KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam, atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah
dilimpahkan kepada kita semua, karena dengan izin-Nya-lah semua usaha dan
pekerjaan yang kita lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna. Dan
tentunya dengan karunia-Nya jualah saya dapat menyelesaikan penulisan Makalah
ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan
makalah ini saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan untuk penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Dan terakhir
penulis berharap, mudah- mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
sebagai sumber ilmu bagi yang membacanya dan dapat dijadikan bahan referensi.
Apabila ada kesalahan penulisan saya mohon maaf dan saya ucapkan terima kasih.
Lubuklinggau,
Maret 2020
Penulis
Kelompok
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................. 1
C. Rumusan
Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A. Definisi
keterampilan gerak........................................................... 3
B. Ketentuan
dalam belajar ketrampilan gerak................................... 4
1. Prasyarat................................................................................. 4
2. Kejelasan
Ide Tugas................................................................ 4
3. Disposisi
Atensi dan Motivasi Atas Keterampilan................. 5
4. Umpan
balik............................................................................ 6
C. Klasifikasi
Ketrampilan Gerak....................................................... 7
1. Klasifikasi
berdasarkan kecermatan gerak.............................. 7
2. Klasifikasi
berdasarkan perbedaan titik awal......................... 7
3. Klasifikasi
berdasarkan stabilitas lingkungan......................... 8
D. Pendekatan
dalam mengajarkan keterampilan gerak..................... 8
1. Pendekatan
deduktif.............................................................. 8
2. Pendekatan
induktif............................................................... 9
BAB III PENUTUP................................................................................... 10
A. Simpulan........................................................................................ 10
B. Saran............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya belajar gerak merupakan suatu proses
belajar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai
keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu,
Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian
asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah
kinerja keterampilan gerak tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan
indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh
seseorang. Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh bukan
hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan
juga oleh faktor proses belajar gerak.
Di sisi lain, pengaruh dari belajar gerak
tampak pada perbedaan yang nyata dari tingkat keterampilan gerak seorang anak
yang mendapatkan perlakukan pembelajaran gerak intensif dengan yang
tidak. Pada kelompok anak yang mendapatkan perlakuan belajar gerak
intensif menunjukkan kurva kenaikan progresif dan permanen.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan
pembaca dalam bidang pembelajaran belajar dan pembelajaran khususnya yaitu
mengenai keterampilan gerak. Adapun rincian yang ingin di capai dalam
pembahasan makalah penulis adalah:
1.
Agar dapat memahami
pengertian keterampilan gerak.
2.
Agar mengetahui
ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak.
3.
Agar mengetahui
klasifikasi keterampilan gerak.
4.
Agar mengetahui
pendekatan yang tepat dalam mengajarkan keterampilan gerak.
C. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan keterampilan gerak?
2.
Apa saja ketentuan
yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak?
3.
Apa saja klasifikasi
keterampilan gerak?
4.
Apa saja pendekatan
dalam mengajarkan keterampilan gerak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keterampilan Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang
mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman
gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang
pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari
pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan
gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan
keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan
keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan
mempraktikkan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian
penampilan.
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses
yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan
motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait
belajar gerak yakni motor kontrol yang melibatkan sistem syaraf, fisik dan
aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia. Dari latar belakang
tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar
tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana
dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif untuk
semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang akan
memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan
peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu
tugas tertentu.
B. Ketentuan
Dalam Belajar Ketrampilan Gerak
1. Prasyarat
Ide awal dalam belajar dan pembelajaran siswa tentang
suatu keterampilan gerak, mereka harus mempunyai prasyarat untuk belajar
keterampilan tersebut. Prasyarat suatu keterampilan sering kali terkait dengan
ketrampilan yang telah dikuasainya, yakni beberapa kemampuan atau keterampilan
yang lebih mudah. Prasyarat itu juga sering mencakup keharusan dimilikinya
kemampuan jasmani untuk melakukannya.
Prasyarat kemampuan jarang ditegaskan guru, dalam
proses pembelajarannya guru tersebut menganalisis suatu keterampilan dan
terlibat secara konsisten dalam upaya untuk menentukan mengapa siswa tidak
dapat melakukan suatu keterampilan. Para siswa mungkin tidak bisa menangkap bola
saat di udara. Karena mata mereka belum matang untuk keterampilan mengikuti
jalan bola.
