9 November 2016

Makalah Teknik Diskusi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin dicapai.Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran  menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan diskusi  memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya.
Seorang guru yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, motivator serta evaluator dituntut berbagai keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar. Salah satunya adalah keterampilan untuk memimpin diskusi kelompok kecil. Hal ini sangat penting sebab  menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:80) ”keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan  sebagai berikut:
1.    Siswa dapat saling member informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2.    Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
3.    Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4.    Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pendudukan sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi dari diskusi kelompok kecil itu?
1.2.2 Apa sajakah prinsip pelaksanaan diskusi kelompok kecil?
1.2.3 Komponen apa sajakah yang diperlukan untuk membimbing diskusi kelompok kecil?
1.2.4 Apa sajakah keuntungan dari diskusi kelompok kecil?
1.2.5 Apa sajakah kelemahan dari diskusi kelompok kecil?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Mengetahui pengertian/definisi diskusi kelompok kecil
1.3.2 Mengetahui prinsip pelaksanan diskusi kelompok kecil
1.3.3 Mengetahui komponen keterampilan membimbing diskusikelompok kecil
1.3.4 Mengetahui keuntungan dari diskusi kelompok kecil
1.3.5 Mengetahui kelemahan dari diskusi kelompok kecil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian/definisi diskusi kelompok kecil
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.    Melibatkan kelompok arang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang)
2.    Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3.    Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
4.    Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu kesimpulan.
Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka mencapai indikator.
2.2  Prinsip Pelaksanan diskusi
A. Diskusi Hendaknya Berlangsung Dalam Iklim Terbuka
Hal ini ditandai oleh adanya kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal topik lebih jauh, keantusiasan berpartisipasi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain serta terbinanya perasaan aman dan bebas berpendapat.
B. Kegiatan diskusi dapat berlangsung secara efektif jika didahului oleh perencanaan dan persiapan yang matang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.    Pemilihan topik sesuai dengan indikator khusus yang akan dicakup, minat dan kemampuan peserta didik serta bermakn.a bagi peningkatan kemampuan berpikirnya.
2.    Perumusan, masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek atau jawaban bermacam-macam yang berbeda hanya tingkat kebenaran, sudut pandang dan arah peninjauannya.
3.    Penyiapan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik agar peserta didik memiliki latar belakang pengetahuan yang sama yang dapat diIakukan dengan membaca artikel, melakukan observasi dan lain-lain.
4.    Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Dalam hal ini guru hendaknya selalu siap sebagai sumber informasi, motivator.Sehingga dapat memberiikan penjelasan yang diperlukan dan menyusun pertanyaan yang memotivasi peserta didik dan memahami kesulitannya.
5.    Penetapan besar kelompok peserta didik. Besar kecilnya kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berbeda.Karena itu hendaknya dipertimbangkan pengalaman, kematangan dan keterampilan peserta didik, tingkat kekompakan, intensitas minat, latar belakang pengetahuan dan keterampilan guru memimpin diskusi.
6.    Pengaturan tempat duduk, agar diupayakan anggota kelompok dapat bertatap muka dan pemimpin diskusi berada dalam posisi yang memungkinkan dapat berhadapan dengan anggota.Sehingga terpupuk suasana kehangatan, persahabatan, keko hesivan antar peserta.
2.3    Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan dengan optimal. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin diskusi adalah:
a. Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk di kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang ditarik membuat kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan selingan omongan lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar anggota kelompok. Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama, guru harus segera mengatasi masalah tersebut.
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi dengan memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan guru, antara lain dengan:
1) Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara mencapainya. Untuk membantu siswa memahami topik diskusi guru dapat membantu dengan mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan. Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang siswa untuk tahu banyak hal tentang topik tersebut,
2) Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat melenceng, guru mengingatkan kembali tentang hal tersebut,
3) Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu mengingatkan supaya setiap kelompok kembali pada rambu-rambu yang telah disepakati,
4) Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun pendapat-pendapat siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan gagasan siswa di dalam kelompok bisa dimanfaatkan guru untuk meningkatkan hasil diskusi kelompok. Berikut diberikan cara memanfaatkan gagasan siswa:
1.    Memberikan pengakuan terhadap gagasan siswa dengan cara mengulangi bagian penting yang diucapkan oleh siswa tersebut.
