BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al Qur`an
juga menjadi penjelasan (bayyinaat), dari petunjuk tersebut sehingga kemudian
mampu menjadi pembeda (furqaan)-antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah
manusia mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik
dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk
al Qur`an tersebut.
Kemampuan setiap orang dalam memahami lafald dan ungkapan Al
Qur’an tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian gemilang dan
ayat-ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini
adalah suatu hal yang tidak dipertentangan lagi. Kalangan awam hanya dapat
memahami makna-makna yang zahir dan pengertian ayat-ayatnya secara global,
sedangkan kalangan cendekiawan dan terpelajar akan dapat mengumpulkan beberapa makna.
Dan diantara cendikiawan kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat
pemahaman. maka tidaklah mengherangkan jika Al-Qur’an melalui pengkajian
intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata-kata garib (aneh-ganjil) atau
mentakwil tarkib (susunan kalimat) dan menterjemahkannya kedalam bahasa yang
mudah dipahami.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pada makalah
ini dapat merumuskan Rumusan Masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian tafsir?
2.
Sebutkan perbedaan tafsir, ta’wil, dan terjemah?
3.
Sebutkan corak dan pendekatan tafsir?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka Tujuan Pembahasn
yang ingin dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan memahami pengertian tafsir.
2.
Mengetahui dan memahami perbedaan tafsir, ta’wil, dan terjemah.
3.
Dapat menyebutkan corak dan pendekatan tafsir
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAFSIR
Kata tafsir diambil dari bahasa arab yaitu
fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan atau uraian. Tafsir secara
bahasa mengikuti wazan “taf’il”, berasal dari akar kata al-fasr yang berarti
menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak.
Kata “al-fasr” berarti menyingkap sesuatu yang tertutup, sedang kata
“at-tafsir” berarti menyingkapkan maksud sesuatu lafaz yang musykil. Pengertian
tafsir dengan makna di atas, sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Furqan :
“Tidakkah orang-orang kafir itu datang kepadamu (sesuatu)
yang ganjil melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya”. (QS. 25 : 33)
Menurut Abu Hayyan, tafsir, secara terminologis merupakan
ilmu yang membahas tentang metode mengucapkan lafazh-lafazh al Qur`an,
petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya, baik ketika berdiri sendiri maupun ketika
tersusun dari makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun dari
hal-hal yang melengkapinya.
Menurut As Zarkasyy “Tafsir itu, ialah menerangkan
makna-makna Al Qur-an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya.
Dalam kitab Al-Burhan fi Ulumil Qur’an tafsir adalah ilmu
untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, dan menjelaskan
makna-maknanya, mengeluarkan hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya, menguraikan dari
segi bahasa, nahwu, shorof, ilmu bayan, ushul fiqh dan imu qiraat, untuk
mengetahui sebab-sebab turunya ayat dan nasikh mansukh.
Menurut istilah, pengertian tafsir adalah ilmu yang
memepelajari kandungan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW, berikut
prnjelasan maknanya, serta pengambilan hukum serta hikmah-hikmahnya. Sebagian
ahli tafsir mengemukakan bahwa tafsir adalah ilmu yang memebahas Al-Qur’anul
Karim dari segi pengertaiannya terhadap maksud Allah sesuai dengan kemampuan
manusia.
B. KEBESARAN DAN KEKUASAAN ALLAH
SWT.
1. TAFSIR SURAT AN NAHL : 65-70
وَاللّهُ
أَنزَلَ مِنَ الۡسَّمَاء مَاء فَأَحۡيَا بِهِ الأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوۡمٍ يَسۡمَعُونَ (65)
Dan Allah
menurunkan hujan dari langit, lalu Dia menghidupkan dengan air hujan itu akan
bumi sesudah matinya; sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat satu tanda
(yang membuktikan kebijaksanaan Allah) bagi kaum yang mendengar (peringatan ini
dan memahaminya).
وَإِنَّ
لَكُمۡ فِي الأَنۡعَامِ لَعِبۡرَةً نُّسۡقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيۡنِ
فَرۡثٍ وَدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَآئِغًا لِلشَّارِبِينَ (66)
Dan
sesungguhnya pada binatang-binatang ternak itu, kamu beroleh pelajaran yang
mendatangkan iktibar. Kami beri minum kepada kamu daripada apa yang terbit dari
dalam perutnya, yang lahir dari antara hampas makanan dengan darah; (iaitu)
susu yang bersih, yang mudah diminum, lagi sedap rasanya bagi orang-orang yang
meminumnya.
