KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya terutama
nikmat sehat dan kesempatan sehingga saya mampu menyelesaikan makalah dengan
judul “cara dan penguatan karakter mahasiswa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA)” ini, sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad saw yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh
alam.
Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi
Menulis Lanjut. Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada Dra.Tri Astuti,M.Pd selaku dosen pengampuh mata
kuliah Pendidikan Menulis Lanjut.
Akhirnya
psaya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan-pembuatan
makalah yang akan datang.
LubukLinggau, 11 Juni 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………….... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan………………………………….. 1
B. Rumusan Masala……………………………………………….. 1
C.
Tujuan Makalah………………………………………………… 2
D.
Manfaat
Makalah……………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Tujuan Mea…………………………………..... 3
B.
Dampak dan Tantangan Menghadapi MEA................................ 5
C.
Penguatan Karakter
Mahasiwa Menghadapi MEA……….......... 6
D.
Cara
Mahasiswa menghadapi MEA………………................ … 8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………...........
9
Saran………………………………………………………………….......... 9
DAFTAR
PUSTAKA
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Siapkah anda
menghadapi persaingan di tahun 2015? Sudah seharusnya kita bersiap menghadapi
ketatnya persaingan di tahun mendatang. Khususnya bagi Mahasiwa Indonesia dan.
MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir ndustry ekonomi di
kawasan Asia Tenggara.Terdapat empat hal yang akan menjadi ndus MEA pada tahun
2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia, yakni:
Pertama,
ndust-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis
produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah
yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu ndust ke
ndust lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA
akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi,
yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer
protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce.
Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat
perlindungan berupa ndust jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;
mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi
yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan ndust Double Taxation,
dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA
pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang
merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya
saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka
terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia
dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.
Keempat, MEA
akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan
membangun sebuah industri untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara
anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan
pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara Anggota
ASEAN yang kurang berkembang.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai Peluang,
tantangan, dan Resiko bagi Indonesia dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Masalah ini diambil karena adanya pasar bebas ASEAN di Indonesia. Dalam makalah
ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa saja
peluang dan tantangan yang bisa kita
ambil dalam program MEA?
2. Apa saja
resiko yang akan ditanggung Indonesia dalam menghadapi MEA?
1
C.
Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan makalah ini adalah
1.
Peluang dan
tantangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam MEA.
2.
Resiko yang
dihadapi Indonesia saat MEA.
D.
Manfaat Makalah
Makalah ini
disusun agar dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini
berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara
praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis,
seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu
dari masalah yang dibahas dalam makalah ini; dan
2. pembaca, makalah ini daharapkan
dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah
wawasan pembaca.
2
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN dan TUJUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
(MEA) Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara,
bertujuan untuk meningkatkan masyarakat dengan investasi asing di kawasan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan barang dan
jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dalam kesepakatantersebut
terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh negara
ASEAN termasuk Indonesia, yaitu Arus barang, Arus jasa, Arus modal, Arus
investasi dan Arus tenaga kerja terlatih. Dalam situasi dimaksud yang menjadi
taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk maupun SDM, karena apabila
tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri ini akan menjadi pasar dari produk
asing dan masyarakat kita hanya sebagai penonton, karena tidak mampu bersaing
dengan tenaga asing yang ahli.
Tujuan
didirikannya MEA adalah:
1.Untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN,membentuk kawasan ekonomi
antar negara ASEAN yang kuat. Bahwa saat
ini di
Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi. Dan dengan terbentuknya
Masyarakat Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi masalah-masalah dalam
bidang perekonomian antar negara ASEAN.
Sehingga
kasus krisis ekonomi seperti di Indonesia pada tahun 1997 dulu tidak terulang
kembali.
2.Terciptanya
kawasan pasar bebas ASEAN. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku
usaha di negara ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar negara ASEAN akan diuji
di sini. Bagi pelaku usaha dan jasa hendaknya
mulai
sekarang meningkatkan kualitas produk. Bagaimana produk itu agar dicintai
konsumen. Dengan membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti
akan bisa bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya.
3
B. Dampak dan Tantangan Yang Dihadapi Masyarakat
Termasuk Mahasiswa Dengan Adanya MEA
Menurut
Prasetyo (2014)
MEA yang
akan dimulai awal tahun depan tersebut tentu akan memberikan dampak positif dan
negatif bagi negara Indonesia.
