam upaya untuk menentukan mengapa siswa tidak dapat melakukan suatu keterampilan. Para siswa mungkin tidak bisa menangkap bola saat di udara. Karena mata mereka belum matang untuk keterampilan mengikuti jalan bola.
Para siswa yang belum dapat melakukan servis bola voli dan melewati atas net atau memutar pinggul pada bar dalam senam mungkin mereka belum mempunyai kekuatan fisik untuk melakukannya, sehingga keadaan tersebut hanya akan membuahkan frustrasi belaka, karena seseorang tidak memiliki kapabilitas untuk melakukan keterampilan. Para siswa harus dihindarkan berada dalam situasi dimana mereka akan gagal atau tidak bisa berhasil.

2. Kejelasan Ide Tugas
Apabila para siswa telah memiliki prasyarat, maka perhatian berikutnya yakni, apakah mereka telah memahami dengan jelas apa yang mereka sedang coba lakukan? Kebanyakan masalah belajar keterampilan terjadi karena siswa melakukan gerakan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak benar. Tubuh dapat melakukan suatu keterampilan, namun otaknya tidak memberikan arah/petunjuk yang benar. Sering kali arah/petunjuk (direction) ini disebut program gerak, atau rencana eksekutif bagi suatu ketrampilan. Program gerak merupakan representasi memori suatu pola gerakan yang hampir abstrak dan biasanya tidak melibatkan gerakan spesifik yang dioperasikan khusus oleh serangkaian otot dan anggota badan, namun suatu pola yang dapat memberikan generalisasi bermacam-macam respons. Sebagai contoh Anda mempunyai program untuk menulis yang biasanya Anda lakukan dengan tangan dan pensil misalnya atau namun bila Anda menulis nama Anda di pasir dengan kaki Anda akan tetap dapat membaca apa yang Anda tulis.
Program gerak adalah suatu ide penting karena sangat menekankan peran kognitif dalam ketrampilan gerak. Kebanyakan masalah belajar keterampilan gerak timbul dari masalah dalam program gerak siswa yang telah diberikan atau cara penafsiran program gerak. Pengajaran yang baik memudahkan akuisisi kecermatan program gerak.

3. Disposisi Atensi dan Motivasi Atas Keterampilan
Pada saat para siswa belajar keterampilan gerak, mereka harus aktif terlibat dalam proses belajar. Keterlibatan aktif dalam belajar bisa timbul manakala para siswa termotivasi untuk belajar. Biasanya motivasi melibatkan suatu disposisi untuk ikut serta dalam satu perilaku tertentu.
Motivasi adalah aspek penting dalam belajar karena belajar merupakan suatu proses aktif yang diupayakan agar terjadi belajar, maka seseorang harus aktif terlibat dalam prosesnya. Unsur kritis dalam belajar yaitu pemrosesan aktif oleh siswa hal yang dipelajarinya. Biarpun memungkinkan untuk merancang suatu situasi yang mendorong para siswa agar berproses aktif dalam kegiatannya tanpa ada motivasi tinggi untuk belajar suatu keterampilan, namun hal yang lebih mudah merancang situasi yang akan menghasilkan pemrosesan perilaku aktif bila siswa termotivasi untuk belajar.
Ide tentang pemrosesan aktif terkait langsung dengan aspek kognitif dari akuisisi keterampilan gerak. Rencana gerak dikembangkan dan diperhalus dengan pemrosesan aktif siswa terhadap apa yang sedang mereka coba lakukan. Guru yang sedang mencoba untuk memberikan petunjuk pada siswa tentang hal-hal penting dalam suatu keterampilan, agar memfokuskan atensi para siswa pada aspek-aspek kritisnya.
Guru merancang situasi latihan yang akan memberikan fasilitas bagi siswa untuk menyelesaikan apa yang sedang dilakukannya. Pengulangan latihan gerakan yang sama pada akhirnya memimpin siswa ke pemrosesan apa yang sedang mereka lakukan secara lebih singkat, yang mana mengurangi potensi pembelajaran. Motivasi dan memelihara atensi belajar siswa penting untuk menentukan keberhasilan. Banyaknya kegagalan yang dialami siswa sering menurunkan motivasi, atensi atas tugas, dan beberapa potensi belajar lainnya. Latihan setelah Anda mempelajari fakta kognitif, misalnya ibukota suatu negara. mungkin saja bila Anda mengharapkan fakta itu 10 kali terus menerus setiap hari, maka Anda akan bisa mengungkapkan lagi informasi itu dengan taraf akurasi 100%. Setelah Anda belajar bagaimana melakukan suatu tembakan bebas dalam bola basket dan Anda melakukan 10 tembakan selama 10 hari secara acak (tak beraturan), maka kemungkinannya Anda tidak akan bisa melakukan lagi keterampilan itu dengan taraf akurasi 100%. Akibat keterampilan gerak yang dipelajari sebagai program gerak lebih umum dan tidak khusus untuk sekelompok otot, maka Anda dapat lebih mudah menyesuaikan gerakan Anda dengan situasi yang berlainan, sama baiknya melakukan ketrampilan dengan bermacam-macam kelompok otot. Namun, karena program gerak tidak dipelajari dengan instruksi khusus bagi otot-otot tertentu, maka penampilan gerak manusia sangat tak konsisten dan berubah-ubah.
Latihan keterampilan gerak sangat penting untuk pengembangan dan penghalusan program gerak dan mengurangi variabilitasnya. Latihan itu harus dirancang agar memudahkan pemrosesan informasi dan memindahkan para siswa ke tahap otomatis belajar keterampilan gerak.

