KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun
Tugas Pedagogik Yaitu : Komunikasi Dengaan Peserta Didikini dengan baik dan
tepat waktu.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca
mengenai “komunikasi antara guru dengan siswadan pengaruhnya terhadap perilaku
siswa”Zaman sekarang, tidak sedikit kaum milennials yangmemutuskan diri untuk
menjadi guru muda.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang penting nya Pedagogik.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi
lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.Kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Pembina mata Kuliah
Pak Adri Valen ,M.Pd. dan kepada
pihak yang telah membantu ikut serta
dalam penyelesaian makalah ini.Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan
banyak terima kasih.
Lubuk
linggau 24 Februari 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar
Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pentingnya
Komunikasi Dengan Peserta Didik......................................... 3
B. Komunikasi
Dengan Pserta Didik.............................................................. 4
C. Komunikasi
Yang Efektip Dengan Peserta Didik................................... 14
D. Menyelenggarakan
Pembelajaran Yang Dapat Menbangu Komunikasi
Antar Peserta Didik................................................................................ 30
BAB III
PENUTUP......................................................................................... 38
A. Kesimpulan.............................................................................................. 38
B. Saran........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tugas guru tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar
di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas, khususnya mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan mengenai pelajaran
ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar, seperti keluarga dan
teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu kondisi yang menyenangkan
apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab, bersahabat dan memahami
situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas. Perilaku guru
seperti itu dapat menunjang motivasi dan
prestasi belajar siswa Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik
dan peserta didik sebagai suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam
lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses pengajaran.Pendidikan
dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga
berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan
dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier
(2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang
membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas.
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan
proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai
pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan
mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina
komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Pengertian Komunikasi ?
2. Apa
Tujuan dan Fungsi Komunikasi ?
3. Apa saja
Hambatan Komunikasi dengan Peserta Didik dalam Pendidikan ?
3. Bagaimana
Kopetensi dan Kinerja Guru dalam Komunikasi dengan Peserta Didik ?
4. Bagaiman
Komunikasi Yang Efektif Dengan Peserta Didik ?
6. Bagaimana
Komunikasi Guru dengan Peserta Didik Sebagai Interaksi Pedagogis ?
7.
Bagaimana Menyelengarakan Pembelajaran Yang Dapat Membangun
Komunikasi Antar Peserta Didik ?
C. Tujuan
1. Untuk
Mengetahui Apa Itu Komunikasi
2. Untuk
Mengetahui Tujuan Dan Fungsi Komunikasi
3. Untuk
Mengetahui Apa Saja Hambatan Komunikasi Dengan Peserta Didik Dalam Pendidikan
4. Untuk
Mengetahui Kopetensi Dan Kinerja Guru Dalam Komunikasi Dengan Peserta Didik
5. Untuk
Mengetahui Bagaiman Komunikasi Yang Efektif Dengan Peserta Didik
6. Untuk
Mengetahui Bagaiman Komunikasi Guru Dengan Peserta Didik Sebagai Interaksi
Pedagogis
7. Untuk
Mengetahui Bagaimana Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Dapat Membangun
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya Komunikasi dengan Peserta Didik
Berkomunikasi dengan peserta didik sangatlah penting
bagi guru dalam proses pembelajaran. Dengan berkomunikasi, guru dapat
menyampaikan pesan berupa potensi, gagasan, arahan, harapan dan suatu penjelasan
materi pembelajaran kepada anak didik. Melalui komunikasi, guru juga dapat
memotivasi dan menggerakkan peserta didik untuk giat belajar, serta menjalin
hubungan yang erat dengan para peserta diperlukan bagi kelancaran proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu berkomunikasi secara baik dan
efektif dengan peserta didik.Komunikasi yang baik dengan peserta didik sangat
diperlukan dalam dunia wadian, terutama pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Tanpa komunikasi baik (interaksi yang baik antara pendidik dengan
peserta didik), pesan yang menjadikan pendidikan itu sendiri akan sulit dipahami
atau dimengerti oleh penerima pesan/bota didik. Terkadang juga jika pendidik
kurang bisa mengkomunikasikan pesan, maka peserta didik akan sulit dalam
menerima pelajaran (pesan) bahkan akan cepat bosan dan bergairah dalam belajar
(Mulyoto, 2004: 65).289
Dengan komunikasi yang baik dengan peserta didik,
guru dapat mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi
peserta didik. Dengankomunikasi yang baik guru dapat mempengaruhi sikap atau
tingkah laku peserta didik kearah yang diharapkan, membujuk peserta didik agar
dapat mengubah sikap dan tingkahlakunya, serta menghibur peserta didik agar
terhindar dari rasa bosan dan pikiran yangpenat päda saat proses pembelajaran
berlangsung.
