17 March 2021

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK PENDIDIKAN IPS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. .... ii  

DAFTAR ISI ................................................................................................. .... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

1.      Latar Belakang ................................................................................... 4

2.      Rumusan Masalah .......................................................................... .... 5

3.       Tujuan ................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6

1.      Pengertian  Bahan Ajar....................................................................... 6

2.      Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar................................ .... 7

3.      Buku Ajar IPS Berorientasi Konstruktivisme................................ .... 8

4.      Pengembangan Bahan Ajar IPS.......................................................... 11

5.      Sumber Bahan Ajar IPS...................................................................... 11

6.      Materi Ajar IPS................................................................................... 13

7.      Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar.................................................. 15

8.      Prosedur Pemilihan Bahan Ajar.......................................................... 16

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18

1.      Kesimpulan .................................................................................... .... 18

2.       Saran .................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .... 19


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Upaya pengembangan kompetensi profesi guru dan peningkatan kualitas pembelajaran telah menjadi agenda penting pada dewasa ini.Karena itu dibutuhkan kapasitas kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap/nilai yang positif dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Dalam PP nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan RPP. Salah satu elemen  dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan mampu mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Kemampuan yang melekat pada sosok guru yang profesional ialah kemampuan menguasai bidang studi, yang meliputi penguasaan substansi dan metodologi bidang ilmu (disciplinary content knowledge) yang bersangkutan serta kemampuan memilih dan mengemas bidang ilmu tersebut menjadi bahan ajar yang sesuai dengan konteks kurikuler dan kebutuhan peserta didik (pedagogical content knowledge).

Persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana cara belajar siswa bukanlah proses yang sederhana. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal  Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2006) dikemukakan bahwa  masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Oleh sebab itu penulis berkenan membahas mengenai pengembangan bahan ajar IPS SD yang akan diuraikan dalam pembasan makalah.

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan bahan ajar ?

2.    Bagaimana tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar ?

3.    Bagaimana buku ajar IPS berorientasi konstruktivisme ?

4.    Bagaimana pengembangan bahan ajar IPS ?

5.    Bagaimana sumber bahan ajar IPS ?

6.    Bagaimana materi ajar IPS ?

7.    Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar ?

8.    Bagaimana prosedur pemilihan bahan ajar ?

 

C.      Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian  bahan ajar.

2.      Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar.

3.      Untuk memahami buku ajar IPS berorientasi konstruktivisme.

4.      Untuk memahami pengembangan bahan ajar.

5.      Untuk mengetahui sumber bahan ajar.

6.      Untuk mengetahui materi ajar IPS.

7.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar.

8.      Untuk memahami prosedur pemilihan bahan ajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Bahan Ajar

Wina Sanjaya (2007:23) menjelaskan bahwa bahan atau materi kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.Sementara menurut Depdiknas bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu.Buku ajar mempunyai ciri-ciri sebagai sumber materi ajar, menjadi referensi buku untuk mata pelajaran tertentu; disusun sistematis dan sederhana dan disertai petunjuk pembelajaran.

Buku ajar dapat berbentuk : (1) "buku" yang diterbitkan secara luas, berfungsi sebagai referensi, pembahasannya lengkap, penggunaannya dengan bantuan guru atau dosen-mereka dapat memperjelas dengan ilustrasi dan dan contoh-contoh yang dapat mempermudah; dan (2) diktat yang disusun dengan cakupan isi terbatas, disusun sesuai dengan kurikulum-silabus yang dikembangkan sesuai urutan materi pelajaran, penggunaannya terbatas (siswa tertentu). jika diktat ini disusun untuk pembelajaran mandiri sering disebut modul.