4. Umpan balik
Kebanyakan para teoretikus belajar sering menekankan peran penting umpan balik dalam belajar. Umpan balik adalah suatu informasi yang diterima siswa atas penampilannya. Umpan balik berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan hasil dan pengetahuan penampilan.
Pengetahuan hasil biasanya terkait dengan informasi tentang hasil gerakan, misalnya apakah bola masuk ke basket. Pengetahuan penampilan biasanya berupa informasi yang siswa terima atas pelaksanaan suatu gerakan, bagaimana perasaan/pikiran siswa atas suatu gerakan atau karakteristik bentuk suatu gerakan.
Siswa dapat memperoleh informasi tentang penampilannya secara internal dari informasi sensoris, seperti auditori, visual, atau kinestetik, atau melalui informasi eksternal yang siswa terima dari orang lain. Siswa bisa merasakan gerakan, melihat hasilnya atau mendengar dari sumber luar, seperti dari guru atau pengamat.

C. Klasifikasi Ketrampilan Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukan gerakan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerak berulang-ulang dengan kesadaran pikiran kebenaran tindaknya gerak yang dilakukan. Pengklasifikasian gerak bisa dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak
Keterampilan gerak bisa dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaan gerak, kecermatan pelaksanaan gerak bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot besar dan ada yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis otot-otot yang terlibat keterampilan gerak bisa dikategorikan menjadi dua yaitu:
a.       Keterampilan gerak agal (Gross motor kill) Ketrampilan gerak agal adalah gerakan yang di dalam pelaksananya melibatkan otot besar sebagai basis utama gerakan.
b.      Keterampilan gerak halus (Fine motor skill) Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang pelaksananya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan sebagai contoh menggambar, mewarnai dan menulis tegak bersambung.

2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal
Apabila diperlukan, gerak keterampilan ada yang dengan mudah bisa diketahui bagian awal dan akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang sukar untuk diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak bisa dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
a.       Keterampilan gerak diskrit (discrite motor skil) Keterampilan gerak diskrit yaitu ketrampilan gerak dimana dalam pelaksananya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir gerakan.
b.      Keterampilan gerak serial (Serial motor skill) Keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berkelanjutan.
c.       Keterampilan gerak kontinu (Continuous motor skill) Ketrampilan gerak yang tidak dengan mudah ditandai titik awal dan titik akhir dari gerakannya, biasanya dipengaruhi oleh si pelaku dan stimulus eksternal, dibanding dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri.

