KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, sehingga
tugas makalah “Populasi dan Sampel” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana
pembelajaran bagi kita. Makalah ini
kami buat berdasarkan kutip dari berbagai sumber baik dari buku maupun dari media
elektronik.
Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Ibu Isbandiyah, M.Pd. sebagai Dosen Pengampu mata kuliah “Penelitian
Sejarah” dan teman-teman yang sudah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari
para pembaca untuk perbaikan masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Lubuklinggau, April 2016
Penulis
.
Tia Purnama Sari
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Metodologi Penulisan ........................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Populasi.............................................................................................. 3
B. Sampel................................................................................................ 4
C. Teknik Sampling................................................................................. 7
D. Menentukan Ukuran Sampel.............................................................. 10
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia
ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui
cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi
tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.
Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu
tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran
seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan
intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau
informasi
yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian
adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian
dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk
itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan populasi dan jenis-jenisnya?
2.
Apakah
yang dimaksud dengan sampel?
3.
Apakah
yang dimaksud dengan teknik sampling?
4.
Bagamaimanakah
cara untuk menentukan ukuran sampel?
C.
Tujuan Pembuatan Makalah
1.
Menguraikan
pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2.
Menguraikan
pengertian sampel
3.
Memaparkan
teknik sampling
4.
Menjelaskan
cara untuk menentukan ukuran sampel
D.
Metodologi Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, yakni
mendapatkan
sumber informasi yang berasal dari media cetak berupa buku.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti
jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:
117). Menurut Nazir (1983:327)
mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau
bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa
populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di
dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek
penelitian.
Dari beberapa pendapat dapat
disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian. Kaitannya dengan batasan
tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :
1.
Populasi
teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang
2.
batas-batasnya
di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi
populasi yang lebih luas, maka di tetapkan terdiri dari guru; berumur 25 tahun
sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
3.
Populasi
yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan
dalam populasi teoritis.
Bedasarkan
sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi
yaitu :
1.
homogeny
adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif.
2.
Populasi
heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas – batasnya, baik secara kualiatif
maupun kuantitatif.
B.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti daapat menuggunakan sampel yang diambil dari populasi itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil
dari populasi betul-betul representatif (mewakili).
Adapun
alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang
jumlahnya tidak diketahui dengan pasti,
pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu
sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.
Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar,
tidak praktis untuk mengumpulkan data
dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok
Indonesia misalnya.
2. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang
diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang
diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada
penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia
terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam
hal ini, lebih cepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi
karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan
semua
darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga
tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu
penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal
ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang
telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata
lain penelitian sampel pada dasarnya
akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); (
Hadari Nawawi,1923: 146-148).
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada
suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen
suatu sample harus diambil. suatu hal
yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi.
Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi
persoalan, sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan
pengambilan sample harus memperhatikan
hal :
1.
Harus
diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
2.
Besarnya
populasi dalam tiap kategori.
Karena
itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusah1akan.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa
penetapan jumlah sampel yang terlalu banyak selalu lebih baik dari pada kurang
(oversampling is always better than undersampling).
Menurut
Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk - petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai
daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah
penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki
hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi
menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan
batas-batasnya
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan
tentang sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila
menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab
itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan
memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan
terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru
kemudian sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat
diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut.
Misalnya, sensus penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi
dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K,
kantor kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun
demikian, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan
validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data
tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun
1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada
tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk
sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel
yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng.
Pengambilan sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling
adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari
salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada
seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan
rata-rata orang indonesia hanya diambil
sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan
sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut
biased conclusion.
Keuntungan
menggunakan sampel yaitu
1. Memdahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih
sedikit dibandingkan dengan enggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu
besar dikhawatirkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efesien ( dalam arti menghemat
uang, waktu dan tenaga).
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data artinya
jia subjeknya banyak dikhawtirkan adanya bahaya bias dari orang yang
mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpulan dat
mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
4. Peneitian lebih efektif, jika penelitian bersifat
destruktif(merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bias dijangkau
tanpa merusak semua bahan yang ada serta bias digunakan untuk menjaring
populasi yang jumlahnya banyak.
C.
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu,
sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
1. Random
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk
diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah
25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau
nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan
yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel
karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena
jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak
Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit
sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b) Proportionate Stratified Random Sampling atau
Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan
bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat
beberapa
tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus
dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
c)
Disproportionate
Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU,
700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil
semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya,
penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu
random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada
sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
2. Nonprobability/Nonrandom
Sampling atau Sampel Tidak Acak
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih
menjadi sampel bisa
disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan
oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota,
aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a) Sampling Sistematis
Sampling
sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling kuota
Sampling
kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling insidental
Sampling
insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
d) Sampling Purporsive
Sampling
purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e) Sampling jenuh
Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil.
f) Sampling Snowball
Sampling
Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar.
D.
Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah
sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang.
Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin
besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).
Roscoe
1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500
adalah tepat untuk kebayakan penelitian
2. Jika sampel dipecah kedalaam subsampel
(pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk
tiap kategori adalah tepat.
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis
regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel
dalam penelitian.
4. Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eksperimen
5. yang ketat, penelitian yang sukses adalah
mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
Beberapa
rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain=
1. Rumus Slovin
n =
n=
sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05
2. Tabel Issac dan Michael
s =
dengan dk = 1, taraf kesalahan
bisa 1%, 5%, 10%.
P=Q= 0,5.
D= 0,05.
S= jumlah sampel
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan
populasi target
c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi,
sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel
adalah:
Ukuran populasi,
Masalah biaya, Masalah waktu, Percobaan yang sifatnya merusak,mMasalah
ketelitian,dan Masalah ekonomis
e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif.
f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan
sampel
1. Probability/Random Sampling
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel
Tidak Acak
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2009.
BelajarMudah Penelitian. Bandung: Alfabeta
Darmadi, Hamid. 2013.
Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Dedy. 2012. Makalah
Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan
sampel\makalah-populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014
Narbuko, Cholid dan Abu
Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sangadji, Etta Mamang
dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi yogyakarta
Sholihi, Ribbi. 2013.
Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan
sampel\makalah-populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 13 April 2016
Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
No comments:
Post a Comment