Efektif tidaknya komunikasi guru dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Oleh
karena itu, guru perlu membangun kamunikasi yang efektif dengan peserta didik
agar proses pembelajarandengan lancar dan efektif sehingga mengasilkan kualitas
pembelajaran yang diharapkan.Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan
proses transformasi pesan bersikap, pengetahuan, dan keterampilan dari guru
kepada peserta didik, dan patersebut dapat dipahami serta diterima oleh peserta
didik sesuai dengan tujuan telah ditetapkan. Guru adalah pihak yang paling
bertanggung jawab atas berlangsungnyakomunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga guru dituntut memiliki kemampuanberkomunikrasi yang baik
dengan peserta didik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.Kompetensi
dan Kinerja Guru dalam
B.
Komunikasi
dengan Peserta Didik
Kompetensi keenam yang menjadi bagian dari
kompetensi pedagogik dan menjadiunsur penilaian kinerja guru adalah kompetensi
komunikasi dengan peserta didik. Dalamkompetensi ini guru dituntut mampu
berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan
bersikap antusias dan positif. Guru memberikan respon yang lengkap dan relevan
kepada komentar atau pertanyaan peserta didik. Adapun indikator kompetensi atau
kinerja pada komunikasi dengan peserta didik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan
terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan
mereka.
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua
pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika
diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan / tanggapan tersebut.
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat,
benar, dan mutakhir, sesutujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kerjasaia baik antarpeserta didik.
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian
terhadap semua jawaban didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
6 Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan
peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan
kebingungan pada peserta didik.
Dalam kaitannya dengan proses komunikasi timbal
balik yang menyangkut penerimapesan, ada beberapa hal yang perlu diketahui,
seperti yang dijelaskan berikut ini.
a. Faktor Sumber
dan Penerima Pesan:
1) Pengetahuan, gagasan, pikiran, dan pengalaman
2) Sikap, keyakinan, dan tujuan
3) Kebutuhan, keinginan, dan tujuan
4) Kepentingan
5) Keanggotaan dan peranan dalam kelompok
6) Kecakapan berkomunikasi
7) Persepsi terhadap unsur-unsur lain
b. Faktor
Saluran:
1) Karakteristik saluran atau media yang digunakan
2) Seberapa besar jumlah publiknya
c. Faktor Pesan:
1) Gagasan dan isi pesan
2) Susunan pesan, bahasa dan gaya
3) Cara penyampaian lisan, tertulis, dan cara
lainnya (Sutikno, 2004: 63).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan
dapat disimpulkanbahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya dari seseorang (komunikator) dengan menggunakan
lambang-lambane kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain untuk
mengubah prilaku orang la (komunikan) yang terjadi sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial.
v Tujuan dan Fungsi
Komunikasi
Effendy (2005: 55) dalam bukunya ilmu, Teari, dan
Filsafat Komunikasimengemukakan tujuan komunikasi yaitu untuk (1) mengubah
sikap (to change the ottitude), (2) mengubah apini / pendapat / pandangan ( to
change the opinion), (3) mengubah prilaku (to change the behavior), dan (4)
mengubah masyarakat (to changetuthe soelety).
Pendapat lain dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam
bukunya Komunikasi BisnisProfesional bahwa komunikasi bertujuan memberikan
informasi, kepada para klien, kalega, bawahan dan penyelia (supervisor). Orang
atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya
atau yang akan diberi jalan masuk menuju jalan tersebut yang merupakan bagian
dari keadaan percaya dan rasa aman, Menolong, memberikan nasihat kepada orang
lain, atau pun berusaha memotivasi orang Dalam mencapai tujuan. Menyelesaikan
masalah dan membuat keputusan, karena lebih tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin
penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan
masalah/membuat keputusan harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan
Adapun fungsi komunikasi sebagaimana dikemukakan
oleh Judy C. Pearson dan BaulE Nelson dalam Mulyana (2005:91) bahwa komunikasi
mempunyai dua fungsi umum, untuk kelangsungan hidup diri sendiri dan untuk
kelangsungan hidup masyarakat. Untuk kelangsungan hidup diri sendiri meliputi:
kesamaan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri
kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Untuk kelangsungan hidup
masyarakat, yaitu tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan
keberadaan suatu masyarakat.
Komunikasi penting untuk membangun konsep, aktualisasi,
kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
berinteraksi antara ndividu, dan terjalinnya hubungan baik antara individu dan
kelompok.
