4 February 2017

Makalah : Tentang Tafsir Al Qur'an



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al Qur`an juga menjadi penjelasan (bayyinaat), dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda (furqaan)-antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al Qur`an tersebut.

Kemampuan setiap orang dalam memahami lafald dan ungkapan Al Qur’an tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian gemilang dan ayat-ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini adalah suatu hal yang tidak dipertentangan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-makna yang zahir dan pengertian ayat-ayatnya secara global, sedangkan kalangan cendekiawan dan terpelajar akan dapat mengumpulkan beberapa makna. Dan diantara cendikiawan kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman. maka tidaklah mengherangkan jika Al-Qur’an melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata-kata garib (aneh-ganjil) atau mentakwil tarkib (susunan kalimat) dan menterjemahkannya kedalam bahasa yang mudah dipahami.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pada makalah ini dapat merumuskan Rumusan Masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian tafsir?
2. Sebutkan perbedaan tafsir, ta’wil, dan terjemah?
3. Sebutkan corak dan pendekatan tafsir?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka Tujuan Pembahasn yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami pengertian tafsir.
2. Mengetahui dan memahami perbedaan tafsir, ta’wil, dan terjemah.
3. Dapat menyebutkan corak dan pendekatan tafsir



BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN TAFSIR
Kata tafsir diambil dari bahasa arab yaitu fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan atau uraian. Tafsir secara bahasa mengikuti wazan “taf’il”, berasal dari akar kata al-fasr yang berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak. Kata “al-fasr” berarti menyingkap sesuatu yang tertutup, sedang kata “at-tafsir” berarti menyingkapkan maksud sesuatu lafaz yang musykil. Pengertian tafsir dengan makna di atas, sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Furqan :
“Tidakkah orang-orang kafir itu datang kepadamu (sesuatu) yang ganjil melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”. (QS. 25 : 33)
Menurut Abu Hayyan, tafsir, secara terminologis merupakan ilmu yang membahas tentang metode mengucapkan lafazh-lafazh al Qur`an, petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya, baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun dari makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun dari hal-hal yang melengkapinya.
Menurut As Zarkasyy “Tafsir itu, ialah menerangkan makna-makna Al Qur-an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya.
Dalam kitab Al-Burhan fi Ulumil Qur’an tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, dan menjelaskan makna-maknanya, mengeluarkan hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya, menguraikan dari segi bahasa, nahwu, shorof, ilmu bayan, ushul fiqh dan imu qiraat, untuk mengetahui sebab-sebab turunya ayat dan nasikh mansukh.
Menurut istilah, pengertian tafsir adalah ilmu yang memepelajari kandungan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW, berikut prnjelasan maknanya, serta pengambilan hukum serta hikmah-hikmahnya. Sebagian ahli tafsir mengemukakan bahwa tafsir adalah ilmu yang memebahas Al-Qur’anul Karim dari segi pengertaiannya terhadap maksud Allah sesuai dengan kemampuan manusia.



B. KEBESARAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT.
1. TAFSIR SURAT AN NAHL : 65-70
وَاللّهُ أَنزَلَ مِنَ الۡسَّمَاء مَاء فَأَحۡيَا بِهِ الأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوۡمٍ يَسۡمَعُونَ (65)
Dan Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Dia menghidupkan dengan air hujan itu akan bumi sesudah matinya; sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat satu tanda (yang membuktikan kebijaksanaan Allah) bagi kaum yang mendengar (peringatan ini dan memahaminya).
وَإِنَّ لَكُمۡ فِي الأَنۡعَامِ لَعِبۡرَةً نُّسۡقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيۡنِ فَرۡثٍ وَدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَآئِغًا لِلشَّارِبِينَ (66)
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu, kamu beroleh pelajaran yang mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada kamu daripada apa yang terbit dari dalam perutnya, yang lahir dari antara hampas makanan dengan darah; (iaitu) susu yang bersih, yang mudah diminum, lagi sedap rasanya bagi orang-orang yang meminumnya.
وَمِن ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأَعۡنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنۡهُ سَكَرًا وَرِزۡقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوۡمٍ يَعۡقِلُونَ (67)
Dan dari buah tamar (kurma) dan anggur kamu jadikan daripadanya minuman haram dan makanan serta minuman yang halal; sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat satu tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mahu menggunakan akalnya.
وَأَوۡحَي رَبُّكَ إِلَي النَّحۡلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الۡجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ (68)
Dan Tuhanmu memberi ilham kepada lebah: Hendaklah engkau membuat sarangmu di gunung-gunung dan di pokok-pokok kayu dan juga di bangunan-bangunan yang didirikan oleh manusia.
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسۡلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخۡرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوۡمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (70)
Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Kemudian makanlah dari segala jenis bunga-bungaan dan buah-buahan (yang engkau sukai), serta turutlah jalan-jalan peraturan Tuhanmu yang diilhamkan dan dimudahkannya kepadamu. (Dengan itu) akan keluarlah dari dalam badannya minuman (madu) yang berlainan warnanya, yang mengandungi penawar bagi manusia (dari berbagai-bagai penyakit). Sesungguhnya pada yang demikian itu, ada tanda (yang membuktikan kemurahan Allah) bagi orang-orang yang mahu berfikir .
Allah SWT yang telah menurunkan air hujan dari langit. Manfaat air hujan tersebut adalah menghidupkan bumi dan makhluk hidup yang ada di bumi seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Air susu beberapa hewan ternak seperti kambing, sapi dan keledai merupakan air susu yang bersih dan halal. Allah SWT telah menjadikannya sebagai minuman yang lezat dan banyak manfaatnya bagi umat manusia.
Pada air hujan dan air susu hewan ternak itu terdapat tambahan bukti bagi orang-orang beriman kepada kebenaran dinul Islam tentang adanya Allah SWT serta segala sifat-Nya yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana dan Maha Besar.
Diantara buah-buahan yang telah diciptakan oleh Allah SWT ialah anggur dan kurma. Dari anggur dan kurma manusia dapat membuat sakar, yaitu minuman yang memabukkan (khamar) yang hukumnya haram. Dari anggur dan kurma, manusia dapat membuatnya makanan yang halal, baik dan bermanfaat seperti cuka dan selai anggur.