Para siswa yang belum dapat melakukan servis bola voli
dan melewati atas net atau memutar pinggul pada bar dalam senam mungkin mereka
belum mempunyai kekuatan fisik untuk melakukannya, sehingga keadaan tersebut
hanya akan membuahkan frustrasi belaka, karena seseorang tidak memiliki
kapabilitas untuk melakukan keterampilan. Para siswa harus dihindarkan berada
dalam situasi dimana mereka akan gagal atau tidak bisa berhasil.
2. Kejelasan
Ide Tugas
Apabila para siswa telah memiliki prasyarat, maka
perhatian berikutnya yakni, apakah mereka telah memahami dengan jelas apa yang
mereka sedang coba lakukan? Kebanyakan masalah belajar keterampilan terjadi
karena siswa melakukan gerakan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak
benar. Tubuh dapat melakukan suatu keterampilan, namun otaknya tidak memberikan
arah/petunjuk yang benar. Sering kali arah/petunjuk (direction) ini disebut
program gerak, atau rencana eksekutif bagi suatu ketrampilan. Program gerak
merupakan representasi memori suatu pola gerakan yang hampir abstrak dan
biasanya tidak melibatkan gerakan spesifik yang dioperasikan khusus oleh
serangkaian otot dan anggota badan, namun suatu pola yang dapat memberikan generalisasi
bermacam-macam respons. Sebagai contoh Anda mempunyai program untuk menulis
yang biasanya Anda lakukan dengan tangan dan pensil misalnya atau namun bila
Anda menulis nama Anda di pasir dengan kaki Anda akan tetap dapat membaca apa
yang Anda tulis.
Program gerak adalah suatu ide penting karena sangat
menekankan peran kognitif dalam ketrampilan gerak. Kebanyakan masalah belajar
keterampilan gerak timbul dari masalah dalam program gerak siswa yang telah
diberikan atau cara penafsiran program gerak. Pengajaran yang baik memudahkan
akuisisi kecermatan program gerak.
3. Disposisi
Atensi dan Motivasi Atas Keterampilan
Pada saat para siswa belajar keterampilan gerak,
mereka harus aktif terlibat dalam proses belajar. Keterlibatan aktif dalam
belajar bisa timbul manakala para siswa termotivasi untuk belajar. Biasanya
motivasi melibatkan suatu disposisi untuk ikut serta dalam satu perilaku
tertentu.
Motivasi adalah aspek penting dalam belajar karena
belajar merupakan suatu proses aktif yang diupayakan agar terjadi belajar, maka
seseorang harus aktif terlibat dalam prosesnya. Unsur kritis dalam belajar
yaitu pemrosesan aktif oleh siswa hal yang dipelajarinya. Biarpun memungkinkan
untuk merancang suatu situasi yang mendorong para siswa agar berproses aktif
dalam kegiatannya tanpa ada motivasi tinggi untuk belajar suatu keterampilan,
namun hal yang lebih mudah merancang situasi yang akan menghasilkan pemrosesan
perilaku aktif bila siswa termotivasi untuk belajar.
Ide tentang pemrosesan aktif terkait langsung dengan aspek
kognitif dari akuisisi keterampilan gerak. Rencana gerak dikembangkan dan
diperhalus dengan pemrosesan aktif siswa terhadap apa yang sedang mereka coba
lakukan. Guru yang sedang mencoba untuk memberikan petunjuk pada siswa tentang
hal-hal penting dalam suatu keterampilan, agar memfokuskan atensi para siswa
pada aspek-aspek kritisnya.
Guru merancang situasi latihan yang akan memberikan
fasilitas bagi siswa untuk menyelesaikan apa yang sedang dilakukannya.