وَمِن
ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأَعۡنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنۡهُ سَكَرًا وَرِزۡقًا حَسَنًا
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوۡمٍ يَعۡقِلُونَ (67)
Dan dari
buah tamar (kurma) dan anggur kamu jadikan daripadanya minuman haram dan
makanan serta minuman yang halal; sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
satu tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mahu
menggunakan akalnya.
وَأَوۡحَي
رَبُّكَ إِلَي النَّحۡلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الۡجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ
الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ (68)
Dan
Tuhanmu memberi ilham kepada lebah: Hendaklah engkau membuat sarangmu di
gunung-gunung dan di pokok-pokok kayu dan juga di bangunan-bangunan yang
didirikan oleh manusia.
ثُمَّ
كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسۡلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخۡرُجُ مِن
بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوۡمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ
ۚ
وَمِنْكُمْ مَنْ
يُرَدُّ إِلَىٰ
أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ
لَا
يَعْلَمَ بَعْدَ
عِلْمٍ
شَيْئًا ۚ
إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (70)
Allah
menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang
dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.
Kemudian
makanlah dari segala jenis bunga-bungaan dan buah-buahan (yang engkau sukai),
serta turutlah jalan-jalan peraturan Tuhanmu yang diilhamkan dan dimudahkannya
kepadamu. (Dengan itu) akan keluarlah dari dalam badannya minuman (madu) yang
berlainan warnanya, yang mengandungi penawar bagi manusia (dari berbagai-bagai
penyakit). Sesungguhnya pada yang demikian itu, ada tanda (yang membuktikan
kemurahan Allah) bagi orang-orang yang mahu berfikir .
Allah SWT yang telah menurunkan air hujan dari langit.
Manfaat air hujan tersebut adalah menghidupkan bumi dan makhluk hidup yang ada
di bumi seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Air
susu beberapa hewan ternak seperti kambing, sapi dan keledai merupakan air susu
yang bersih dan halal. Allah SWT telah menjadikannya sebagai minuman yang lezat
dan banyak manfaatnya bagi umat manusia.
Pada air hujan dan air susu hewan ternak itu terdapat
tambahan bukti bagi orang-orang beriman kepada kebenaran dinul Islam tentang
adanya Allah SWT serta segala sifat-Nya yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha
Adil, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana dan Maha Besar.
Diantara buah-buahan yang telah diciptakan oleh Allah SWT
ialah anggur dan kurma. Dari anggur dan kurma manusia dapat membuat sakar,
yaitu minuman yang memabukkan (khamar) yang hukumnya haram. Dari anggur dan
kurma, manusia dapat membuatnya makanan yang halal, baik dan bermanfaat seperti
cuka dan selai anggur.
Allah SWT menurunkan wahyu kepada lebah yaitu berupa ilham
sehingga lebah-lebah bertabiat sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT .
lalu lebah yang menghasilkan banyak manfaat khususnya obat berbagai macam
penyakit.
Allah
SWT menciptakan manusia dari tiada menjadi ada. Kemudian mematikan manusia
dengan bermacam-macam cara dan bilangan usia yang berbeda-beda. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu termasuk rahasia ciptaan-Nya.
Kesimpulan
dan kandungan surah An nahl Ayat 65-69
kesimpulan:
- Air hujan yang turun dari langit, sebenarnya ALLOH SWT lah yang telah menurunkannya. manfaat air hujan tersebut adalah untuk menghidupkan bumi dan mahluk hidup yang ada dibumi seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
- Air susu beberapa hewan ternak seperti kambing,sapi dan keledai merupakan air susu yang bersih dan halal. Allah SWT telah menjadikannya sebagai minuman yang lezat dan banyak manfaatnya bagi umat manusia.
- Pada air hujan dan air susu hewan ternak itu terdapat tambahan bukti bagi orang-orang yang beriman kepada kebenaran dinul islam tentang adanya ALLOH SWT serta segala sifat-NYA yang maha Semurna, seperti maha pengasih, maha penyanyang,Maha Kuasa, maha Adil, dan Maha Bijaksana.