Proses Komunikasi Harold D. Lasswell menyatakan
bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan komunikasi atau cara untuk
menggambarkan dengan tepat sebuah tindak unikasi ialah menjawab pertanyaan
"Who Says What In Which Channel To Whom. With What Effect? (siapa
mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)
Formula dari Lasswell tersebut termasuk dalam
katagori model-model dasar dalam strategi komunikasi. Formula sederhana ini
telah digunakan dengan berbagai caraterutama untuk mengatur dan
mengorganisasikan dan membentuk struktur tentang proses komunikasi. Formula Laswell
menunjukkan kecenderungan-kecenderungan awal model-model komunikasi, yaitu
menganggap bahwa komunikator pasti mempunyai receiver (penerima) dan karenanya
komunikasi harus semata-mata dianggap sebagai proses persuasif. Juga selalu
dianggap bahwa pesan-pesan itu pasti ada efeknya.
Berdasarkan paradigma Harold Lasswell, Philip Kotler
dalam bukunya Marketing Management, mengemukakan bahwa proses komunikasi
meliputi unsur-unsur sebagaiberikut.
a. Sender, yakni komunikator yang menyampaikan pesan
kepada seseorang atau sejumlah orang.
b. Encoding, yakni penyandaian, proses pengalihan
pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message, yakni pesan yang merupakan seperangkat
lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
d. Media, yakni saluran komunikasi tempat berlalunya
pesan dari komunikator kepada komunikan.
e. Decoding, yakni penguraian sandi, proses di mana
komunikan menetapkan manie pada lambang yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya.
f. Receiver, yakni komunikan yang menerima pesan
dari komunikator.
g. Response, yakni tanggapan, seperangkat reaksi
dari komunikan setelah diterpa pes
h. Feedback, yakni umpan balik, tanggapan komunikan
yang disampaikan kepada komunikator.
i. Noise, yakni gangguan tak terencana yang terjadi dalam
proses komunikasi sebagai akibat
diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan
oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor
kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan
dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. la harus terampil
menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai
sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam
mencapai khlayak sasaran. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang
lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan
lain-lain vang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati, Adakalanya seseorang menyampaikan.
pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan
tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain
tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai
perasaan tertentu disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil
apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari.
Sebaliknya, komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan
tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang
lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head, dan oleh Walter Hagemann
disebut Bewustseinsinhalte. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya
agar "gambaran dalam benak" dan "isi kesadaran" pada
komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh
komunikan. Mengenai persoalan tersebut dapat dijelaskan denganpenelaahan
terhadap prosesnya. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap
secara primer dan tahap secara sekunder.
a. Proses
Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol)sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang
secara langsung mampu "menerjemahkan" pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi
adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu "menerjemahkan"
pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau
opini; baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak: bukan saja tentang
hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga yang terjadi
pada waktu yang lalu dan masa mendatang.
Berkat kemampuan bahasa, maka kita dapat mempelajari
ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato dan Sokrates; dapat
menjadi manusia yang beradab dan berbudaya; dan dapat memperkirakan apa yang akan
terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad yang akan datang.
b. Proses
Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai mediakedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci
dalam komunikasiefektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan
dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. la harus terampil
menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai
sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam
mencapai khlayak sasaran. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang
lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan
lain-lain vang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati, Adakalanya seseorang menyampaikan buan pikirannya kepada orang
lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan
perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang
menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu disadari atau tidak disadari.
Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan
yang disadari. Sebaliknya, komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran,
perasaan tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada
orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head, dan oleh
Walter Hagemann disebut Bewustseinsinhalte. Yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana caranya agar "gambaran dalam benak" dan "isi kesadaran"
pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh
komunikan. Mengenai persoalan tersebut dapat dijelaskan dengan penelaahan
terhadap prosesnya.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni
tahap secara primer dan tahap secara sekunder.
v Bentuk-bentuk
Komunikasi
a. Komunikasi
Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan
diri sendiri dengan tujuanuntuk berfikir, melakukan penalaran, menganalisis, dan
merenung. (Devito 1997:57). Menurut Effendy (1993:57) komunikasi intrapersonal
atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri
seseorang dan seseorang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan.
b. Komunikasi
Antarpersonal
Komunikasi antarpersonal adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan-pesanantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (Devito,1989: 4).
c. Komunikasi
Kelompok
1) Komunikasi
dalam Kelompok Besar
Komunikasi dalam kelompok besar (large group, massa
atau macro group) tidaklah se- lalu sama dengan komunikasi dalam kelompok kecil
meskipun setiap kelompok besar pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil. Hal
ini antara lain dikarenakan beberapa hal, pertama, komunikasi dalam kelompok
besar jumlahnya yang besar (ratusan atau ribuan orang) di mana dalam suatu
situasi komunikasi yang sedang berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan
untuk memberikan tanggapan secara verbal dan personal karena sedikit sekali
kemungkinannya bagi komunikator untuk bertanya jawab. Kedua, situasi dialogis
hampir tidak ada (Devito, 1997:305).
