BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada
masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap
orang tentu akan mengetahui bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan
sosialnya yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Oleh karena itu
dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan
persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal
dengan diskusi.
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin
dicapai.Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga
pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran
menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta
didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan
metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan diskusi memungkinkan peserta
didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah
melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis
dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya.
Seorang guru yang memiliki
fungsi sebagai fasilitator, motivator serta evaluator dituntut berbagai
keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar. Salah satunya adalah
keterampilan untuk memimpin diskusi kelompok kecil. Hal ini sangat penting
sebab menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:80) ”keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut:
1. Siswa
dapat saling member informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru
atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2. Siswa
dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
3. Siswa
terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4. Diskusi
punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pendudukan
sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi dari
diskusi kelompok kecil itu?
1.2.2 Apa sajakah prinsip
pelaksanaan diskusi kelompok kecil?
1.2.3 Komponen apa sajakah
yang diperlukan untuk membimbing diskusi kelompok kecil?
1.2.4 Apa sajakah keuntungan
dari diskusi kelompok kecil?
1.2.5 Apa sajakah kelemahan
dari diskusi kelompok kecil?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Mengetahui
pengertian/definisi diskusi kelompok kecil
1.3.2 Mengetahui prinsip
pelaksanan diskusi kelompok kecil
1.3.3 Mengetahui komponen
keterampilan membimbing diskusikelompok kecil
1.3.4 Mengetahui keuntungan
dari diskusi kelompok kecil
1.3.5 Mengetahui kelemahan
dari diskusi kelompok kecil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian/definisi
diskusi kelompok kecil
Menurut Mulyasa dalam Suwarna
(2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan
suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan
strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu
masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir,
berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Melibatkan
kelompok arang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang)
2. Berlangsung
dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung,
artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang
dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3. Mempunyai
tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
4. Berlangsung
menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu kesimpulan.
Jadi keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik
agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka
mencapai indikator.
2.2 Prinsip
Pelaksanan diskusi
A. Diskusi Hendaknya Berlangsung Dalam Iklim Terbuka
Hal ini ditandai oleh adanya
kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal topik lebih
jauh, keantusiasan berpartisipasi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain
serta terbinanya perasaan aman dan bebas berpendapat.
B. Kegiatan diskusi dapat
berlangsung secara efektif jika didahului oleh perencanaan dan persiapan yang
matang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Pemilihan
topik sesuai dengan indikator khusus yang akan dicakup, minat dan kemampuan
peserta didik serta bermakn.a bagi peningkatan kemampuan berpikirnya.
2. Perumusan,
masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek atau jawaban bermacam-macam
yang berbeda hanya tingkat kebenaran, sudut pandang dan arah peninjauannya.
3. Penyiapan
informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik agar peserta didik memiliki
latar belakang pengetahuan yang sama yang dapat diIakukan dengan membaca
artikel, melakukan observasi dan lain-lain.
4. Penyiapan
diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Dalam hal ini guru hendaknya
selalu siap sebagai sumber informasi, motivator.Sehingga dapat memberiikan
penjelasan yang diperlukan dan menyusun pertanyaan yang memotivasi peserta
didik dan memahami kesulitannya.
5. Penetapan
besar kelompok peserta didik. Besar kecilnya kelompok mempunyai kekuatan dan
kelemahan yang berbeda.Karena itu hendaknya dipertimbangkan pengalaman,
kematangan dan keterampilan peserta didik, tingkat kekompakan, intensitas
minat, latar belakang pengetahuan dan keterampilan guru memimpin diskusi.
6. Pengaturan
tempat duduk, agar diupayakan anggota kelompok dapat bertatap muka dan pemimpin
diskusi berada dalam posisi yang memungkinkan dapat berhadapan dengan
anggota.Sehingga terpupuk suasana kehangatan, persahabatan, keko hesivan antar
peserta.
2.3 Komponen
keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil
Dalam diskusi kelompok kecil,
guru berperan sebagai pemimpin dan pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan
agar diskusi tersebut berjalan dengan optimal. Beberapa keterampilan yang harus
dimiliki guru sebagai pemimpin diskusi adalah:
a. Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk
di kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang ditarik membuat
kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan selingan omongan
lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar anggota kelompok. Kondisi
seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama, guru harus segera mengatasi
masalah tersebut.
Masalah yang muncul pada saat
diskusi kelompok tersebut dapat diatasi dengan memusatkan perhatian siswa.
Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan guru, antara lain dengan:
1) Menyampaikan kembali
tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya. Untuk membantu siswa memahami
topik diskusi guru dapat membantu dengan mengajukan pertanyaan seputar topik
yang sedang dibicarakan. Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang siswa
untuk tahu banyak hal tentang topik tersebut,
2) Menyampaikan
masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat melenceng, guru
mengingatkan kembali tentang hal tersebut,
3) Mencermati setiap
penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan supaya setiap kelompok
kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati,
4) Membuat kesimpulan pada
akhir subpermasalahan, untuk menghimpun pendapat-pendapat siswa tentang
subtopik tersebut. pendapat dan gagasan siswa di dalam kelompok bisa
dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil diskusi kelompok. Berikut diberikan
cara memanfaatkan gagasan siswa:
1. Memberikan
pengakuan terhadap gagasan siswa dengan cara mengulangi bagian penting yang
diucapkan oleh siswa tersebut.
2. Memodifikasi
gagasan siswa tersebut dengan cara menguraikannya kembali.
3. Menggunakan
gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan.
4. Membandingkan
gagasan siswa dengan gagasan siswa lainnya.
5. Merangkum
hal-hal telah diuraikan oleh siswa di dalam kelompok.
b. Memperjelas masalah dan memberikan urunan
Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar
anggota. Guru mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok
tersebut. Bila perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu
pertanda bagus untuk berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa.Tapi apabila
menurut guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah konsep, maka
guru harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang benar.
Memperjelas ide, pendapat,
atau gagasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
1) Menguraikan kembali atau
merangkum sumbangan pikiran dari siswa tersebut sehingga menjadi jelas,
2) Meminta siswa untuk
memberi komentar, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa
memperjelas ide yang dimaksud dan mengembangkannya,
3) Menguraikan gagasan siswa
dengan memberi ulasan dan tambahan informasi, atau contoh-contoh yang tepat,
sehingga semua anggota kelompok memperoleh pengertian yang sama terhadap konsep
yang sedang dibicarakan.
Aktivitas-aktivitas
memperperjelas yang dilakukan guru akan meningkatkan efektivitas waktu,
memperjelas masalah, dan memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam materi
ajar tersebut. Motivasi tersebut akan terbawa pada saat siswa merdiskusi untuk
sub atau topik berikutnya.
c. Menganalisis pandangan siswa
Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam
mengemukakan pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di dalam
kelompoknya.Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi perdebatan.Perdebatan
menandakan iklim interaksi sudah berkembang.Namunsebagai kontrol,
guru perlu mengawasi jalannya perdebatan tersebut. Bila siswa tidak menemukan
jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut, maka harus menganalisis pendapat
siswa. Apakah pendapat atau gagasan tersebut dilandasi oleh argumentasi yang
kuat. Guru juga dapat menengahi dengan cara kembali memperjelas hal-hal yang
sudah disepakati sebelum diskusi.
d. Meningkatkan urunan siswa
Sebagian siswa senang
mengemukakan pendapat, tapi belum tentu pendapat itu tepat atau benar. Diskusi
kelompok menfasilitasi anak untuk saling melengkapi dan saling mengkoreksi satu
sama lain. Sehingga gagasan yang bagus dari siswa terjaring pada diskusi
kelompok dan bermanfaat bagi siswa lain di dalam kelompoknya, dengan kata lain
meningkatkan sumbangan terhadap kelompok. Untuk meningkatkan urunan pendapat
siswa guru sebagai pembimbing dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpikir, sehingga
memunculkan ide baru,
2. Memberiikan
contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada waktu yang tepat. Contoh non
verbal misalnya gambar, grafik, diagram, dan cerita atau narasi,
3. Menciptakan
suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat
4. Mengembangkan
suasana kondusif di dalam kelompok, melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengundang perbedaan pendapat,
5. Memberi
waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir, tanpa diganggu oleh
komentar-komentar guru,
6. Memberii
dukungan nyata terhadap pendapat siswa dengan cara mendengarkan dengan
penuh perhatian, memberiikan komentar positif, menampilkan mimik senang dan
bangga terhadap mereka, serta menampilkan sikap bersahabat. Semua yang
dilakukan oleh guru tersebut memberii dampak psikologis yang mendorong
siswa menemukan gagasan baru.
e. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang
dicapai secarabersama-sama.Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah
memantau jalannya diskusi.Mengamati apakah ada siswa yang pasif di dalam
kelompok, karena tidak diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau tidak
punya keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalsis penyebab ada siswa yang tidak
berkontribusi terhadap kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua
siswa bebas menyampaikan pendapat.Tidak boleh ada dominasi oleh anggota
kelompok tertentu. Karena dominasi berarti tidak terjadi diskusi, maka tujuan
diskusi tidak tercapai bila diskusi didominasi oleh siswa tertentu saja.
Tugas guru sebagai pemimpin
diskusi adalah mengaktifkan semua anggota kelompok. Menfasilitasi agar semua
siswa berkontribusi terhadap kelompok. Upaya yang dapat dilakukan guru
mengatasi masalah ini antara lain:
1. Mengeluarkan
pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti bisa. Bahwa dia pasti punya
gagasan, bila disampaikan akan bermanfaat bagi teman-temanya di kelompok.
2. Mengatasi
kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara sacara bersamaan).