Isi buku ajar adalah materi atau bahan ajar ini yakni pesan yang disampaikan kan dalam bentuk ide, fakta, data, dan makna secara tertulis.Diktat atau modul. Dalam sebuah diktat hendaknya tersajikan: (1) tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, (2) langkah-langkah cara mempelajari isi modul, (3)disertai contoh atau ilustrasi yang banyak agar memudahkan penguasaan nilai-nilai, konsep, dan keterampilan yang termuat dalam modul, (4)disertai latihan-latihan dan penugasan yang cukup agar siswa dapat langsung menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dari diktat atau modul tersebut, (5) rangkuman, (6) instrumen penilaian, (7) umpan balik dan langkah-langkah pengerjaan soal.

Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2006:86) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

1.    Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.

2.    Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.

3.    Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing).

 

B.       Tujuan Dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Dukungan layanan serta ketersedian bahan ajar yang beragam akan sangat memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa agar memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru. Dengan demikian, siswa diharapkan akan terbantu untuk memudahkan mereka dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, menurut Sanjaya (2007:34) antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa.

Bahan ajar IPS di SD mulai dari kelas satu sampai kelas enam, memuat tujuan yang dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Adapun standar kompetensi lulusan IPS SD/MI meliputi:

1.      Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.

2.      Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara keduanya.

3.      Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

4.      Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

5.      Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

6.      Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

7.      Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua.

8.      Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam.

9.      Memahami peranan Indonesia di era global.

 

C.      Buku Ajar IPS Berorientasi Konstruktivistik

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara landasan filosofis dan teoretis pembelajaran dengan praktik pembelajaran.Buku ajar adalah salah satu sumber belajar yang sangat diperlukan untuk mengoperasikan jalannya sebuah kurikulum.Karena orientasi filosofis dan teoretis kurikulumnya berubah maka buku ajarnya pun perlu berubah menyesuakan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Pada buku ajar di era berlakunya kurikulum 1994 yang berorientasi pada kognitivisme dengan kurikulum yang content based maka buku-buku pelajaran yang mendukungnya juga cenderung kognitivistik dan berbasis materi. Buku ajar yang beorientasi kognitivistik rangkaian tampilannya adalah : penyajian konsep ( dalam sebuah teks bacaan ) dan setelah itu disajikan pertanyaan-pertanyaan tentang penguasaan isi teks.

Buku ajar di era KTSP yang berorientasi konstruktivistik, buku ajar IPS yang berorientasi pada filsafat konstruktivisme dan berdasar teori-teori belajar konstruktivistik adalah buku ajar IPS yang dapat menjadi sumber belajar yang memungkinkan siswa dapat : (1) membangun pengetahuannya sendiri ; (2) bermakna (fungsional) bagi kehidupan siswa ; (3) dalam proses pemanfaatan buku memungkinkan siswa menjadi lebih aktif, dan kreatif, kontekstual, dan (4) memungkinkan dapat mengembangkan berbagai kecakapan hidup.

Buku ajar yang berorientasi konstruktivistik lebih merupakan panduan pembelajaran-yakni sebuah panduan yang bersifat member kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk bisa belajar bagaimana belajar (belajar sendiri). Pada bagian pendahuluan misalnya, kerangka isi dapat diisi dengan ; konsep-konsep (pengetahuan) apa yang perlu dibangun oleh siswa, aspek tujuan dapat diisi dengan kompetensi dasar dan indicator-indikator ketercapaian hasil belajar apa yang perlu dicapai oleh siswa. Pada bagian isi, yang berupa bab dan sub-bab yang isinya mengungkap fakta-fakta, konsep-konsep, teori, dan hokum, pengungkapannya lebih banyak memberikan panduan kepada siswa untuk membaca, menelaah, menganalisis, mencoba, mengalami, merefleksi, dan memaknai berbagai pengalaman belajarnya, sehingga mampu mengkonstruksi ilmu pengetahuannya sendiri.