2)
Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan
yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang
sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Misalnya,
komunikasi antar kepala sekolah dengan dewan guru yang dipimpinnya.
d. Komunikasi
Massa
Komunikasi massa adalah praduksi dan distribusi secara
institusional dan teknologis dari sebagian besar aliran pesan yang dimiliki bersama
secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat industrial (Winarso, 2005:
20). Komunikasi/Interaksi dengan Peserta Didik dalam Proses Pendidikan Sebagaimana
telah dikemukakan bahwa komunikasi adalah penyampalan informasi, gagasan,
emosi, keterampilan, dan sebagainya dari seseorang (komunikator dengan
menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain- lain
untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) yang terjadi sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial. Dalam proses pendidikan, komunikasi dimaksudkan sebagai penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dari seorang
guru/pendidik dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan,
Braikdan lain-lain untuk mengubah prilaku peserta didik yang terjadi sebagai
konsekuensi dar interaksi sosial edukatif.
Sutikno (2004: 64) mengemukakan bahwa komunikasi
pendidikan adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik
pada saat proses pembelajaran, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif
dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Mengacu pada tujuan dan fungsi
komunikasi secara umum sebagaimana telah dikemukakan di atas, dapat dinyatakan
bahwa komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran
memiliki tujuan antara lain sebagai berikut.
a. Mengubah sikap, perilaku, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai.
b. Mengubah pandangan peserta didik yang sempit
menjadi berpandangan atau berwawasan yang luas tentang pengetahuan yang
dipelajari.
c. Memberikan
informasi yang perlu diketahui atau dimiliki oleh peserta didik.
d. Memberikan nasihat dan motivasi kepada peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah dan membuat keputusan dalam proses belajar.
f. Membangun hubungan emosional dan sosial yang
baik, erat, dan harmonis.
Adapun fungsi komunikasi dengan peserta didik dalam
proses pendidikan atau pembelajaran antara lain sebagai berikut.
a. Untuk melaksanakan pendidikan atau pembelajaran.
b. Untuk memperbaiki hubungan sosial dan menjalin hubungan
yang baik di antara guru dan peserta didik.
Komunikasi yang baik dengan peserta didik dalam
pendidikan sangat diperlukan khususnya pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Tanpa komunikasi yang (interaksi yang baik antara pendidik dengan peserta didik),
pesan yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri akan sulit dipahami atau
dimengerti oleh penerima pesan / pesertadidik.
Terkadang
juga jika pendidik kurang bisa mengkomunikasikan pesan, maka peserta didik akan
sulit dalam menerima pelajaran (pesan) bahkan akan cepat bosan dan tidak bergairah
dalam belajar.
Menurut Heinich, Molenda, & Russell (1989) dalam
Sutikno (2004:64), komunikasi yang baik adalah komunikasi yang transaksional
atau ada timbal balik. Sebagaimana yang terlihat dalam bagan berikut ini. Salah
satu tugas pendidik yang utama dalam mendidik adalah menciptakan iklim belajar
yang kondusif. Pada dasarnya, dalam suatu interaksi, iklim yang muncul
diciptakan oleh kedua belah pihak, dalam hal ini oleh pendidik dan peserta
didik. Untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut, W.R. Houston, dkk.
(1988) menyarankan pentingnya pengkomunikasian harapan (expectation) dari
pendidik kepada peserta didik. Penciptaan komunikasi yang dimaksud adalah upaya
pendidik dalam menciptakan interaksi yang baik dengan peserta didik, baik itu
antara pendidik maupun peserta didik dengan pesertadidik.
Ada tiga hal yang perlu dan penting diperhatikan
oleh guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Ketiga hal itu merupakan rangkaian yang tak terpisahkan, yakni sebagai berikut.
a.
Maksud yang Hendak Dikomunikasikan
Komunikasi guru dengan peserta didik dalam pembelajaran
tentu memiliki maksud tertentu. Apakah itu bermaksud memberikan pengakuan,
bimbingan, maupun perbaikan. Semua itu dilakukan untuk kepentingan peserta
didik agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.
b.