- Diantara buah-buahan yang telah diciptakan oleh ALLOH SWT ialah anggur dan kurma. Dari anggur dan kurma manusia dapat membuat sakar yaitu minuman yang memabukkan (khamar) yang hukumnya haram. juga dari anggur,kurma manusia juga dapat membuatnya makanan yang halal,baik,dan bermanfaat seperti cuka dan sale anggur.
- ALLOH SWT menurunkan wahyu kepda lebah yaitu berupa ilham sehingga dengan ilham tersebut lebah bertabiat sesuai dengan ketentuan-ketentuan ALLOH. misalnya ,bersarang dibukit-bukit,dipohon-pohon dan ditempat -tempat yang dibuat manusia serta memiliki kemampuan untuk mengumpulkan sari makanan dari berbagai macam buah-buahan, lalu diolahnya menjadi madu yang bermacam-macam warna dan banyak manfaatnya khususnya obat berbagai macam penyakit.
- dalah buah kurma,anggur serta hewan lebah terdapat tambahan bukti tentang ALLOH SWT, pencipta alam semesta beserta isinya, bahwa ALLOH bersifat dengan segala sifat-sifat kesempurnaan dan bersih dari segala sifat kekurangan. Bukankah tidak seorangpun manusia didunia ini yang mampu menciptakan buah kurma dan anggur serta hewan lebah, yang manfaatnya banyak bagi umat manusia??
Kandungannya;
- Allah SWT menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya untuk menghidupkan bumi dan mahluk hidup yang ada didalamnya.
- Alloh SWT menciptakan hewan adalah untuk kepentingan manusia. hewan yang bisa menghasilkan susu, dan madu.
- Alloh SWT menciptakan segala jenis buah-buahan seperti madu,anggur buat dijadikan manusia sebagai makanan dan minuman. ada yang menjadikannya pula sebagai jenis makanan haram dan minuman haram yang biasa mendatangkan bencana bagai penikmatnya. Naudzu billahi,,
- Allah menciptakan berbagai jenis serangga seperti lebah. dari lebah ini manusia dapat mengambil i’tibar(pelajaran)
- Pada air hujan, hewan ternak yang menghasilkan susu, buah kurma dan anggur serta lebah yang mendatangkan manfaat yang banyak, terdapat tanda-tanda wujud kesempurnaan ALLOH serta sifat-sifatnya Yang Maha Sempurna..
Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 164
[Dalam pergantinya siang dan malam, adalah
salah satu bukti kekuasaan Allah Swt.]
inna fii khalqi alssamaawaati
waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari
waalfulki allatii tajrii fii albahri bimaa yanfa’u alnnaasa
wamaa anzala allaahu mina alssamaa-i
min maa-in fa-ahyaa bihi al-ardha
ba’da mawtihaa wabatstsa fiihaa min kulli daabbatin
watashriifi alrriyaahi waalssahaabi almusakhkhari
bayna alssamaa-i waal-ardhi laaayaatin
liqawmin ya’qiluuna
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
* * *
Ayat ini menerangkan tentang,
bukti kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’alla. dan memang banyak sekali bukti atas
kekuasaan Allah Swt, yang salah satunya adalah silih bergantinya siang dan
malam.
“Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
[QS. Al- Fushshilat]
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 190-191)
Dalam Tafsir Jalalain diterangkan
bahwa di dalam penciptaan langit dan bumi serta segala keajaiban yang ada pada
keduanya dan berbagai perbedaan siang dan malam dari segi datang dan perginya
maupun dari segi lebih dan kurang temponya, semua itu merupakan bukti-bukti
yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT bagi Ulil Albab, yakni orang-orang yang
punya akal. Ulil Albab adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam
keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Artinya ingat dan menyebut-nyebut
Allah dalam setiap keadaan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa juga
disebut Ulil Albab adalah orang-orang yang melaksanakan sholat sesuai dengan
kemampuan.
Dan Ulil Albab adalah
orang-orang yang berfikir tentang penciptaan langit dan bumi untuk mendapatkan
bukti atas kekuasaan pembuatnya. Lalu mereka berkata Rabbana, ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau ciptakan ciptaan yang kami lihat itu sebagai perkara yang
sia-sia. Justru kami melihatnya sebagai bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu.
Subhaanaka, Maha Suci Engkau, Engkau suci dari segala kesia-siaan.