Jika dalam sebuah bab penulis menyajikan sebuah bacaan yang berupa teks-yang didalamnya mengungkap fakta-fakta, konsep-konsep, gambaran sikap hidup, nilai-nilai tertentu, dan lainnya misalnya, maka dapat dilanjutkan dengan diskusi dan kerja-kerja kelompok yang membahas isi teks tersebut. Mintalah siswa untuk : menanggapi isi teks tersebut, memberikan ilustrasi-ilustrasi lain, menunjukkan contoh-contoh lain, menggambarkan dalam sebuah grafik, mempersepsi isi teks tersebut, dan memaknainya bagi diri mereka sendiri,dll, melalui diskusi kelompok. Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam buku tidak sekedar berisi sejauh mana penguasaan siswa tentang isi teks tersebut, melainkan lebih banyak pertanyaan yang berupaya mengkaitkan isi teks dengan pengetahuan diri siswa, mengaitkan pengalaman siswa dengan isi teks, sehingga terbangunlah pengetahuan bagi siswa.

Pengungkapan fakta, konsep, teori, dan hokum dalam sebuah bab dan sub-bab, dapat juga dilakukan oleh penulis buku melalui penugasan-penugasan kepada siswa dengan berbagai metode dan model pembelajaran untuk mencari, mencoba dan mengalami dalam situasi kehidupan riil dan dilakukan secara kontekstual. Setelah siswa mengalami “belajar” tertentu misalnya melalui sebuah permainan, simulasi, masuk dalam latar kehidupan riil, membaca, dll, mintalah mereka untuk menanggapi, merefleksi, dan memaknainya bagi dirinya dalam kerja-kerja kelompok. Isi teks yang lebih banyak mengarahkan kepada siswa untuk melakukan kerja-kerja kelompok akan menjadikan siswa dapat belajar lebih banyak dari rekan-rekan sekelompoknya.

Pada bagian isi, penyusun buku dapat juga menyajikan rangkuman berdasarkan teks, akan tetapi, siswa juga masih perlu diberi kesempatan untuk menambah, mengurangi, bahkan mengubah rangkuman isi buku tersebut kalau memang siswa-siswa mempunyai pandangan dan temuan yang berbeda dengan apa yang sudah dirangkum oleh penyusun.

Isi buku dapat diperkaya melalui latihan-latihan dan penugasan berupa : penelusuran fakta, konsep, teori terkait melalui internet, membaca, mencoba dan melakukan aktivitas belajar tertentu,merefleksi, dan memaknai dalam sebuah kesimpulan diri siswa.

Jika dalam isi buku juga disajikan bagian evaluasi dan penilaian, evaluasi dan nilailah kemampuan siswa dengan cara: sajikanlah suatu permasalahan yang berkonteks nyata, mintalah mereka untuk menanggapinya, merefleksinya, perhatikan dan hargailah secara tinggi kemampuan berfikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah yang disajikan.

Evaluasi yang disajikan pada Bahan Ajar Konstruktivistik hendaknya memungkinkan siswa-siswi untuk melakukan evaluasi ini, penilaiannya cenderung otentik.

 

D.      Pengembangan Bahan Ajar

Seperti halnya pada pengembangan model-model pembelajaran di muka, pengembangan bahan ajar yang dimaksud disini adalah pengembangan bahan ajar berbasis riset.Bahan ajar menjadi perangkat pembelajaran yang sangat mendasar dan sangat menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran.Untuk itu penyusunannya tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, diperlukan secara ilmiah yakni melalui riset pengembangan.

Sebagaimana diuraikan pada bagian pengembangan model-model pembelajaran, pengembangan bahan ajar perlu dilakukan dengan tahapan-tahapan : (1) perancangan draft awal; (2) validasi ahli; (3) revisi berdasarkan validasi ahli; (4) revisi berdasarkan validasi ahli; (5) ujicoba skala terbatas sekaligus sebagai pengujian pengguna; (6) revisi berdasarkan ujicoba skala terbatas dan uji pengguna; (7) ujicoba  skala luas; (8) revisi berdasarkan ujicoba skala luas yang menghaasilkan produk final; (9) penerbitan dan dipublikasikan secara komersial dan secara massal.

 

E.       Sumber Bahan Ajar

Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh.Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA).Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:

 

1.    Buku teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.

2.    Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.

3.    Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.

4.    Pakar bidang studi

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar.Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb.