Cara Mengkomunikasikan
Cara mengkomunikasi suatu pesan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru kepada para peserta didik menentukan kualitas dan hasil komunikasi
yang diharapkan. Oleh karena itu, maksud komunikasi yang baik dari guru,
hendaknya dikomunikasikan dengan baik. Maksud yang baik belum tentu diterima
dengan baik, bergantung pada secara baik juga oleh guru, sehingga maksud baik
itu dapat diterima oleh peserta didik cara mengkomunikasikannya.
Maksud yang dikomunikasikan oleh guru dalam proses pembelajaran
akan bisa diterima oleh para peserta didik apabila guru mengkomunikasikan
maksud itu dengan cara yang tepat.
Sebaliknya,
maksud tersebut tidak akan sampai pada peserta didik jika cara komunikasi yang
dilakukan oleh guru tidak tepat. Betapa penting cara Maksud Bisa Diterima
komunikasi itu menentukan hasil komunikasi Pembelajaran sebagai proses
komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin
ditransformasikan dapat sampai dengan baik dan efektif pada para peserta didik,
maka guru perlu mendesain pesan tersebut dengan memperhatikan prinsip-
prinsip
sebagai berikut.
a. Kesiapan dan
Motivasi
Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik.
Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam menerima belajar dapat dilakukan
dengan tes diagnostik atau tes prerequisite. Motivasi terdiri dari motivasi
internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan,
hukuman serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Alat Penarik
Perhatian
Pada dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah
jalang, sering berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak fokus) sehingga dalam mendesain
pesan belajar, guru harus pandai-pandai membuat daya tarik untuk mengendalikan perhatian
peserta didik pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat
berupa : warna, efekmusicpergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal
dan visual, serta sesuatu yang aneh.
c. Partisipasi
Aktif Peserta Didik
Guru harus berusaha membuat peserta didikaktif dalam
proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik harus
dimunculkan rangsangan- rangsangan berupa tanya jawab, praktik dan latihan,
drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).
d. Pengulangan
Agar peserta didik dapat menerima dan memahami
materi dengan baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang-ulang.
Pengulangan berupa pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan dengan
metode dan media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaanisyarat.
e. Umpan Balik
Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi
pada komunikasi, adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang
tepat dari guru dapat menjadi pemicu semangat bagi peserta didik. Umpan balik
yang diberikan dapat berupa informasi kemajuan belajar peserta didik, penguatan
terhadan jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar
terhadan pekerjaan peserta didik, dan dapat pula memberi umpan balik yang
menyeluruh terhadap performansi peserta didik.
f. Menghindari
Materi yang Tidak Relevan
Agar materi pelajaran yang diterima peserta didik
tidak menimbulkan kebingungan atau bisa dalam pemahaman, maka sedapat mungkin
harus dihindar materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang dibicarakan.
Untuk itu dalam mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa yang disajikan
hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan
konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan
memberikan topik diskusi. Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang
penting untuk dilakukan oleh guru, agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif. Dengan mendesain materi pembelajaran terlebih dahulu, akan
memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. (Malcolm dalam
Abdul Gaffur pada handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY, 2006).
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi
kesuksesan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu melakukan komunikasi
dengan efektif dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakannya. Komunikasi yang
dilakukan oleh guru dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua
arah antara gurudan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Tanpa komunikasi yang
efektif tidak akan terjadi pembelajaran yang efektif. Tanpa pembelajaran yang efektif
tidak akan terwujud pula kualitas pembelajaran yang diharapkan.
C. Komunikasi yang Efektif dengan Peserta Didik
Komunikasi yang Efektif dengan Peserta Didik Komunikasi
guru dengan peserta didik dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi
dua arah antara guru sebagai komunikator dan peserta didik sebagai komunikan dan
informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan guru maupun
pesertadidik tersebut.
Dalam upaya membangun komunikasi yang efektif dengan
peserta didik, setidaknya guruperlu memahami lima aspek sebagai berikut.
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi dengan
peserta didik guru harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara
jelas, sehingga mudah diterima dạn dipahami oleh peserta didik. Ketepatan atau
akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi
yang disampaikan. Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru harus menggunakan
bahasa yang baik dan benar serta informasi yang disampaikan juga
b . Ketepatan harus benar.
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya
adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan
dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Guru dalam berkomunikasi dengan
peserta didik perlu
c. Konteks
memperhatikan keadaan dan situasi yang dihadapi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan oleh guru dalam
komunikasi dengan peserta didik harus disusun dengan alur atau sistematika yang
jelas, sehingga pihak yang menerima informasi yaitu peserta didik cepat
tanggap.