3.  Klasifikasi Berdasarkan Stabilitas Lingkungan
Di dalam melakukan suatu gerakan ketrampilan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan ketrampilan bisa dikategorikan menjadi dua yaitu :
a.         Keterampilan gerak tertutup (Closed skill)
Keterampilan dimana pelaksananya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah-ubah dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri, tidak adanya faktor luar yang turut mengarahkan gerakan.
b.        Keterampilan gerak terbuka (Open skill)
Keterampilan gerak dimana dalam pelaksananya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya, perubahan kondisi lingkungannya bisa bersifat temporal dan bersifat spesial.

D. Pendekatan Dalam Mengajarkan Keterampilan Gerak
Pendekatan yang sering digunakan dalam pengajaran keterampilan gerak adalah pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
1. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif, maksudnya adalah pendekatan dimana pengajaran selalu dimulai dari penjelasan dan peragaan mengenai teknik dasar baku yang akan dipelajari, lalu disusul dengan peniruan gerak dari siswa. Setelah proses peniruan gerakan, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan drill, pengulangan gerak, sampai kemudian terjadi gerakan yang otomatis. Pendekatan deduktif ini lebih terpaku pada guru, dan dalam proses belajar-mengajarnya lebih berpusat pada guru. Sebagai contoh dalam menerapkan pendekatan deduktif adalah apabila akan mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakannya tidak dipenggal-penggal, tetapi merupakan satu kesatuan gerakan yaitu gaya bebas. Sedangkan pendekatan induktif merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif.

2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif selalu dimulai dari gerakan yang lebih khusus dan secara bertahap menuju ke teknik yang sebenarnya. Yang diperkenalkan bukan teknik gerakan yang sebenarnya, tetapi merupakan aneka gerak yang kemudian secara lambat-laun akan menjadi landasan bagi teknik yang sebenarnya. Sebagai contoh dalam menerapkan pendekatan induktif adalah apabila akan mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakannya dipenggal-penggal, yaitu bagaimana gerakan kakinya, lalu tangannya, dan bagaimana cara pengambilan nafasnya. Apabila gerakan tersebut sudah dikuasai dengan benar, barulah siswa melakukan gerakan gaya bebas yang sebenarnya.




BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukan gerakan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerak berulang-ulang dengan kesadaran pikiran kebenaran tindaknya gerak yang dilakukan.
Ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak, yakni: Prasyarat, kejelasan ide tugas, atensi dan motivasi dan umpan balik. Prasyarat sering mencakup keharusan memiliki dalam kemampuan jasmani untuk melakukannya. Dimana anak-anak muda mungkin kemampuan atau hal- hal yang bersifat kematangannya seperti kekuatan atau kelenturan tubuhnya.
Pengajaran yang baik memudahkan akuisisi kecermatan program gerak. Sedangkan unsur kritis dalam belajar yaitu pemrosesan aktif oleh siswa tentang hal yang yang sedang dipelajari.. Pengulangan latihan gerakan yang sama pada akhirnya memimpin siswa ke pemrosesan apa yang sedang mereka lakukan secara lebih singkat.

B.  Saran
Untuk menjaga keharmonisan dalam pembelajaran keterampilan gerak, guru harus memahami ketentuan dan klasifikasi keterampilan gerak sehingga mengetahui pendekatan apa yang cocok untuk di gunakan.






DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Abror. (1998)Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Izzaty, Rita Eka. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Jansma, Paul. (1981). Special Physical Education. Ohaio: Charles E. Merrill Publising Co.
Juliantine, Titie. (2009). Strategi Belajar Mengajar Penjasorkes. Bandung: UPI.
Oxendine, Joseph. B. (1984). Pshychology of Motor Learning. Englewood New Jersey: Prentice Hall.
Roji. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Fajri, Noer. (2015). Tahap Belajar Ketrampilan Gerak. Di akses online (2018): 
 http://sportandfashion13.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tahap-belajar-gerak.html


No comments:

Post a Comment