Memberii kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat pada siswa yang
pendiam.
3. Mencegah
monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
4. Mendorong
siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya, sehingga suasana diskusi
menjadi hidup.
5. Apabila
siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari apa yang mereka
debatkan, guru dapat menengahi dengan cara memilih salah satu pendapat, dan
meyakinkan siswa dengan berbagai alas an bahwa pendapat inilah yang paling
tepat.
f. Menutup diskusi
Agar diskusi memberiikan
makna bagi siswa dan guru dapat gambaran apakah tujuan diskusi tercapai atau
tidak, sebagai pemimpin diskusi guru harus menutup diskusi. Aktivitas penutupan
diskusi adalah:
1. Membuat
rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan menghimpun pendapat
siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat dilakukan guru dengan menunjuk satu
atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru berperan
sebagai narasumber yang menarik benang merah dari apa yang disampaikan oleh
siswa. Sehingga semua siswa di kelas mendapatkan konsep yang benar.
2. Memberiikan
gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi berikutnya.
3. Bertukar
pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah berlangsung, untuk
mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka terhadap proses diskusi. Hasil
diskusi ini menjadi masukan berharga bagi guru untuk merencanakan diskusi
berikutnya lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
2.4 Keuntungan
diskusi kelompok kecil
Beberapa keuntungan yang
dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:
1. Kelompok
menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
2. Termotivasi
oleh kehadiran teman
3. Mengurangi
sifat pemalu
4. Anak
merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok,
5. Meningkatkan
pemahaman diri anak
6. Melatih
sisa untuk berfikir kritis
7. Melatih
siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8. Melatih
dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
2.5 Kelemahan
diskusi kelompok kecil
1. Waktu
belajar lebih panjang
2. Dapat
terjadi pemborosan waktu
3. Anak
yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4. Dominasi
siswa tertentu dalam diskusi
5. Tidak
dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan
pembelajaran
Semua kekurangan tersebut
dapat ditekan dengan rencana yang matang dan keterampilan guru mengarahkan,
memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian
pada semua kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa
yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan
berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi
kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi
kelompok. Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah:
1. Topik
diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2. Terlalu
mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban
yang terlalu banyak.
3. Membiarkan
siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4. Membiarkan
terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan
dengan apa yang sedang dibicarakan.
5. Terlalu
sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya
tidak penting.
6. Tidak
memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai
tujuan diskusi.
7. Tidak
memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8. Gagal
menutup diskusi dengan efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam membimbing diskusi
kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi sehingga
metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya,
diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi semua siswa untuk
proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat. Untuk itu, pelaksanaan
diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota
kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu guru sebagai pembimbing diskusi
kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan
berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik
dan sesuai dengan indikator, perumusan masalah yang mengundang jawaban
kompleks, memberi pengetahuan awal yang melatar belakangi topik diskusi,
serta penetapan besar anggota kelompok dan penataan tempat duduk.
Untuk itu guru diharapkan
menguasai komponen keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil.
Komponen-koponen keterampilan itu antara lain adalah memusatkan perhatian agar
diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran. Memperjelas
masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis pendapat siswa,
kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi,
menutup diskusi.
Metode diskusi kelompok kecil
mempunyai kelebihan-kelebihan yang bermanfaat untuk proses pembelajaran.
Kelebihan metode diskusi kelompok kecil antara lain kelompok menjadi kaya
dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, termotivasi
oleh kehadiran teman, mengurangi sifat pemalu, anak merasa terikat untuk
melaksanakan keputusan kelompok, meningkatkan pemahaman diri anak, melatih
siswa untuk berfikir kritis, melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya,
melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa.
Metode diskusi kelompok kecil
juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan itu antara lain adalah waktu
belajar lebih panjang dan terkadang bisa terjadi pemborosan waktu, anak yang
pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif, dominasi siswa tertentu dalam
diskusi, tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
terhadap materi yang akan didiskusikan.
Untuk meminimalisasi
kelemahan metode diskusi kelompok kecil, maka hendaknya guru menghindari
berbagai hal. Hal hal tersebut adalah sebagai berikut. Topik diskusi yang
tidak sesuai dengan minat siswa, guru terlalu mendominasi diskusi dengan cara
mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak, guru
membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok, Membiarkan terjadinya
pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa
yang sedang dibicarakan, guru terlalu sering menginterfensi siswa dengan
pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting, guru tidak memberi
waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan
diskusi, tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa, gagal menutup
diskusi dengan efektif.
DAFTAR RUJUKAN
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program
Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi (hlm.1-4).Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online), (http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html,
diakses 23 agustus 2011).
Mirat.
2009.Kemampuan memimpin Diskusi Kecil, (Online), (http://www.mirat.cc.cc/2009/08/kemampuan-memimpin-diskusi-kecil.html,
diakses 22 Agustus 2011
No comments:
Post a Comment