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi,
tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi dengan
peserta didik guru harus menvesuaikan dengan budaya peserta didik, baik dalam
penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal; agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi. (Lestari G., 2003). Menurut Sastropoetro dalam Pratikno (1987),
berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan "the
communication is in tune". Dengan demikian berkomunikasi efektif dengan
peserta didik berarti guru dan peserta didik sama-sama memiliki pengertian yang
sama tentang suatu pesan yang dikomunikasikan.
Agar komunikasi dengan peserta didik dapat berjalan
secara efektif, guru harus memperhatikan beberapa syarat sebagai berikut.
a. Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
bagi peserta didik.
b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan
dimengerti oleh peserta didik.
c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian
atau minat bagi para peserta
didik.
d. Pesan dapat menggugah kepentingan para peserta
didik yang dapat menguntungkan.
e. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi
para peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, komunikasi dikatakan
efektif jika pesan yang dalam hai ini adalah materi pelajaran dapat diterima
dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh peserta didik.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan
komunikasi antarpribadi yang harus dimiliki oleh seorang Buru. Komunikasi
antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara ihiomial antara dua
orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua
belah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antarpribadi akan
berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi
antar pribadi.
Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antarpribadi
merupakan suatu keharusan, agarterjadi hubungan yang harmonis antara guru dan
peserta didik. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat bergantung
pada kedua belah pihak Akan tetapi, karena guru yang memegang kendali kelas,
maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif
terletak pada tangan guru. Keberhasilan guru dalam mengemban tanggung jawab tersebut
dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini, Sokolove dan
Sadker yang dikutip Wardani membagi keterampilan antarpribadi dalam
pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni sebagai berikut.
Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran
ini sangat bergantung pada kedua belah pihak Akan tetapi, karena guru yang
memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinyakomunikasi dalam kelas
yang sehat dan efektif terletak pada tangan guru. Keberhasilan guru dalam
mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam
melakukan komunikasi ini, Sokolove dan Sadker yang dikutip Wardani membagi
keterampilan antarpribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni
sebagai berikut.
a. Kemampuan
untuk Mengungkapkan Perasaan Peserta Didik
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang
positif dalam proses pembelajaran, yang memungkinkan peserta didik mau
mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau
dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh guru dengan dua cara,
yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. Untuk
menumbuhkan iklim semacam ini, guru harus bersikap: 1) memberi dorongan
positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel.
b. Kemampuan
Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Peserta didik
Apabila peserta didik telah bebas mengungkapkan
problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas guru adalah membantu mengklarifikasi
ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, guru perlu menguasai
dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori.
Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran,
perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai keefektifan dari perbuatan
tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan
pikirannya, pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi
pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring
peserta didik untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran,
dan perbuatannya.
Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik
secara efektif, guru perlu mengingat hal-hal berikut.
1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik
yang dibicarakan.
2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal
maupun nonverbal dari pembicara.
3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati,
kata-kata/perilaku khas yang diperli-
hatkan pembicara.
4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat
emosional.
5) Beri tanggapan dengan cara memprase kata-kata
yang diucapkan, menggambarkan
perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan
mengenai kedua hal tersebut
6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak,
menghakimi, atau seperti memusun.
7) Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau
pernyataan yang disampaikan.
v Starategi komunikasi
yang efektip dengan peserta didik
a.
Mengenai
Sasaran Komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi guru perlu mempelajari
siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut. Sudah tentu ini
bergantung pada tujuan komunikasi, apakah peserta didik hanya sekedar
mengetahui ataukah agar melakukan tindakan tertentu.
b.
Pemilihan
Media Komunikasi
Media komunikasi sangat banyak jumlahnya,mulai
yang dari tradidionalsampai dengan modern.Untuk mencapai sasaran
komunikasi,guru bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberapa
media,bergantung pada tujuan yang akan dicapai,pesan yang akan disampaikan,dan
tekik yang akan dipergunakan.
c.
Pengkajian
Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan
tertentu,ini menentukan teknik yang akan dipergunakan oleh guru.
d.
Peranan
Guru sebagai Komunikator dalam Komunikasi dengan Peserta didik
Dalam peranannya sebagai komunikator,guru perlu
memperhatikan dua factor penting dalam diri guru sebagai komunikator apabila
melakukan komunikasi dengan peserta didik,yaitu daya trik sumber dan
kredibilitas sumber
1)
Daya
Tarik Sumber
Seorang guru akan berhasil dalam
komunikasi dengan peserta didik (mampu mengubah sikap,opini,dan perilaku
peserta didik) apabila guru memiliki daya tarik sikap dan perilaku yang membuat
peserta didik menerima dan taat pada isi pesan yang disampaikan guru.Daya tarik
yang perlu dimiliki guru antara lain seperti sikap dan perilaku yang
bersahabat,ramah,dialogis,empati,simpati,peduli,menolong dan lain-lain.