Dalam Tafsir Ibnu Abbas
diterangkan bahwa Allah SWT dalam ayat di atas menerangkan tanda kekuasaan-Nya
kepada kaum kafir Makkah karena sebelumnya mereka telah meminta bukti kepada
Nabi Muhammad saw. atas apa yang beliau katakan. Maka Allah SWT menurunkan
firman-Nya: Sesungguhnya di dalam penciptaan langit, artinya sesungguhnya di
dalam apa yang diciptakan oleh Allah SWT di langit berupa para malaikat,
matahari, bulan, dan bintang-bintang, serta awan; dalam penciptaan bumi,
artinya penciptaan bumi dan apa yang diciptakan di bumi seperti gunung-gunung,
lautan, tanaman, dan hewan; dalam perbedaan siang dan malam yaitu dalam
pergantian siang dan malam; semua itu benar-benar merupakan bukti-bukti keesaan
Allah SWT bagi Ulil Albaab, yakni orang-orang yang punya akal. Lalu Allah
memberikan sifat kepada Ulil Albab, yaitu orang-orang yang mengingat Allah
dengan melaksanakan sholat secara berdiri –jika dia mampu, dengan cara duduk
–jika tidak mampu berdiri, dan dengan cara berbaring – jika tidak mampu berdiri
maupun duduk. Dan ulil Albab itu selalu berfikir tentang keajaiban penciptaan
langit dan bumi lalu berkata Ya Rabbana, Wahai Tuhan kami, tidaklah yang Engkau
ciptakan itu sia-sia. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, mereka mensucikan Allah,
maka bebaskanlah kami dari adzab neraka. Tolaklah dari kami adzab neraka.
Dalam Tafsir Al Qurthuby
dijelaskan bahwa dalam penghujung surat Ali Imran ini Allah SWT memerintahkan
untuk memperhatikan dan mencari bukti-bukti dalam tanda-tanda kekuasaan-Nya
agar keimanan umat ini bersandar kepada bukti yang meyakinkan atas kebenaran
dan kekuasaan Allah SWT. Bukan keimanan yang dibangun dengan taqlid semata.
Ulil Albab adalah orang-orang yang menggunakan akal untuk memperhatikan
bukti-bukti kekuasaan Allah SWT. Al Qurthuby mengutip hadits riwayat Aisyah
r.a. yang berkata: Ketika turun ayat ini kepada Nabi saw. beliau bangun untuk
shalat. Pagi itu Bilal datang untuk mengumandangkan adzan maka Bilal melihat
beliau saw sedang menangis. Bilal bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau
menangis padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang
akan datang! Maka Rasulullah saw. bersabda: “Hai Bilal, apakah aku tidak boleh
menjadi hamba yang bersyukur? Sungguh Allah telah turunkan pada malam ini ayat
: inna fi khalqis samaawaati wal ardli wakhtilafil laili wan nahaar la aayatil
liulil albaab. Kemudian beliau saw bersabda: Celakalah orang yang membaca ayat
ini dan tidak berfikir merenungkannya!” Disunnahkan setiap bangun malam memulai
dengan membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran (ayat 190-200) sebagai
ittiba’ kepada Rasulullah saw.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan penjelasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa penciptaan dunia ini selama 6 hari dan hari yang
dimaksudkan adalah satuan hari seperti yang kita alami sekarang ini merupakan
kesimpulan yang bertentangan dengan pengetahuan yang telah kita ketahui. Karena
kita telah mengetahui bahwa telah milyaran tahun lamanya bumi dan langit
menjadi keadaan seperti yang kita saksikan dan kita huni sekarang ini.
Risalah berasal
dari bahasa arab yaitu arsala, yursilu, risalah yang artinya Utus. Dalam
konteks ini, yang mengutus adalah Allah SWT dan utusannya adalah Nabi Muhammad.
Beliau ditugaskan untuk menyebarkan ajaran yang hanya menyembah satu Tuhan,
yaitu Allah. Bentuk ajarannya adalah Islam yang selalu diartikan dengan
selamat, karena berasal dari kata salamah.
Allah mengutus
pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syari’at dari tiap Rasul
berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas yang sama. Beberapa
diantara tugas tersebut adalah:
o Menyampaikan
risalah Allah ta’ala dan wahyu-Nya.
o Memberikan
kabar gembira dan memperingatkan manusia dari
segala kejelekan.
o Memperbaiki
jiwa dan mensucikannya.
o Meluruskan
pemikiran dan aqidah yang menyimpang.
o Menegakkan
hujjah atas manusia.
No comments:
Post a Comment