5.    Profesional

Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu.Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.

6.    Buku kurikulum

Materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi.Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.

 

 

7.    Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.

Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.

8.    Internet

Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet.Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.

 

F.       Materi Ajar IPS

Materi pendidikan ialah apa yang dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Materi IPS berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial (sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya) dan berkaitan dengan materi pendidikan. Dalam materi ini terdapat substansi dan proses yang berasal dari ilmu-ilmu sosial. Materi IPS terdiri dari :

1.    Materi Substansi

Substansi ilmu-ilmu sosial terdiri dari pandangan, tema, topik, fenomena, fakta, peristiwa, prosedur, konsep, generalisasi dan teori, secara tradisional disebut kurikulum. Sedangkan pengertian kurikulum secara baru ialah proses, prosedur, dan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari substansi tersebut. Materi kurikulum yang dikembangkan dari disiplin ilmu dipilih berdasarkan keterkaitannya dengan tujuan yang akan dicapai.

2.    Materi Proses

Proses adalah berbagai prosedur, cara kerja, metode kerja tertentu dalam materi kurikulum pendidikan ilmu-ilmu sosial yang harus dilaksanakan siswa di dalam kelas, dalam ruang tertentu, atau bahkan di luar lingkungan sekolah. Proses sangat berguna untuk mengembangkan wawasan, keterampilan, dan berbagai kemampuan berpikir. Menurut Hamid Hasan materi proses dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan mencari infromasi, merumuskan informasi, mengolah informasi, mengembangkan informasi baru berdasarkan apa yang sudah dimilikinya, memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan.

Materi proses yang dikembangkan meliputi berbagai keterampilan seperti keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan atau melalui berbagai perantara alat komunikasi yang tersedia di masyarakat.

3.    Sikap, Nilai dan Moral

Sikap adalah kecenderungan psikologis seseorang terhadap benda, sifat, keadaan, pekerjaan, pendapatm dan sebagainya. Sikap itu akan muncul setelah ia mengenal benda, sifat, keadaan, pekerjaan, pendapat tersebut. Sikap tersebut muncul bisa muncul dalam bentuk pernyataan setuju, tidak setuju, senang atau tidak senang, dan lain-lain. Nilai ialah suatu yang menjadi kriteria apakah suatu tindakan, pendapat atau hasil kerja itu baik/posisitif atau jelek/negatif.

Pendidikan IPS perlu mengembangkan aspek sikap, nilai dan moral, karena: Dalam setiap disiplin ilmu ketiga unsur ada, tidak ada disiplin ilmu yang bebas dari ketiga unsur tadi, berhubungan dengan pendidikan IPS sebagai wahana untuk menarik perhatian generasi muda sehingga mereka mau belajar dan melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi dalam ilmu-ilmu sosial, IPS memilki tugas mengembangkan kepribadian siswa yang utuh dan sesuai dengan tuntutan masyarakat, sehingga nilai dan moral yang ada di masyarakat menjadi bagaian dari diri siswa.Sikap, nilai, dan moral yang dapat dikembangkan IPS yaitu :

a.    Pengetahuan dan pemahaman nilai dan moral yang berlaku dalam masyarakat, seperti: Religiusitas, Penghormatan terhadap keeladanan, Prestasi, Sifat kepedulian sosial, Menghormati orang tua, Kepedulian terhadap tetangga.

b.    Toleransi

c.    Kerjasama/gotong royong

d.   Hak Azasi Manusia.

 

 

G.      Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.Gafur (1994:47) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1.    Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, apakah kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, waktu dan lokasi suatu peristiwa seperti nama-nama ibu kota propinsi atau nama-nama tokoh pahlawan? Jika ”ya” maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Atau apakah berupa kemampuan menyatakan suatu pengertian/definisi, mengidentifikasi ciri-ciri/karakteristik sesuatu, membandingkan dan mengklasifikasi beberapa contoh objek seperti mendefinisikan apa itu gunung, apa ciri-ciri yang dimiliki gunung, apa bedanya gunung dengan pegunungan?Jika “ya” berarti materi yang harus diberikan berupa konsep. Dengan memperhatikan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.