2) Kredibilitas Sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan
komunikasi dengan peserta didik berhasil adalah kepercayaan peserta didik dan
guru.Kepercayaan ini menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang diampunya.Agar memiliki
kredibilitas yang tinggi di hadapan para peserta didik,guru harus benar-benar
tampil sebagai narasumber yang ahli dan professional yang bisa diandalkan oleh
peserta didik sebagai salah satu sumber belajar
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran
banyak ditentukan oleh keaktifan peserta didik dan guru dalam bentuk timbale
balik berupa pertanyaan,jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara
fisik maupun secara mental.Adanya umpan balik ini memungkinkan guru mengadakan
perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan.Keefektifan
komunikasi guru dengan peserta didik menunjuk kepada kemampuan guru untuk
menciptakan suatu pesan yang tepat,yaitu guru dapat mengetahui bahwa peserta
didik menginterpretasikan sama isi pesan dengan apa yang dimaksudkan oleh guru.
Komunikasi yang efektif dengan peserta didik
merupakan salah satu syarat berlangsunya pembelajaran yang efektif.Oleh karena
itu,guru harus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasinya
dengan peserta didik secara optimal dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.
Ada beberapa komponen yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam komunikasi pembelajaran yang efektif,yakni sebagai
berikut:
1.Penggunaan terminologi yang tepat
2.Presentasi yang sinambung dan runtut
3.Sinyal transisi atau perpindahan topic bahasan
4.Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran.
5.Kesesuaian komunikasi antara tingkah laku
komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi non verbal.
Dalam komunikasi yang efektif dengan peserta
didik,juga terdapat lima hal ang perlu diperhatikan oleh guru,yakni
a.
Respect
Hal ini mengandung maksud bahwa seorang
pendidik/guru harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapannya.Rasa
hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi
dengan orang lain dan di anggap penting.Jika guru membangun komunikasi dengan
rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,guru dapat membangun kerjasama
yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja pembelajaran.
b.
Emphaty
Empati adalah kemampuan menempatkan diri
pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.Dalam komunikasi dengan
peserta didik pada proses pembelajran,guru perlu memahami dan mengerti
keberadaan,perilaku dan keinginan para peserta didiknya.Rasa empati yag
diberikan guru ini akan menimbulkan respect atau penghargaan dari para peserta
didik,dan rasa respect itu akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur
utama dalam membangun kondusivitas proses pembelajaran.
c.
Audible
Audible artinya dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.Pesan yang akan di sampaikan oleh guru dalam komuikasi
pembelajaran harus audible,yakni harus dapat didengar,dimengerti dan diterima
dengan baik oleh para peserta didik.
d.
Clarity
Clarity berarti kejelasan dari pesan itu
sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi.Dalam
komunikasi dengan peserta didik,guru harus menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu pada peserta didik.
e.
Humble
Dalam komunikasi dengan peserta didik,guru
perlu menghargai,mau mendengar,menerima kritik,tidak sombong,dan tidak
memandang rendah peserta didik.Dengan demikian,komunikasi guru dengaan peserta
didik dalam proses pembelajaran akan belajar denganefektif.
Metode Komunikasi dengan Peserta Didik
Guru yang baik seharusnya memahami
karakteristik peserta didiknya agar iasukses dalam melaksanakan peran
pembelajarannya.Dalam proses pembelajaran,kemungkinan guru akan menemui peserta
didik yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya,suka
mengasingkan diri,dan cenderung menutup diri.
Untuk membuat peserta didik sebagai
komunikan mengikuti keinginan guru sebagai komunikator terdapat tiga metode
komunikasi dengan peserta didik yang dapat digunakan,yaitu metode
informative,metode persuasif,dan metode koersif.
a.
Metode
Komunikasi Informatif
Yakni guru menyampaikan pesan tentang
hal-hal baru yang perlu diketahui kepada para
peserta didk.
b.
Metode
Komunikasi Persuasif
Yakni guru mempengaruhi
sikap,pandangan,atau perilaku peserta didik dengan cara
membujuk,mengajak,sehingga peserta didik mau melakukan sesuatu yang diharapkan
dengan kesadaran sendiri,
c.
