MAKALAH
“Tentang
Tsunami”
DI
S
U
S
U
N
OLEH
TAHUN AJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah SWT yang dengan Ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan
pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada
keluarga, Bapak guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Dalam makalah
ini, kami membahas tentang “Tentang
Tsunami”. Makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari.
Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Lubuklinggau, Mei
2016
Penyusun
Dian Tika
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Tsunami........................................................................................... 2
2. Penyebab Terjadinya Tsunami.......................................................................... 2
3. Sistem Peringatan Dini..................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................................. 6
B. Saran.................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tsunami
(bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap
fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30
km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa
saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah,
dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang
mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20,
pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih
terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Teks-teks
geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami
sebagai "gelombang laut seismik".
2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan
Tsunami ?
b. Apa yang menyebabkan Tsunami itu
terjadi?
c. Bagaimana sistem peringatan dini
terhadap Tsunami?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Tsunami
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar
dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh
gempabumi yang terjadi di dasar laut.
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut.
Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9
km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian
tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal
yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan
gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya
lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak
gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang
dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun
tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.
2.
Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung
api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa
bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan
vertikal pada kerak
bumi, dapat mengakibatkan dasar laut
naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air
yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air
laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang
tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai
tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa
air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis
pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.
Gerakan
vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.
Tanah
longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya
terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari
atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan
meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
- Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
- Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
- Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
3.
Sistem Peringatan Dini
Banyak
kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami.
Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan
proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar
atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam
tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy,
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh
pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan
untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai
pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi
setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960.
Amerika serikat membuat Pasific Tsunami
Warning Center
pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan
internasional pada tahun 1965.
Salah
satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang
di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific
Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga
kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya
masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan
kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik
telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah
sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian
tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan.
Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan
batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan,
bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak
rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
Sistem peringatan dini di indonesia
Pemerintah
Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System -
InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan
peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami.
Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan
dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan
Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga
non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset
dan Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab
untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat
mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa
terjadi.
Sistem
Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko,
Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan
laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
Cara Kerja
Sebuah
Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang
rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional,
daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila
terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf
(pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan
melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA
yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa
dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi
menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario
modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan
INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data
dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge)
untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah
terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info
peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi
(Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan
informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan
melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara
penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile,
Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas
RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman
serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan
canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk
Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat
yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan
RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang
juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang
mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ?
jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada
listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya
kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup
memadai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
· Tsunami
adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan
hinggalebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di
dasar laut.
·
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi
·
Sistem peringatan dini adalah suatu system atau alat yang digunakan untuk
mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan
tsunami.
B.
Saran
·
Pembaca diharapkan mampu memahami pengertian dari Tsunami
·
Pembaca diharapkan mampu mengetahui penyebab terjadinya Tsunami
·
Pembaca diharapkan mampu memahami sistem peringatan dini terhadap Tsunami
DAFTAR PUSTAKA
http://ariatmancool.blogspot.co.id/2010/11/makalah-tentang-tsunami.html
No comments:
Post a Comment