Biografi Pahlawan Pangeran Antasari
Pangeran Antasari bin Pangeran Mas’ud bin Sultan Amir
bin Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah adalah keluarga Kesultanan Banjarmasin,
tetapi hidup dan dibesarkan di luar lingkungan istana, yakni di Antasan Senor,
Martapura. Pada tahun 1857, terjadi perselisihan di dalam istana kesultanan
karena Belanda ikut campur mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan yang
sebenarnya tidak dikehendaki rakyat dan kalangan istana. Harapan rakyat Banjar
adalah Pangeran Hidayatullah yang menjadi sultan.
Gerakan perlawanan rakyat pun muncul menentang pemerintah boneka
bentukan Belanda. Pangeran Antasari yang memang menentang Belanda kemudian
bergabung dengan rakyat dan mempersatukan gerakan perlawanan. Setelah cukup
kuat, pada 28 April 1859 rakyat Banjar yang juga didukung ulama
mengobarkan Perang Banjar. Tambang batubara dan benteng Belanda di Pengaron
menjadi sasaran pertama. Perlawanan rakyat bertambah kuat setelah Pangeran
Hidayatullah ikut berjuang, menyusul penghapusan Kerajaan Banjar oleh Belanda
pada 11 Juni 1860.
Perlawanan rakyat Banjar terus berlangsung dengan sengit. Namun,
Pangeran Hidayatullah kemudian tertangkap dan diasingkan ke Cianjur, Jawa
Barat, pada tahun 1862. Para alim ulama dan
ketua adat seianjutnya mengangkat Antasari sebagai pemimpin dengan gelar
Penembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Belanda kemudian menawarkan
perdamaian dan pengampunan kepada Antasari. Sebagai jawaban, Pangeran Antasari
hanya memberi satu jaminan untuk perdamaian, yaitu diserahkannya Kesultanan
Banjarmasin.
- Tempat/Tgl. Lahir : Banjarmasin, 1809
- Tempat/Tgl. Wafat : Bayan Begok, 11 Oktober 1862
- SK Presiden : Keppres No. 06/TK/1968. Tgl. 27 Maret 1968
- Gelar : Pahlawan Nasional
Pada tahun 1862 Pangeran
Antasari merencanakan suatu serangan besar, tetapi secara mendadak, wabah cacar
melanda daerah Kalimantan Selatan. Pangeran Antasari ikut terserang sakit.
Daiam keadaan sakit parah, beliau diungsikan ke pegunungan Dusun Hulu hingga
akhirnya wafat di kampung Sampirang pada tanggai 11 Oktober 1862. Makam beliau
kemudian dipindahkan pada 11 November 1958 ke Komplek Makam Pangeran Antasari ,
Banjarmasin
No comments:
Post a Comment