16 October 2016

Makalah "Populasi dan Sampel"



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, sehingga tugas makalah “Populasi dan Sampel” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita.  Makalah ini kami buat berdasarkan kutip dari berbagai sumber baik dari buku maupun dari media elektronik.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Isbandiyah, M.Pd. sebagai Dosen Pengampu mata kuliah “Penelitian Sejarah” dan teman-teman yang sudah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca untuk perbaikan masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Lubuklinggau,    April 2016
Penulis

.                                                                       Tia Purnama Sari



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................      i
KATA PENGANTAR.................................................................................      ii
DAFTAR ISI................................................................................................      iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................      1
B.     Perumusan masalah ...........................................................................      2
C.     Tujuan  ...............................................................................................      2
D.    Metodologi Penulisan ........................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Populasi..............................................................................................      3
B.     Sampel................................................................................................      4
C.     Teknik Sampling.................................................................................      7
D.    Menentukan Ukuran Sampel..............................................................      10

BAB III PENUTUP
 Kesimpulan...............................................................................................      12  

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................      13




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau


informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk  itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

B.       Rumusan Masalah
1.        Apakah yang dimaksud dengan populasi dan jenis-jenisnya?
2.        Apakah yang dimaksud dengan sampel?
3.        Apakah yang dimaksud dengan teknik sampling?
4.        Bagamaimanakah cara untuk menentukan ukuran sampel?

C.      Tujuan Pembuatan Makalah
1.        Menguraikan pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2.        Menguraikan pengertian sampel
3.        Memaparkan teknik sampling
4.        Menjelaskan cara untuk menentukan ukuran sampel

D.      Metodologi Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, yakni


mendapatkan sumber informasi yang berasal dari media cetak berupa buku.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).  Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian.
            Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.  Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini :
1.        Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang


2.        batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapkan terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
3.        Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.
Bedasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi yaitu :
1.        homogeny adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama   sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
2.        Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas – batasnya, baik secara kualiatif maupun kuantitatif.

B.       Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).


Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:
1.    Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui  dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan  data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2.    Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3.    Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4.    Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan


semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5.    Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6.    Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari Nawawi,1923: 146-148).
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil. suatu  hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sample harus  memperhatikan hal :
1.            Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.


2.            Besarnya populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusah1akan. Satu hal yang perlu  diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang terlalu banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling).
Menurut Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk - petunjuk untuk mengambil sampel :
1.    Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.
2.    Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian sampelnya.
3.    Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun demikian, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).


4.    Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk


sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5.    Menetapkan teknik sampling
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia  hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.
Keuntungan menggunakan sampel yaitu
1.    Memdahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan enggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.
2.    Penelitian lebih efesien ( dalam arti menghemat uang, waktu dan tenaga).
3.    Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data artinya jia subjeknya banyak dikhawtirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpulan dat mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
4.    Peneitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif(merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bias dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bias digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak.
C.      Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.

1. Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
a)    Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b)   Proportionate Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat


beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
c)      Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.

d)   Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.

2.  Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa


disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a)   Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b)    Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c)   Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d)   Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e)   Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.


f)    Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

D.      Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).
Roscoe 1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:
1.    Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebayakan penelitian
2.    Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3.    Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4.    Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen


5.    yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain=
1.      Rumus Slovin
n = 
n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05
2.      Tabel Issac dan Michael
s  =
 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.
P=Q= 0,5.
D= 0,05.
 S= jumlah sampel









BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a.       Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
b.      Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target
c.       Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d.      Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah:
Ukuran populasi, Masalah biaya, Masalah waktu, Percobaan yang sifatnya merusak,mMasalah ketelitian,dan Masalah ekonomis
e.       Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
f.       Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel
1.     Probability/Random Sampling
2.     Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak






DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. BelajarMudah Penelitian. Bandung: Alfabeta
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Dedy. 2012. Makalah Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014
Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi yogyakarta
Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan sampel\makalah-populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 13 April 2016
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

No comments:

Post a Comment