16 October 2016

MAKALAH "Ekonomi Mikro"



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan atau suatu masyarakat harus membuat keputusan tentang cara yang terbaik dan menentukan prioritas untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Sehingga munculah prinsip ekonomi dimana setiap individu, suatu perusahaan, atau masyarakat dituntut agar mengelola resources untuk pemenuhan kebutuhan sebagai solusi masalah kelangkaan.
Khusus dalam sudut pandang suatu perusahan atau penyedia barang atau jasa dihadapkan pada masalah salah satunya adalah penentuan jumlah penawaran barang. Banyak hal yang menentukan jumlah penawaran barang. Salah satu penentu jumlah penawaran adalah harga. Dan dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran berhubungan secara positif dengan harga. Dalam hukum penawaran yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya, menyatakan bahwa “jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah penawarannya akan meningkat pula”. Namun, suatu perusahan dihadapkan pada pasar yang kompleks, sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran hingga pada suatu kondisi baik elastisitas ataupun inelastisitas.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami salah satu permasalahan di bidang ekonomi yang memerlukan pernyataan kuantitatif mengenai jumlah barang yang ditawarkan. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran. Elastisitas penawaran digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran yang penting dalam pembuatan keputusan produksi, karena tingkat elastisaitas ini menggunakan sensitivitas dari penawaran barang terhadap perubahan harga. Informasi elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga.
Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai hal apa saja yang terdapat di dalam elastisitas supply mencakup pengertian, jenis, cara pengukuran, dan faktor yang mempengaruhi elastisitas supply.

1.2         Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian elastisitas supply ?
2.    Apa saja jenis elastisitas supply ?
3.    Bagaimana cara pengukuran elastisitas supply ?
4.    Apa saja faktor yang mempengaruhi elastisitas supply?

1.3         Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.    Mengetahui pengertian elastisitas supply.
2.    Mengetahui jenis elastisitas supply.
3.    Mengetahui cara pengukuran elastisitas supply.
4.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi elastisitas supply.











BAB 2
PEMBAHASAN
ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY)

2.1         Pengertian Elastisitas Penawaran (Supply)
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran sejumlah barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran (Sukirno, 2010).
Menurut pendapat beberapa ahli lain, pengertian elastisitas penawaran (supply) adalah:
a.    Elastisitas supply atau elastisitas penawaran merupakan sebuah ukuran akan seberapa besar respons para penjual terhadap perubahan yang terjadi dalam kondisi pasar (Gasperz, 1999).
Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas penawaran produk oleh produsen terhadap perubahan harga jual produk itu, dengan mengasumsikan beberapa faktor lain yang mempengaruhi penawaran produk itu konstan (ceteris paribus) (Gasperz, 1999).
b.    Price elasticity of supply a measure of how much the quantity supplied of a good responds to a change in the price of that good, computed s the percentage change in quantity supplied divided by the percentage change in price (Mankiw, 2002).
c.    Menurut McEachern, elastisitas harga dari penawaran adalah ukuran kepekaan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga (rokokdukun, 2012).
d.   Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut (Hastuti, 2011).
Jadi menurut kelompok kami elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga.

2.2         Jenis Elastisitas Penawaran (Supply)
Elastisitas penawaran menggambarkan pengaruh dari harga suatu barang terhadap jumlah yang akan dijual. Jika kenaikan harga barang dibarengi dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada sebaliknya, jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut dengan inelastis.
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
a)             Penawaran elastisitas sempurna
Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai kooefisiennya = ~ (tidak terhingga).
Contohnya terjadi pada produk-produk baru di pasaran seperti mie instan dengan merk baru. Pada harga yang tetap, produksi akan dapat bertambah dalam berbagai jumlah sebab memang masih memiliki banyak stok barang.
Gambar 2. 1 Kurva Penawaran Elastisitas Sempurna. Sumber: Rusmita (2011)