Pengulangan latihan gerakan yang sama pada akhirnya memimpin siswa ke
pemrosesan apa yang sedang mereka lakukan secara lebih singkat, yang mana
mengurangi potensi pembelajaran. Motivasi dan memelihara atensi belajar siswa
penting untuk menentukan keberhasilan. Banyaknya kegagalan yang dialami siswa
sering menurunkan motivasi, atensi atas tugas, dan beberapa potensi belajar
lainnya. Latihan setelah Anda mempelajari fakta kognitif, misalnya ibukota
suatu negara. mungkin saja bila Anda mengharapkan fakta itu 10 kali terus
menerus setiap hari, maka Anda akan bisa mengungkapkan lagi informasi itu
dengan taraf akurasi 100%. Setelah Anda belajar bagaimana melakukan suatu
tembakan bebas dalam bola basket dan Anda melakukan 10 tembakan selama 10 hari
secara acak (tak beraturan), maka kemungkinannya Anda tidak akan bisa melakukan
lagi keterampilan itu dengan taraf akurasi 100%. Akibat keterampilan gerak yang
dipelajari sebagai program gerak lebih umum dan tidak khusus untuk sekelompok
otot, maka Anda dapat lebih mudah menyesuaikan gerakan Anda dengan situasi yang
berlainan, sama baiknya melakukan ketrampilan dengan bermacam-macam kelompok
otot. Namun, karena program gerak tidak dipelajari dengan instruksi khusus bagi
otot-otot tertentu, maka penampilan gerak manusia sangat tak konsisten dan
berubah-ubah.
Latihan keterampilan gerak sangat penting untuk
pengembangan dan penghalusan program gerak dan mengurangi variabilitasnya.
Latihan itu harus dirancang agar memudahkan pemrosesan informasi dan
memindahkan para siswa ke tahap otomatis belajar keterampilan gerak.
4. Umpan
balik
Kebanyakan para teoretikus belajar sering menekankan
peran penting umpan balik dalam belajar. Umpan balik adalah suatu informasi
yang diterima siswa atas penampilannya. Umpan balik berfungsi untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan hasil dan pengetahuan penampilan.
Pengetahuan hasil biasanya terkait dengan informasi
tentang hasil gerakan, misalnya apakah bola masuk ke basket. Pengetahuan
penampilan biasanya berupa informasi yang siswa terima atas pelaksanaan suatu
gerakan, bagaimana perasaan/pikiran siswa atas suatu gerakan atau karakteristik
bentuk suatu gerakan.
Siswa
dapat memperoleh informasi tentang penampilannya secara internal dari informasi
sensoris, seperti auditori, visual, atau kinestetik, atau melalui informasi
eksternal yang siswa terima dari orang lain. Siswa bisa merasakan gerakan,
melihat hasilnya atau mendengar dari sumber luar, seperti dari guru atau
pengamat.
C. Klasifikasi Ketrampilan Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan
gerak secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari
kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukan gerakan. Keterampilan
gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan
melakukan gerak berulang-ulang dengan kesadaran pikiran kebenaran tindaknya
gerak yang dilakukan. Pengklasifikasian gerak bisa dibuat berdasarkan beberapa
sudut pandang yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi
berdasarkan kecermatan gerak
Keterampilan gerak bisa dikaji berdasarkan kecermatan
pelaksanaan gerak, kecermatan pelaksanaan gerak bisa ditentukan antara lain
oleh jenis otot-otot besar dan ada yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan
kecermatan gerakan atau jenis otot-otot yang terlibat keterampilan gerak bisa
dikategorikan menjadi dua yaitu:
a. Keterampilan gerak agal (Gross motor kill) Ketrampilan
gerak agal adalah gerakan yang di dalam pelaksananya melibatkan otot besar
sebagai basis utama gerakan.
b. Keterampilan gerak halus (Fine motor skill)
Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang pelaksananya melibatkan otot-otot
halus sebagai basis utama gerakan sebagai contoh menggambar, mewarnai dan
menulis tegak bersambung.
2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal
Apabila
diperlukan, gerak keterampilan ada yang dengan mudah bisa diketahui bagian awal
dan akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang sukar untuk diketahui. Dengan
karakteristik seperti itu, keterampilan gerak bisa dibagi menjadi tiga kategori
yaitu :
a.
Keterampilan gerak
diskrit (discrite motor skil) Keterampilan gerak diskrit yaitu ketrampilan gerak
dimana dalam pelaksananya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik
akhir gerakan.
b.
Keterampilan gerak
serial (Serial motor skill) Keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa
kali secara berkelanjutan.
c.
Keterampilan gerak
kontinu (Continuous motor skill) Ketrampilan gerak yang tidak dengan mudah
ditandai titik awal dan titik akhir dari gerakannya, biasanya dipengaruhi oleh
si pelaku dan stimulus eksternal, dibanding dengan pengaruh bentuk gerakannya
sendiri.