Dampak
positifnya
Yaitu akan
memacu pertumbuhan investasi baik dari luar maupun dalam negeri sehingga akan
membuka
lapangan
pekerjaan baru. Selain itu, penduduk Indonesia akan dapat mencari pekerjaan di
negara
ASEAN
lainnya dengan aturan yang relatif akan lebih mudah dengan adanya MEA ini.
Dengan
demikian, hadirnya MEA diharapkan akan mengurangi pengangguran karena akan
membuka lapangan kerja baru dan menyerap angkatan kerja yang ada saat ini untuk
masuk ke dalam pasar kerja.
Laporan Bank
Pembangunan Asia
(ADB) dan
Organisasi Buruh Internasional (ILO), MEA dapat menciptakan 14 juta lapangan
kerja tambahan atau mengalami kenaikan 41 persen pada 2015
karena
semakin bebasnya pergerakan tenaga kerja terampil. Pertumbuhan ekonomi regional
pun bisa terdongkrak menjadi 7 persen.Adapun dampak negatif dari MEA, yaitu
dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan
tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga
mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang
ketenagakerjaan. MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang
sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. Pembatasan, terutama
dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan sehingga MEA
akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai
jabatan
serta profesi di Indonesia yang selama ini tertutup atau minim tenaga asingnya.
Saat MEA
berlaku, di bidang ketenagakerjaan ada 8 (delapan) profesi yang telah
disepakati untuk dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei,
tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan (Media Indonesia,
Kamis, 27 Maret 2014). Menurut Wuryandani(2014)masih ada beberapa persoalan
mendasaryang masih dihadapi Indonesia dalam rangkamenghadapi MEA 2015.
Pertama,
masih tingginya jumlah pengangguran terselubung(disguisedunemployment).
Kedua, rendahnya
jumlah wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan kesempatan kerja.
Ketiga,
pekerja Indonesia didominasi oleh pekerja tidak terdidik sehinggaproduktivitas
mereka rendah.
Keempat, meningkatnya
jumlah pengangguran tenagakerja terdidik,akibat ketidaksesuaian antara lulusan
perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Kelima,
ketimpangan produktivitas tenaga kerja antar sektor ekonomi.
Keenam,
sektor informal mendominasi lapangan pekerjaan.
Ketujuh, pengangguran
di Indonesia merupakan pengangguran tertinggi dari 10 negara anggota ASEAN,termasuk
ketidaksiapan tenaga kerja
terampil
dalam menghadapi MEA 2015.
Kedelapan,
tuntutan pekerja terhadap upah minimum,tenaga kontrak dan jaminan sosial
ketenagakerjaan.
Kesembilan,
masalahTenaga Kerja Indonesia (TKI) yang banya tersebar di luar negeri.
Hal ini
tentunya menjadi tantangan bagi kita semua untuk dapat memperbaiki kualitas
sumber daya manusia Indonesia agar siap untuk bersaing
5
C. Penguatan
Karakter Mahasiswa dalam Menghadapi MEA
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 menuntut masyarakat Indonesia mempunyai mental luar
biasa, karena berhadapan dengan masyarakat dari luar Indonesia. Salah satu
upaya pembentukan masyarakat Indonesia yang bermental luar biasa melalui jalur
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha mewariskan nilai-nilai luhur bangsa
untuk menciptakan generasi bangsa yang unggul intelektual, berkepribadian, dan
memiliki identitas kebangsaan. Pendidikan dan pembentukan karakter sesuai
dengan yang tercantum dalam
fungsi dan
tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus merespon
dengan tepat agar dapat menyiapkan SDM yang berkualitas. Dengan penguatan
karakter pada mahasiswa diharapkan mampumenciptakan generasi-generasi bangsa
yang siap bersaing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Karakter
merupakan aktualisasi dari soft skillseseorang, yang mana karakter merupkan
cara berpikir dan perilaku yang menunjukkan cirri khas dari seseorang dan
bekerjasama dengan orang lain dan mampu bertanggungjawab denganapa yang menjadi
keputusannya.
Maka soft
skill pada individu (mahasiswa) bisa dibangun dan dikembangkan, oleh karena itu
pengembangan soft skillmelalui berbagai pelatihan tidak jauh berbeda dengan apa
yang sekarang dikenal dengan pengembangan karakter bangsa. Jadi, konsep soft
skill maksudnya tidak lain adalah karakter. (Marzuki, 2012) Mahasiswa yang
memiliki soft skill akan lebih siap dalam menghadapi persaingan dalam era MEA.