b)            Penawaran Elastis
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar. Atau dengan kata lain, penawaran elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih besar dari persentase perubahan harga atau apabila nilai koofisiennya >1.
Contoh kasus ini adalah pada perusahaan tekstil dimana terjadi kenaikan harga kain sebesar 22%, hal tersebut akan mebuat pabrik tekstil yang sudah memiliki stok bahan yang cukup besar sehingga dapat menambah jumlah produksi kain dengan presentase sebesar 67%.
c)             Penawaran  dengan elastisitas uniter
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan perubahan jumlah penawaran. Atau bisa dikatakan elastisitas uniter jika persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan penawaran atau jika nilai koofisiennya =1.
Kasus ini bisa dicontohkan pada penjual daging sapi yang sekaligus memiliki peternakan sapi. Pada saat terjadi peningkatan harga daging sebesar 22%, penjual daging tgersebut akan melakukan kenaikan penawaran jumlah daging sebesar 22%, mengingat daging masih dapat disimpan dalam lemari pendingin.
d)            Penawaran tidak elastis (Inelastis)
Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran. Atau dengan kata lain penawaran tidak elastis terjadi jika persentase perubahan penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga atau jika nilai koofisiennya <1.
Contohnya pada kasus peningkatan harga cabai melonjak tinggi sebesar 22%, hal tersebut akan membuat para petani cabai berusaha untuk meningkatkan produksinya, namun karena keterbatasan biaya produksi dan luas lahan maka peningkatan jumlah yang diproduksi tidak mencapai 22%, hanya sekitar 10%.
e)             Penawaran inelastis sempurna
Penawaran inelastis sempurna dapat terjadi jika perubahan harga tidak dapat mempengaruhi jumlah penawaran atau jika nilai kofisiennya adalah 0.
Contoh dari jenis elastisisitas ini adalah ikan, yang tidak tahan lama yang dibawa ke pasar untuk dijual dengan berapa pun harga yang akan mereka peroleh, sebab apabila mereka tidak menuruti harga yang ada kemungkinan ikan akan busuk dan tidak dapt dijual kembali.
Namun, dalam dunia nyata, elastisitas yang terjadi hanya ada dua macam yaitu inelastis sempurna dan inelastis. Hal tersebut dikarenakan supply atau penawaran terkait erat dengan fungsi produksi. Salah satu unsur utama dalam fungsi produksi yang akhirnya mempengaruhi kurva penawaran adalah biaya produksi. Apabila biaya produksi untuk barang rendah, maka akan menguntungkan bagi produsen untuk menawarkan dalam jumlah yang banyak. Apabila biaya produksi tinggi, perusahaan akan memproduksi sedikit. Biaya produksi sendiri sangat ditentukan oleh harga input, seperti tenaga kerja, energi atau mesin yang jelas mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap biaya untuk memproduksi suatu tingkat produksi tertentu. Sehingga dalam jenis elastisitas supply, hanya ada 2 jenis yang mungkin terjadi dalam dunia nyata. Sebab, seberapa pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi jumlah barang ditawarkan dikarenakan sebuah proses penambahan produk memerlukan penambahan biaya produksi yang juga besar dan biaya produksi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan mudah sehingga tidak akan mempengaruhi prosentase perubahan jumlah produk seperti digambarkan pada kurva inelastis sempurna, kalaupun dapat dipenuhi prosentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan tidak akan terlalu besar dan relatif lebih rendah dari presentase perubahan harga, seperti yang tergambar dalam kurva inelastis.
2.3         Cara Pengukuran Elastisitas Penawaran (Supply)
Es =     Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
Persentase perubahan harga

Rumus koefisien elastisitas penawaran adalah sebagai berikut:

Es =     ∆Qs / Qs          =          ∆Qs     x          P
∆P / P                          ∆P                   Qs
 
 Penafsiran terhadap elastisitas penawaran adalah sebagai berikut :
Besaran
Elastisitas
Kategori
Elastisitas
Pengaruh bila harga
Turun
Pengaruh bila harga naik
Es > 1
Elastisitas
Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang
lebih besar
Jumlah yang ditawarkan naik dengan prosentase yang lebih besar dibandingkan prosentase kenaikan harga
Es < 1
Inelastis
Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang
lebih kecil
Jumlah yang ditawarkan
naik dengan prosentase
yang lebih kecil dibandingkan prosentase kenaikan harga
Es = 1
Unitary elastis
Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang sama
Jumlah yang ditawarkan
turun dengan % yang
sama dengan prosentase kenaikan harga
Es = ~
Elastis
Sempurna
Tidak menjual sama
Sekali
Menjual dengan segala
Kemampuan
Es = 0
Inelastis Sempurna
Jumlah yang ditawarkan
tidak berubah
Jumlah yang ditawarkan
tidak berubah
Tabel 2.1 Penafsiran Elastisitas Penawaran. Sumber:
Dalam perhitungan elastisitas supply ada beberapa rumus, yaitu:
a.      Elastisitas (Point Elasticity)
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran pada suatu titik tertentu pada kurva penawaran.
b.      Elastisitas Busur (Arc Elasticity)
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran antara dua titik koordinat (P,Q) pada suatu kurva penawaran.
c.       Elastisitas Kumulatif
Digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga penawaran lebih dari dua titik pada suatu kurva penawaran.
2.4         Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran (Supply)
Dua faktor dapat dianggap sebagai faktor yang penting di dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis (Sukirno, 2010).