2.    Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, siswa diminta menyebutkan masing-masing empat contoh alat transportasi yang ada di daratan, perairan dan udara. Dengan memperhatikan prinsip ini, guru akan mengetahui seberapa banyak rincian materi yang harus diajarkan serta melakukan kriteria pengukuran dan penilaian dari kemampuan siswa.

3.    Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

 

H.      Prosedur Pemilihan Bahan Ajar

Depdiknas merinci prosedur pemilihan bahan ajar, yaitu diantaranya sebagai berikut.Pertama, menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD  jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, dan rutin).Ketiga, memilih bahan ajar  yang sesuai atau relevan  dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi. Keempat, memilih sumber bahan ajar.Tahapan setelah menentukan jenis materi ialah menentukan sumber bahan ajar.

Dengan memperhatikan prosedur pemilihan bahan ajar ini, diharapkan pembelajaran IPS akan terhindar dan jauh dari kesan sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menantang. IPS bukanlah pelajaran yang hanya berisikan materi fakta atau hafalan melainkan memiliki struktur ilmu pengetahuan yang lengkap yang berisikan konsep, generalisasi dan teori.IPS juga sangat menekankan pada apek pengajaran keterampilan dan pengajaran nilai.

Keterampilan didefiniskan sebagai kemampuan menggunakan satu pemahaman untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan selesai.  Sebagai contoh, bagaimana siswa SD terampil dalam mengungkapan informasi secara kongkrit berupa majalah bergambar, seperti melalui peta, globe, grafik, jam, kalender dan garis waktu membuat grafik, bagaimana menggunakan ensklopedia, bagaimana membaca kontur peta/globe/pembagian waktu, bagaimana membedakan fakta dari opini, bagaimama membuat keputusan bersama secara demokratis.

Pengajaran nilai merupakan bagian tak terpisahkan dalam kurikulum dan pembelajaran IPS. Para ahli IPS menyakini bahwa proses belajar mengajar IPS akan memiliki kekuatan (powerful) jika dilaksanakan secara bermakna, terpadu, berbasis nilai, menantang, dan aktif. Pengajaran nilai diyakini akan melahirkan para lulusan yang berkepribadian, berkarakter dan berwatak baik. Karena itu, orientasi pengajaran IPS sejalan dengan tugas utama pendidikan dasar yaitu membangun kepribadian, karakter dan watak anak didik agar menjadi sosok manusia seutuhnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Bahan ajar adalah sumber belajar yang berupa buku yang digunakan sebagai rujukan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bisa berupa buku tes (buku referensi) dan diktat/modul. Untuk dapat mengembangkan bahan ajar yang baik, diperlukan langkah-langkah: identifikasi masalah, penyusunan draft bahan ajar, validasi ahli dan revisi berdasarkan validasi ahli, ujicoba skala terbatas dan revisi berdasarkan ujicoba skala terbatas, ujicoba skala luas dan revisi berdasarkan ujicoba skala luas yang menghasilkan produk final, kemudian diterbitkan secara komersial dan dipublikasikan secara masal.

 

B.       Saran

Setelah kita mempelajari materi tentangpengembangan bahan ajar untuk pendidikan IPS ini di harapkan dapat  memudahkan kita dalam memahami pengembangan pembelajaran IPS. Demikian makalah ini penulis sajikan, tentunya masih terdapat banyak cacat yang perlu untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah kiranya kekurangan-kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai pemerhati ilmu lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran demi sempurnanya makalah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS.Yogyakarta: Cipta Media.

Depdiknas.2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:  Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Gafur, Abdul.1994.Langkah Sistematis Menyusun Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar.Solo:Tiga Serangkai.

Sanjaya, Wina.2007.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses . Jakarta: Kencana Publishing.

Susanti, Eka.2018.Konsep Dasar IPS.Medan.

 

 

 

No comments:

Post a Comment