2.    Memodifikasi gagasan siswa tersebut dengan cara menguraikannya kembali.
3.    Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan.
4.    Membandingkan gagasan siswa dengan gagasan siswa lainnya.
5.    Merangkum hal-hal telah diuraikan oleh siswa di dalam kelompok.
b. Memperjelas masalah dan  memberikan urunan
Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar anggota. Guru mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok tersebut. Bila perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu pertanda bagus untuk berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa.Tapi apabila menurut guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah konsep, maka guru harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang benar.
Memperjelas ide, pendapat, atau gagasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
1) Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran dari siswa tersebut sehingga menjadi jelas,
2) Meminta siswa untuk memberi komentar, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa memperjelas ide yang dimaksud dan mengembangkannya,
3) Menguraikan gagasan siswa dengan memberi ulasan dan tambahan informasi, atau contoh-contoh yang tepat, sehingga semua anggota kelompok memperoleh pengertian yang sama terhadap konsep yang sedang dibicarakan.
Aktivitas-aktivitas memperperjelas yang dilakukan guru akan meningkatkan efektivitas waktu, memperjelas masalah, dan memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam materi ajar tersebut. Motivasi tersebut akan terbawa pada saat siswa merdiskusi untuk sub atau topik berikutnya.
c. Menganalisis pandangan siswa
Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam mengemukakan pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di dalam kelompoknya.Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi perdebatan.Perdebatan menandakan iklim interaksi sudah berkembang.Namunsebagai kontrol, guru perlu mengawasi jalannya perdebatan tersebut. Bila siswa tidak menemukan jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut, maka harus menganalisis pendapat siswa. Apakah pendapat atau gagasan tersebut dilandasi oleh argumentasi yang kuat. Guru juga dapat menengahi dengan cara kembali memperjelas hal-hal yang sudah disepakati sebelum diskusi.
d. Meningkatkan urunan siswa
Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum tentu pendapat itu tepat atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk saling melengkapi dan saling mengkoreksi satu sama lain. Sehingga gagasan yang bagus dari siswa terjaring pada diskusi kelompok dan bermanfaat bagi siswa lain di dalam kelompoknya, dengan kata lain meningkatkan sumbangan terhadap kelompok. Untuk meningkatkan urunan pendapat siswa guru sebagai pembimbing dapat melakukan hal-hal berikut:
1.    Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpikir, sehingga memunculkan ide baru,
2.    Memberiikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada waktu yang tepat. Contoh non verbal misalnya gambar, grafik, diagram, dan cerita atau narasi,
3.    Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat
4.    Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok, melalui pertanyaan-pertanyaan  yang mengundang perbedaan pendapat,
5.    Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir, tanpa diganggu oleh komentar-komentar guru,
6.    Memberii dukungan nyata  terhadap pendapat siswa dengan cara mendengarkan dengan penuh perhatian, memberiikan komentar positif, menampilkan mimik senang dan bangga terhadap mereka, serta menampilkan sikap bersahabat. Semua yang dilakukan oleh guru tersebut memberii dampak psikologis yang  mendorong siswa menemukan gagasan baru.
e. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang dicapai secarabersama-sama.Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah memantau jalannya diskusi.Mengamati apakah ada siswa yang pasif di dalam kelompok, karena tidak diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau tidak punya keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalsis penyebab ada siswa yang tidak berkontribusi terhadap kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua siswa bebas menyampaikan pendapat.Tidak boleh ada dominasi oleh anggota kelompok tertentu. Karena dominasi berarti tidak terjadi diskusi, maka tujuan diskusi tidak tercapai bila diskusi didominasi oleh siswa tertentu saja.
