Batik Palembang Motif
Songket
Proses pembuatannya batik
Palembang sedikit berbeda dengan pembuatan batik di Jawa pada umumnya. Kalau di
Jawa kain yang akan dibatik cukup disampirkan kemudian dibatik tetapi kalau
Batik Palembang kainnya dibentangkan dengan kencang baru kemudian dibatik.
Secara umum batik Palembang dibuat dengan dua cara, dicap dan ditulis, sama
dengan teknik membatik pada umumnya. Namun saat ini juga dikembangkan batik
dengan teknik printing.Batik Palembang menggunakan bahan sutra, organdi,
jumputan, katun, dan blongsong.Untuk pewarnaan menggunakan warna cerah khas
Melayu, seperti merah, kuning dan hijau terang.
Fungsi
A Motif bunga mawar dalam
desain kain songket memiliki arti perlambangan sebagai penawar malapetaka.Jenis
kain songket yang memiliki motif bunga mawar biasanya dipakai sebagai
kelengkapan upacara cukur rambut bayi sebagai selimut dan kain gendongannya.
Motif bunga mawar pada kain songket digunakan dengan harapan kehidupan si anak
yang akan datang selalu terhindar dari bahaya dan selalu dalam lindungan Tuhan
Yang Maha Esa.
B Motif
bungatanjung melambangkan keramah tamahan sebagai nyonya rumah juga
sebagai lambang ucapan selamat datang kepada siapa saja.Kain songket yang
mempunyai motif bunga tanjung biasa digunakan oleh nyonya rumah untuk menyambut
tamu.
C Motif bunga melati dalam
desain kain songket melambangkan sopan santun, keanggungan dan kesucian.Kain
songket yang memiliki motif bunga melati biasanya digunakan oleh gadis-gadis
dalam lingkup kerajaan yang belum menikah karena motif bunga melati
menggambarkan kesucian.
D Motif pucuk rebung
melambangkan harapan baik sebab bambumerupakan pohon yang tidak mudah
rebah oleh tiupan angin kencang sekalipun. Motif pucuk rebung selalu ada dalam
setiap kain songket sebagai kepala kain atau tumpal kain tersebut. Penggunaan
motif pucuk rebung pada kain songket dimaksudkan agar si pemakai selalu
mempunyai keberuntungan dan harapan baik dalam setiap langkah hidup.
Sejarah Batik Semarang dan Penjelasannya
Asal muasal berkembangnya batik
Semarang tersebar ke seluruh Indonesia, berasal dari seorang menantu Sri Sultan
Hamengkubuwono III yang berketurunan China bernama Tan Siauw Liem.Menantu
keturunan China ini menikah dengan RA.Dinartiningsih yang kemudian mewarisi
ilmu untuk membatik dan berkembang menjadi sebuah perusahaan pembuat batik yang
pada akhirnya diwariskan oleh putrinya yang bernama R. Sri Murdijanti. Kemudian
pada tahun 1942 sampai 1945 ketika perusahan batik Semarang ini maju, akhirnya
di porak-porandakan oleh tentara Jepang pada masa tersebut. Dari beberapa
referensi sejarah Semarang, ternyata kehancuran sentra batik di Semarang ini
terjadi dua kali ketika pemerintah Belanda diserang oleh tentara Jepang dan
ketika terjadi pertempuran lima hari masyarakat Semarang dengan tentara Jepang.
Sejarah batik Semarang yang singkat tersebut tentunya jika kita perhatikan, hal
tersebut menjadi sebuah tolak ukur yang mencerminkan karakteristik yang khas
batik dari Semarang ini.
Motif
Batik Semarang
Batik Semarang
Motif batik Semarang sangatlah natural, berasal dari ide kreatifitas
yang terlahir dari para pengrajinnya. Tentunya pengrajin tersebut memiliki
kebudayaan yang kental dengan ciri khas budaya Semarang, oleh karena itu motif
yang sering ditampilkan dari batik Semarang yaitu beberapa gambar rumah adat
istiadat, mesjid, tanaman, binatang, dan beberapa relief khas dari kota
Semarang. Untuk pembakuan sebuah motif atau corak di Semarang belum
direalisasikan layaknya kota Solo, Jogja, dan beberapa kota lainnya yang
membuat batik dengan peresmian corak yang khas dari masing-masing kota. Hal
tersebut menjadikan sebuah hal positif atau negatif bagi para pecinta batik
tentunya, positifnya adalah bagi Anda yang menyukai corak natural yang memang
murni dari ide kreatifitas pengrajin batik hal itu akan menghasilkan kesan yang
indah. Akan tetapi, sebagian ada yang kurang menyukainya karena belum terlihat
sebuah kesan cirikhas yang mencerminkan batik budaya yang berasal dari
Semarang. Walaupun sebenarnya, dengan belum adanya sebuah pembakuan dari
pemerintah setempat akan corak dan cirikhas batiknya, secara otomatis cirikhas
tersebut sudah timbul dan memberikan kesan yang tersendiri bagi yang
memperhatikannya.