Terdapat perbedaan kebutuhan dan pen
gembangannya
serta sudut pandang terhadap hard skills dan soft skills antara dunia
kerja/usaha dan perguruan tinggi pada saat ini. Rasio kebutuhan soft skillsdan
hard skills di dunia kerja/usaha berbanding terbalik dengan pengembangannya di
perguruan tinggi. Kesuksesan di dunia kerja/usaha 80%
ditentukan
oleh mind set(soft skills) yang dimilikinya dan 20% ditentukan oleh
technical
skills(hard skills). Menurut Illah Sailah (2007), bahwa pendidikan di Indonesia
muatan soft skillshanya 10 % sedangkan hard skills90 %, begitu juga Menurut
penelitian di Harvard.
6
D. Cara mahasiswa untuk
menghadapi mea agar memiliki kesiapan dalam menghadapi mea
Dalam menghadapi MEA maka di butuhkan sumber daya
manusia yang terampil juga terdidik, karena sumber daya manusisa merupakan
faktor produksi yang sangat penting. Sumber daya manusisa adalah penduduk yang
siap mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan
organisasi. Mahasiswa merupakan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang unggul dan harus mempunyai kelebihan dari pada yang
lainnya
Dari sebuah data jumlah mahasiswa Indonesia saat ini
4,8 juta orang, dan jika dihitung terhadap populasi penduduk berusisa 19-24
tahun, maka angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yaitu 18,4 %,
berarti ada lebih dari 81,6% anak usia 19-24 tahun tidak mengalami kesempatan
untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi/kuliah
Mahasiswa sudah seharusnya dapat berperan dan menjadi
garda dalam pembangunan bangsa. Peran mahasiswa dalam pembangunan bangsa yaitu
:
Pertama sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat
menjadi kontrol bagi berjalannya pemerintahan. Baik dalam pembuatan kebijakan
maupun peraturan yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa juga bisa sebagai
penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah.
Kedua sebagai bagian dari perubahan, sebagai kaum
intelektual peranan mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting dalam perubahan
bangsa. Mahasiswa dapat merealisasikan teori yang di pelajarinya di kampus,
terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa juga harus berpikir
kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat dan memberikan
solusi. Selain itu mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah generasi penerus
bangsa untuk meneruskan dan menggantikan generasi sebelumnya untuk melakukan
perubahan bangsa ke arah yang lebih baik dan maju.
7
Ketiga sebagai iron stock, yaitu mahasiswa sebagai
penerus atau aset cadangan bangsa untuk melakukan perubahan. Selain itu mahasiswa
adalah harapan bangsa untuk meneruskan perjuangan di masa depan yang panjang.
ASEAN Community menuntut
sumber daya manusia untuk siap bertarung dengan SDM negara ASEAN lainnya,
pertarungan ini hanya bisa menang dan dimenangkan oleh mereka yang mengenyam
pendidikan lebih lama dan lebih tinggi serta berkualitas. MEA memberi kesempatan seluas-luasnya bagi warga negara
ASEAN untuk mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan di negara yang dituju,
akan tetapi AEC blue print membatasi hanya tenaga kerja yang terampil. dalam menghadapi MEA 2015 maka kita harus
benar-benar mempersiapkan ketrampilan dan inofasi baru dalam bidang usaha,
menghadapi MEA tak perlu khawatir tetapi anggaplah ini sebagai tantangan utuk
kita semua dalam menghadapi pasar bebas dan persaingan global.
8
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan
hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan
keunggulan skala ekonomi dalam negeri khusunya para mahasiswa maka dari itu
mahasiswa harus menguatkan karakter dirinya menjadi karakter yang keratif dan
inovatif. Mahasiwa pun juga harus memahami cara untuk menghadapi MEA agar para
mahasiswa memiliki kesiapan diri dalam menghadapi MEA dan dapat ikut bersaing.
Saran
Sesuai
dengan kesimpulan diatas, maka penulis merumuskan saran dalam makalah ini
sebagai berikut:
Hendaknya Mahasiswa dapat menguatkan karakternya seperti
menjadi mahasiswa yang kreatif dan inovatif dan Hendaknya mahasiwa juga bisa
ikut bersaing di MEA maka dari itu mahasiwa harus memiliki kesiapan diri dalam
menghadapi MEA.
9
DAFTAR
PUSTAKA
Zamroni,2010,
Strategi dan Model Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan dan Pembelajaran,Yogyakarta:
PHK-I UNY
Prasetyo,
Bagus (2014). Menilik Kesiapan Dunia Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi
MEA.Jurnal RechtsVinding , Media Pembinaan Hukum Nasional
Didik Ahmad Supadie, 06 desember 2014 cara Dan Kesiapan Mahasiswa Menghadapi Mea ,
seminar FAI UNISSULA,.
No comments:
Post a Comment