A.           Sifat Perubahan Biaya Produksi
Bagaimana biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan produksi, sangat besar pengaruhnya kepada elastisitas penawaran. Penawaran akan bersifat tidak elastis apabilakenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi jika penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.
Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan mengalami pertambahan yang sedikit saja, apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat sukar diperoleh.

B.            Jangka Waktu Analisis
Di dalam menganalisis penagruh waktu, kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat, jangka pendek dan jangka panjang.
1)        Masa Amat Singkat
Yang dimaksudkan dengan masa amat singkat adalah jangka waktu di mana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap; oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Dengan demikian penawarannya bersifat tidak elastis sempurna.
2)   Jangka Pendek
Di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah. Tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor produksi, termasuk barang modal, secara lebih intensif. Antara lain caranya adalah memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah produksi barang yang ditawarkan. Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kalau memperbesar produksi menyebabkan biaya naik dengan cepat, maka penawaran akan bersifat tidak elastis (inelastic). Tetapi kalau biaya produksi hampir tidak naik dengan pertambahan produksi, maka penawaran akan bersifat elastis. Umumnya, hasil pertanian suplainya inelastic, sedang hasil pabrik lebih elastis.



3)   Jangka Panjang
Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dan sebagainya).


           Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam jangka panjang, oleh karena itu, penawaran bersifat elastis.

Untuk ketiga kasus diatas mungkin bisa diilustrasikan bagaimana penawaran mungkin berubah pada kasus perikanan. Pada kasus amat singkat, mungkin berlaku untuk ikan pada hari mereka dibawa ke pasar, dimana mereka harus benar-benar di lelang habis seluruhnya. Pada kasus kedua yaitu jangka pendek mungkin berlaku kira-kira dengan stok kapal ikan dalam jumlah tertentu dan sebelum tenaga kerja baru tertarik pada industri tersebut. Untuk jangka waktu yang panjang, ketika kapal-kapal ikan baru dibangun, tenaga kerja baru tertarik, dan usaha-usaha perikanan baru didirikan, penawaran ikan mungkin akan bersifat sangat elastis.
C.  Faktor Lain
Adapun beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu:
1)   Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari berbagai hal berikut terjadi:
a)    Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
b)   Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2)   Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segeramemenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
3)   Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsenmemenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel,sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.












BAB 3
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Permasalahan ekonomi yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan sebagai penyedia barang dan jasa adalah penentuan jumlah penawaran barang. Salah satu penentu jumlah penawaran adalah faktor harga. Untuk mengetahui sensitivitas perubahan penawaran barang karena perubahan harga, maka diperlukan suatu pengukuran yang disebut elastisitas penawaran.
Elastisitas penawaran (supply) adalah ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur presentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat presentase perubahan harga.
Jika kenaikan harga barang diikuti dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawaran ini disebut dengan elastis. Jika peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut inelastis.
Elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu penawaran elastisitas sempurna, penawaran elastis, penawaran dengan elastis uniter, penawaran inelastis, dan penawaran inelastis sempurna. Cara pengukuran elastisitas penawaran adalah dengan membandingkan presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan presentase perubahan harga.
Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah sifat perubahan biaya produksi, jangka waktu analisis, dan faktor lain seperti kemampuan penjual ataupun produsen untuk merubah jumlah produksi, stok persediaan, kemudahan substitusi faktor produksi atau input.




3.2         Saran
Dalam mengukur koefisien elastisitas disarankan menggunakan elastisitas titik, karena untuk membedakan dampak perubahan harga turun dan harga naik atas perubahan jumlah yang diminta/ditawarkan.  


DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi Revisi dan Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.
Sukirno, Sadono. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Mankiw, Gregory. 2002. Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta Penerbit Salemba Empat

No comments:

Post a Comment