Ciri
khas batik Semarang
Ciri khas batik Semarang sangatlah
unik, terdapat beberapa keunikan jika dilihat dari segi warna dan corak, yakni
sebagai berikut:
- Warna yang dihasilkan mencerminkan sebuah perpaduan
kebudayaan yang berasal dari budaya China, Indonesia, dan Belanda. Warna
yang biasa mereka tampilkan adalah kesan warna cerah seperti budaya China
yang pada umumnya menyukai warna cerah. Kemudian kadang kalanya warna
merah maroon sering ditampilkan hal tersebut berasal dari kebudayaan
Belanda yang sering menggunakan dominasi warna tersebut.
- Sejarah dari tanaman, binatang, dan beberapa cirikhas
kota Semarang menjadikan sebuah corak yang unik dan hal itulah yang memang
sangat mencerminkan sekali batik dari Semarang.
- Beberapa cerita legenda kebudayaan Semarang pun sering
ditampilkan berupa gambaran sederhana, sehingga kesan cerita tersebut
sangat menonjolkan arti dari Semarang itu sendiri.
Solo merupakan daerah kerajaan
dengan segala tradisi dan adat istiadatnya selain itu Solo bisa dikatakan
sebagai salah satu kota dengan motif batik yang beraneka ragam. Laweyan
merupakan daerah dimana banyak sekali perajin batik berasal.Batik sudah menjadi
darah daging bagi mereka, dan biasanya diturunkan dari leluhurnya.
Motif batik yang diciptakan
pun beranega ragam, dengan harapan dapat membawa kebaikan bagi pemakainya.
Motif batik solo yang dikenal antara lain :
- Parang Rusak Barong, Kawung dan Sawat. Motif
batik ini dianggap sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya.
- Slobog. Slobog berarti longgar/besar. Batik ini
biasa dipakai untuk melayat. Dan makna yang terkandung di dalam motif
batik ini agar arwah seseorang yang meninggal tidak mendapat halangan dan
dapat diterima kebaikannya.
- Sidomukti. Batik ini biasanya berhubungan dengan
pengantin. Umumnya motif bati ini dipakai untuk acara pernikahan. Dari
artinya sendiri sido yaitu terus menerus dan mukti berarti bercukupan.
Maksudnya agar yang memakainya dapat hidup bahagia dengan rejeki yang
senantiasa tercukupi.
- Truntum. Masih berhubungan dengan pernikahan,
motif batik ini biasa dipakai oleh orang tua pengantin. Truntum sendiri
berarti menuntun, jadi dimaksudkan agar dalam sebuah pernikahan orang tua
selalu menuntun anaknya dalam mengarungi hidup baru sehingga kelak menjadi
keluarga yang sakinah.
- Satrio Manah. Batik ini biasa dipakai oleh wali
pengantin pria pada saat prosesi lamaran/meminang. Makna dari motif batik
ini supaya lamaran dapat diterima oleh pihak calon pengantin wanita
beserta keluarganya.
- Semen Rante. Dalam proses lamaran jika wali
pengantin pria memakai motif Satrio Manah maka untuk pihak pengantin
wanita memakai batik Semen Rante. Rantai sendiri menyiratkan sebuah ikatan
yang kokoh, jadi harapannya bila lamarannya diterima pihak pengantin
wanita menginginkan sebuah ikatan yang kuat dan kokoh sehingga tidak dapat
dipisahkan.
- Parang Kusumo. Batik ini dipakai oleh pengantin
wanita pada saat upacara tukar cincin. Kusumo berarti bunga yang sedang
mekar. Hakikatnya pengantin wanita sudah siaplahir maupun bathinÂ
menikah.
- Pamiluto. Dikenakan oleh ibu dari pihak mempelai
wanita pada saat acara tukar cincin. Motif batik ini member arti agar
ikatan pernikahan tidak dapat dipisahkan seperti mimin lan mintuno.
Pamiluto berasal dari kata pulut.
- Ceplok Kasatriyan. Dipakai sebagai kain dalam
upacara kirab pengantin sebelum kedua mempelai duduk di kursi pengantin.
- Semen gendong. Motif batik ini dikenakan setelah
selesai upacara pernikahan dengan harapan segera mendapatkan keturunan
yang soleh dan solehah.
- Bondet. Berasal dari kata bundet. Dipakai oleh
pengantin wanita pada saat malam pertama.
No comments:
Post a Comment