Allah SWT menurunkan wahyu kepada lebah yaitu berupa ilham sehingga lebah-lebah bertabiat sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT . lalu lebah yang menghasilkan banyak manfaat khususnya obat berbagai macam penyakit.
Allah SWT menciptakan manusia dari tiada menjadi ada. Kemudian mematikan manusia dengan bermacam-macam cara dan bilangan usia yang berbeda-beda. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu termasuk rahasia ciptaan-Nya.
Kesimpulan dan kandungan surah An nahl Ayat 65-69
kesimpulan:
  1. Air hujan yang turun dari langit, sebenarnya ALLOH SWT lah yang telah menurunkannya. manfaat air hujan tersebut adalah untuk menghidupkan bumi dan mahluk hidup yang ada dibumi seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
  2. Air susu beberapa hewan ternak seperti kambing,sapi dan keledai merupakan air susu yang bersih dan halal. Allah SWT telah menjadikannya sebagai minuman yang lezat dan banyak manfaatnya bagi umat manusia.
  3. Pada air hujan dan air susu hewan ternak itu terdapat tambahan bukti bagi orang-orang yang beriman kepada kebenaran dinul islam tentang adanya ALLOH SWT serta segala sifat-NYA yang maha Semurna, seperti maha pengasih, maha penyanyang,Maha Kuasa, maha Adil, dan Maha Bijaksana.
  4. Diantara buah-buahan yang telah diciptakan oleh ALLOH SWT ialah anggur dan kurma. Dari anggur dan kurma manusia dapat membuat sakar yaitu minuman yang memabukkan (khamar) yang hukumnya haram. juga dari anggur,kurma manusia juga dapat membuatnya makanan yang halal,baik,dan bermanfaat seperti cuka dan sale anggur.
  5. ALLOH SWT menurunkan wahyu kepda lebah yaitu berupa ilham sehingga dengan ilham tersebut lebah bertabiat sesuai dengan ketentuan-ketentuan ALLOH. misalnya ,bersarang dibukit-bukit,dipohon-pohon dan ditempat -tempat yang dibuat manusia serta memiliki kemampuan untuk mengumpulkan sari makanan dari berbagai macam buah-buahan, lalu diolahnya menjadi madu yang bermacam-macam warna dan banyak manfaatnya khususnya obat berbagai macam penyakit.
  6. dalah buah kurma,anggur serta hewan lebah terdapat tambahan bukti tentang ALLOH SWT, pencipta alam semesta beserta isinya, bahwa ALLOH bersifat dengan segala sifat-sifat kesempurnaan dan bersih dari segala sifat kekurangan. Bukankah tidak seorangpun manusia didunia ini yang mampu menciptakan buah kurma dan anggur serta hewan lebah, yang manfaatnya banyak bagi umat manusia??
Kandungannya;
    • Allah SWT menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya untuk menghidupkan bumi dan mahluk hidup yang ada didalamnya.
    • Alloh SWT menciptakan hewan adalah untuk kepentingan manusia. hewan yang bisa menghasilkan susu, dan madu.
    • Alloh SWT menciptakan segala jenis buah-buahan seperti madu,anggur buat dijadikan manusia sebagai makanan dan minuman. ada yang menjadikannya pula sebagai jenis makanan haram dan minuman haram yang biasa mendatangkan bencana bagai penikmatnya. Naudzu billahi,,
    • Allah menciptakan berbagai jenis serangga seperti lebah. dari lebah ini manusia dapat mengambil i’tibar(pelajaran)
    • Pada air hujan, hewan ternak yang menghasilkan susu, buah kurma dan anggur serta lebah yang mendatangkan manfaat yang banyak, terdapat tanda-tanda wujud kesempurnaan ALLOH serta sifat-sifatnya Yang Maha Sempurna..


Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 164

 [Dalam pergantinya siang dan malam, adalah salah satu bukti kekuasaan Allah Swt.]
tulisan arab surat albaqarah ayat 164
inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari waalfulki allatii tajrii fii albahri bimaa yanfa’u alnnaasa wamaa anzala allaahu mina alssamaa-i min maa-in fa-ahyaa bihi al-ardha ba’da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin watashriifi alrriyaahi waalssahaabi almusakhkhari bayna alssamaa-i waal-ardhi laaayaatin liqawmin ya’qiluuna
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
* * *
Ayat ini menerangkan tentang, bukti kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’alla. dan memang banyak sekali bukti atas kekuasaan Allah Swt, yang salah satunya adalah silih bergantinya siang dan malam.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 190-191)
Dalam Tafsir Jalalain diterangkan bahwa di dalam penciptaan langit dan bumi serta segala keajaiban yang ada pada keduanya dan berbagai perbedaan siang dan malam dari segi datang dan perginya maupun dari segi lebih dan kurang temponya, semua itu merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT bagi Ulil Albab, yakni orang-orang yang punya akal. Ulil Albab adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Artinya ingat dan menyebut-nyebut Allah dalam setiap keadaan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa juga disebut Ulil Albab adalah orang-orang yang melaksanakan sholat sesuai dengan kemampuan.
Dan Ulil Albab adalah orang-orang yang berfikir tentang penciptaan langit dan bumi untuk mendapatkan bukti atas kekuasaan pembuatnya. Lalu mereka berkata Rabbana, ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ciptaan yang kami lihat itu sebagai perkara yang sia-sia. Justru kami melihatnya sebagai bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, Engkau suci dari segala kesia-siaan.
Dalam Tafsir Ibnu Abbas diterangkan bahwa Allah SWT dalam ayat di atas menerangkan tanda kekuasaan-Nya kepada kaum kafir Makkah karena sebelumnya mereka telah meminta bukti kepada Nabi Muhammad saw. atas apa yang beliau katakan. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya di dalam penciptaan langit, artinya sesungguhnya di dalam apa yang diciptakan oleh Allah SWT di langit berupa para malaikat, matahari, bulan, dan bintang-bintang, serta awan; dalam penciptaan bumi, artinya penciptaan bumi dan apa yang diciptakan di bumi seperti gunung-gunung, lautan, tanaman, dan hewan; dalam perbedaan siang dan malam yaitu dalam pergantian siang dan malam; semua itu benar-benar merupakan bukti-bukti keesaan Allah SWT bagi Ulil Albaab, yakni orang-orang yang punya akal. Lalu Allah memberikan sifat kepada Ulil Albab, yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan melaksanakan sholat secara berdiri –jika dia mampu, dengan cara duduk –jika tidak mampu berdiri, dan dengan cara berbaring – jika tidak mampu berdiri maupun duduk. Dan ulil Albab itu selalu berfikir tentang keajaiban penciptaan langit dan bumi lalu berkata Ya Rabbana, Wahai Tuhan kami, tidaklah yang Engkau ciptakan itu sia-sia. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, mereka mensucikan Allah, maka bebaskanlah kami dari adzab neraka. Tolaklah dari kami adzab neraka.
Dalam Tafsir Al Qurthuby dijelaskan bahwa dalam penghujung surat Ali Imran ini Allah SWT memerintahkan untuk memperhatikan dan mencari bukti-bukti dalam tanda-tanda kekuasaan-Nya agar keimanan umat ini bersandar kepada bukti yang meyakinkan atas kebenaran dan kekuasaan Allah SWT. Bukan keimanan yang dibangun dengan taqlid semata. Ulil Albab adalah orang-orang yang menggunakan akal untuk memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT. Al Qurthuby mengutip hadits riwayat Aisyah r.a. yang berkata: Ketika turun ayat ini kepada Nabi saw. beliau bangun untuk shalat. Pagi itu Bilal datang untuk mengumandangkan adzan maka Bilal melihat beliau saw sedang menangis. Bilal bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang akan datang! Maka Rasulullah saw. bersabda: “Hai Bilal, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur? Sungguh Allah telah turunkan pada malam ini ayat : inna fi khalqis samaawaati wal ardli wakhtilafil laili wan nahaar la aayatil liulil albaab. Kemudian beliau saw bersabda: Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak berfikir merenungkannya!” Disunnahkan setiap bangun malam memulai dengan membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran (ayat 190-200) sebagai ittiba’ kepada Rasulullah saw.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penciptaan dunia ini selama 6 hari dan hari yang dimaksudkan adalah satuan hari seperti yang kita alami sekarang ini merupakan kesimpulan yang bertentangan dengan pengetahuan yang telah kita ketahui. Karena kita telah mengetahui bahwa telah milyaran tahun lamanya bumi dan langit menjadi keadaan seperti yang kita saksikan dan kita huni sekarang ini.
Risalah berasal dari bahasa arab yaitu arsala, yursilu, risalah yang artinya Utus. Dalam konteks ini, yang mengutus adalah Allah SWT dan utusannya adalah Nabi Muhammad. Beliau ditugaskan untuk menyebarkan ajaran yang hanya menyembah satu Tuhan, yaitu Allah. Bentuk ajarannya adalah Islam yang selalu diartikan dengan selamat, karena berasal dari kata salamah.
Allah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syari’at dari tiap Rasul berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas yang sama. Beberapa diantara tugas tersebut adalah:
o   Menyampaikan risalah Allah ta’ala dan wahyu-Nya.
o   Memberikan kabar gembira dan memperingatkan manusia dari segala       kejelekan.
o   Memperbaiki jiwa dan mensucikannya.
o   Meluruskan pemikiran dan aqidah yang menyimpang.
o   Menegakkan hujjah atas manusia.


No comments:

Post a Comment