3. Klasifikasi Berdasarkan Stabilitas
Lingkungan
Di dalam melakukan suatu gerakan ketrampilan ada
kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya
berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan
ketrampilan bisa dikategorikan menjadi dua yaitu :
a.
Keterampilan gerak
tertutup (Closed skill)
Keterampilan dimana
pelaksananya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah-ubah dan
stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri, tidak adanya
faktor luar yang turut mengarahkan gerakan.
b.
Keterampilan gerak
terbuka (Open skill)
Keterampilan gerak
dimana dalam pelaksananya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan
pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya,
perubahan kondisi lingkungannya bisa bersifat temporal dan bersifat spesial.
D. Pendekatan Dalam Mengajarkan Keterampilan Gerak
Pendekatan yang sering digunakan dalam pengajaran
keterampilan gerak adalah pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
1. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif, maksudnya adalah pendekatan
dimana pengajaran selalu dimulai dari penjelasan dan peragaan mengenai teknik
dasar baku yang akan dipelajari, lalu disusul dengan peniruan gerak dari siswa.
Setelah proses peniruan gerakan, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan
drill, pengulangan gerak, sampai kemudian terjadi gerakan yang otomatis.
Pendekatan deduktif ini lebih terpaku pada guru, dan dalam proses
belajar-mengajarnya lebih berpusat pada guru. Sebagai contoh dalam menerapkan
pendekatan deduktif adalah apabila akan mengajarkan renang gaya bebas, maka
gerakannya tidak dipenggal-penggal, tetapi merupakan satu kesatuan gerakan
yaitu gaya bebas. Sedangkan pendekatan induktif merupakan kebalikan dari
pendekatan deduktif.
2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif selalu dimulai dari gerakan yang
lebih khusus dan secara bertahap menuju ke teknik yang sebenarnya. Yang
diperkenalkan bukan teknik gerakan yang sebenarnya, tetapi merupakan aneka
gerak yang kemudian secara lambat-laun akan menjadi landasan bagi teknik yang
sebenarnya. Sebagai contoh dalam menerapkan pendekatan induktif adalah apabila
akan mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakannya dipenggal-penggal, yaitu
bagaimana gerakan kakinya, lalu tangannya, dan bagaimana cara pengambilan nafasnya.
Apabila gerakan tersebut sudah dikuasai dengan benar, barulah siswa melakukan
gerakan gaya bebas yang sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan
gerak secara efektif dan efisien. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari
kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam melakukan gerakan. Keterampilan
gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan
melakukan gerak berulang-ulang dengan kesadaran pikiran kebenaran tindaknya
gerak yang dilakukan.
Ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar
ketrampilan gerak, yakni: Prasyarat, kejelasan ide tugas, atensi dan motivasi
dan umpan balik. Prasyarat sering mencakup keharusan memiliki dalam kemampuan
jasmani untuk melakukannya. Dimana anak-anak muda mungkin kemampuan atau hal-
hal yang bersifat kematangannya seperti kekuatan atau kelenturan tubuhnya.
Pengajaran
yang baik memudahkan akuisisi kecermatan program gerak. Sedangkan unsur kritis
dalam belajar yaitu pemrosesan aktif oleh siswa tentang hal yang yang sedang
dipelajari.. Pengulangan latihan gerakan yang sama pada akhirnya memimpin
siswa ke pemrosesan apa yang sedang mereka lakukan secara lebih singkat.
B. Saran
Untuk menjaga keharmonisan dalam pembelajaran
keterampilan gerak, guru harus memahami ketentuan dan klasifikasi keterampilan
gerak sehingga mengetahui pendekatan apa yang cocok untuk di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman
Abror. (1998). Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Izzaty, Rita Eka. (2008). Perkembangan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Jansma, Paul.
(1981). Special Physical Education. Ohaio: Charles E. Merrill
Publising Co.
Juliantine, Titie. (2009). Strategi
Belajar Mengajar Penjasorkes. Bandung: UPI.
Oxendine, Joseph. B.
(1984). Pshychology of Motor Learning. Englewood New Jersey:
Prentice Hall.
Roji. (2007). Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Fajri, Noer. (2015). Tahap Belajar Ketrampilan
Gerak. Di akses online (2018):
http://sportandfashion13.blogspot.co.id/2015/02/makalah-tahap-belajar-gerak.html
No comments:
Post a Comment