Tugas guru sebagai pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota kelompok. Menfasilitasi agar semua siswa berkontribusi terhadap kelompok. Upaya yang dapat dilakukan guru mengatasi masalah ini antara lain:
1.    Mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti bisa. Bahwa dia pasti punya gagasan, bila disampaikan akan bermanfaat bagi teman-temanya di kelompok.
2.    Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara sacara bersamaan). Memberii kesempatan pertama untuk menyampaikan pendapat pada siswa yang pendiam.
3.    Mencegah monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
4.    Mendorong siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya, sehingga suasana diskusi menjadi hidup.
5.    Apabila siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari apa yang mereka debatkan, guru dapat menengahi dengan cara memilih salah satu pendapat, dan meyakinkan siswa dengan berbagai alas an bahwa pendapat inilah yang paling tepat.
f. Menutup diskusi
Agar diskusi memberiikan makna bagi siswa dan guru dapat gambaran apakah tujuan diskusi tercapai atau tidak, sebagai pemimpin diskusi guru harus menutup diskusi. Aktivitas penutupan diskusi adalah:
1.    Membuat rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan menghimpun pendapat siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat dilakukan guru dengan menunjuk satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru berperan sebagai narasumber yang menarik benang merah dari apa yang disampaikan oleh siswa. Sehingga semua siswa di kelas mendapatkan konsep yang benar.
2.    Memberiikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi berikutnya.
3.    Bertukar pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah berlangsung, untuk mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka terhadap proses diskusi. Hasil diskusi ini menjadi masukan berharga bagi guru untuk merencanakan diskusi berikutnya lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
2.4   Keuntungan diskusi kelompok kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:
1.    Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
2.    Termotivasi oleh kehadiran teman
3.    Mengurangi sifat pemalu
4.    Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok,
5.    Meningkatkan pemahaman diri anak
6.    Melatih sisa untuk berfikir kritis
7.    Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8.    Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
2.5  Kelemahan diskusi kelompok kecil
1.    Waktu belajar lebih panjang
2.    Dapat terjadi pemborosan waktu
3.    Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4.    Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5.    Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah:
1.    Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2.    Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3.    Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4.    Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
5.    Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
6.    Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
7.    Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8.    Gagal menutup diskusi dengan efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat. Untuk itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu  guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang melatar belakangi topik diskusi, serta  penetapan besar anggota kelompok dan penataan tempat duduk.
Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu antara lain adalah memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran.  Memperjelas  masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
Metode diskusi kelompok kecil mempunyai kelebihan-kelebihan yang bermanfaat untuk proses pembelajaran.  Kelebihan metode diskusi kelompok kecil antara lain kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, termotivasi oleh kehadiran teman, mengurangi sifat pemalu, anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok, meningkatkan pemahaman diri anak, melatih siswa untuk berfikir kritis, melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya, melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa.
Metode diskusi kelompok kecil juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan itu antara lain adalah waktu belajar lebih panjang dan terkadang bisa terjadi pemborosan waktu, anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif, dominasi siswa tertentu dalam diskusi, tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap terhadap materi yang akan didiskusikan.
Untuk meminimalisasi kelemahan metode diskusi kelompok kecil, maka hendaknya guru menghindari berbagai hal. Hal hal tersebut adalah sebagai berikut. Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa, guru terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak, guru membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok, Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan, guru terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting, guru tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi, tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa, gagal menutup diskusi dengan efektif.
DAFTAR RUJUKAN
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi (hlm.1-4).Malang: Universitas Negeri Malang.
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online), (http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html, diakses 23 agustus 2011).
Mirat. 2009.Kemampuan memimpin Diskusi Kecil, (Online), (http://www.mirat.cc.cc/2009/08/kemampuan-memimpin-diskusi-kecil.html, diakses 22 Agustus 2011

No comments:

Post a Comment