Sejarah Ilmu Nutrisi
Ilmu nutrisi adalah ilmu yang mempelajari pemilihan
dan konsumsi makanan dan pemanfaatan zat makanan untuk mempertahankan
kelestarian hidup dan keutuhan alat tubuh (pembaharuan sel sel tubuh yang aus
atau terpakai) dan untuk memenuhi tujuan tujuan produksi.
Kebutuhan akan zat makanan untuk mempertahankan kelestarian hidup dan kebutuhan
alat tubuh dinamakan kebutuhan hidup pokok ( maintenance requirement). Kebutuhan
akan zat makanan untuk tujuan produksi disebut kebutuhan produksi. Yang
dimaksud kebutuhan produksi adalah kebutuhan akan zat makanan di atas kebutuhan
hidup pokok yang dapat dimanfaatkan untuk proses proses produksi, misalnya
untuk pertumbuhan, reproduksi , produksi telur, produksi air susu, produksi
wol,atau produksi tenaga.
Sama halnya dengan ilmu ilmu lain, Ilmu nutrisi tentu mempunyai sejarah.
Sejarahnya cukup panjang.
Gairah untuk mengetahui proses proses yang dialami bahan makanan di dalam tubuh
mungkin telah ada sejak dunia ada manusia. Di jaman Mesir purba, secra empiris
orang mulai mengenal hubungan antara makanan dengan penyakit. Manfaat makanan
bagi penyembuhan penyakit penyakit tertentu mulai dikaji. Beberapa tahun yang
lalu, para ahli Filsafat bangsa yunani telah mencoba menerangkan rahasia
penggunaan makanan. Pendekatan mereka umumnya tidak dilandasi eksperimen namun
demikian banyak teori yang lahir di jaman itu masih berlaku hingga kini.
Konsep
Pemikiran Para Ahli Sejarah Ilmu Nutrisi
1.
Hipocrates (460 -359 sm)
Hippocrates, pemikir ilmu kesehatan modern, mengungkapkan
biarkan makanan menjadi obat Anda dan biarkan obat menjadi makanan Anda.
Pemikiran Hippocrates tersebut sekarang digali ulang sebagai landasan mengapa
kita seharusnya memilih makanan.
Hippocrates, berpendapat bahwa tidak semua pengeluaran dari
tubuh dapat diukur berupa zat padat dan zat cair, sebagian akan terbuang
sebagai gas gas ekspirasi. Selain tiu ada kehidupan lain yang berupa panas.
Buah pikiran ini banyak yang mencemoohkan, terutama tentang kehilangan berupa
panas.
2.
Socrates ( 470- 399 sm)
Socrates mengemukakan pendapat bahwa peranan zat makanan yang utama ialah untuk
mengganti kehilangan zat makanan dari tubuh .
3.
Leonardo da Vinci ( 1452 – 1519)
Leonardo da Vinci merupakan salah satu orang yang luar biasa
pada jaman Renaissance, yang membuat gambar yang luar biasa mengenai anatomi
manusia.
Leonardo da Vinci juga menyatakan bahwa jika zat makanan
yang diperoleh dari bahan makanan tidak sama jumlahnya dengan yang dikeluarkan
tubuh, kelestarian hidup akan terganggu. Buah pikiran ini merupakan landasan
bagi perkembangan pengetahuan tentang neraca zat makanan ( Nutrient Balance),
yang dikenal sekarang. Neraca tersebut dapat bernilai negative, nol atau
positif. Neraca negative berarti tubuh kehilangan zat makanan sedangakan neraca
positif mengandung makna bahwa tubuh memperoleh tambahan zat makanan.
4.
Santorius ( 1561- 1639)
Santosrius membuat timbangan yang sangat peka. Dikatas timbanagn itu dia
berolah raga. Hasil yang diperolehnya setelah berolahraga , dia menjadi gerah,
berkeringat, frekuensi pernapasannya bertambah dan bobotnya susut.
Percobaan tersebut menjadi dasar bagi perkembangan metode yang biasa dipakai
untuk mengukur produksi panas, yaitu metode kalori meter hewan ( Animal
calorimetry). Metode ini dipakai untuk mengukur kebutuhan tubuh akan energi.
5.
John Mayow ( 1643- 1734)
John Mayow mengemukakan bahwa pernapasan maupun pembakaran menghasilkan sesuatu
yang menyebabkan udara tidak cocok lagi bagi nyala api atau kehidupan.
John
Mayow menduga bahwa pada proses pernapasan ada sesuatu yang diambil dari udara,
yaitu zat yang menyebabkan darah arteri lebih merah dari pada darah vena.
No comments:
Post a Comment