Metode
Komunikasi Koersif
Yakni komunikasi guru dengan peserta didik
yang mengandung sanksi bagi peserta didik apabila tidak melaksanakan sesuatu
yang telah di tentukan.Misalnya guru menjelaskan sanksi kepada peserta didik
sehubungan dengan tugas yang diberikan kepada peserta didik kalau tidak
dilaksanakn tepat waktu.
v Hambatan Komunikasi
dengan Peserta Didik dalam Pendidikan
Komunikasi dengan peserta didik dalam
proses pendidikan atau pembelajaran tidak terlepas dari adanya hambatan yang
membatasi efektivitas penyampaian pesan.Ada dua jenis gangguan utama dalam
komunikasi dengan peserta didik dalam pendidikan,yaitu gangguan semantic dan
gangguan salura.Hasil dari gangguan itu sama,yakni menyusutkan arti saat
terjadi penyampaian pesan.
a.
Gangguan
Saluran (Channel Noise)
Gangguan jenis ini meliputi setiap gangguan yang
mempengaruhi kehandalan fisik penyampaian pesan.Hal ini bisa diartikan sebagai
segala hambatan yang terjadi diantara sumber dan audience.
b.
Gangguan
Semantik
Gangguan jenis ini terjadi karena salah
menafsirkan pesan.Dalam setiap kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan
atau ketidaksesuaian antara kode yang digunakan oleh pengirim dengan yang
dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti ketika
dikirimkan.
Komunikasi
dengan Peserta Didik dalam Pembelajaran sebagai Interaksi Edukatif
a.
Makna
Interaksi Edukatif
Sebagai makhluk sosial,manusia dalam
kehidupannya membutuhkan hubungan dengan manusia lain.Hubungan itu terjadi
karena manusia menhajatkan manusia lainnya,ketika sesuatu yang akan dilakukan
tidak dapat dikerjakan soerang diri.
Kecenderungan manusia untuk berhubungan
melahirkan komunikasi dua arah melalui bahasa yang mengandung tindakan dan
perbuatan.Karena ada aksi dan reaksi,maka interaksi pun terjadi.
Namun perlu diingat,interaksi sebagaimana
disebutkan diatas,bukanlah interaksi edikatif,karena interaksi itu tidak
mempunyai tujuan yang jelas.Kedua belah pihak tidak bermaksud untuk mengubah
tingkah laku dan perbuatan lawan bicaranya.Mereka melakukan interaksinya dengan
tujuan masing-masing.
Interaksi yang berlangsung di sekitar
kehidupan manusia dapat diubah menjadi “interaksi yang bernilai edukatif”,yakni
interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan
perbuatan seseorang.Interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia
pendidikan disebut sebagai interaksi edukatif (Djamarah,2005: 11)
Dengan konsep diatas,memunculkan istilah
guru di satu pihak dan peserta didik di pihak lain.Keduanya berada dalam
interaksi edukatif dengan posisi,tugas,dan tanggung jawab yang berbeda,namun
bersama-sama mencapai tujuan.
Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah
pengetahuan sebagai mediumya,sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang
bermakna dan kreatif.
Proses interkasi edukatif adalah suatu
proses yang mengandung sejumlah norma.Semua norma itulah yang harus guru
transfer kepada peserta didik.Karena itu,wajarlah bila interaksi edukatif tidak
berproses dalam kehampaan,tetapi dalam penuh makna
Dengan demikian dapat dipahami bahwa
interaksi edukatif adalahh hubungan dua arah antara gurudan peserta didik
dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan
(Djamarah,2005: 11)
b.Ciri-ciri
Interaksi Edukatif
1). Interaksi
Edukatif Mempunyai Tujuan
Tujuan dalam interaksi edukatif adalah
untuk membantu oeserta didik dalam suatu perkembangan tertentu.
2). Mempunyai
Prosedur yang direncanakan untuk Mencapai Tujuan
Dalam melakukan interaksi perlu ada
prosedur atau langkah-langkah sisetematik atau relevan.
3). Interaksi
Edukatif ditandai dengan Penggarapan Materi Khusus
Dalam hal materi harus didesain dengan
sedemikian rupa,sehingga cocok untuk mencapai tujuan.Dalam hal ini,perlu
perhatikan komponen –komponen pembelajaran yang lain.
4). Ditandai
dengan Aktivitas Peserta Didik
Sebagai konsekuensi,bahwa peserta didik
merupakan sentral,maka aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya interaksi edukatif.
5). Guru
Berperan sebagai Pembimbing
Dalam perannya sebagai pembimbing,guru
harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi agar terjadi proses interaksi
edukatif yang kondusif.
6). Interaksi
Edukatif Membutuhkan Disiplin
Disiplin dalam komunikasi edukatif
diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang
sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru maupun peserta didik.
7). Mempunyai
Batas Waktu
Untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik),batas waktu menjadi salah satu cirri yang tidak bisa
ditinggalkan
8). Diakhiri
dengan Evaluasi
Dari seluruh kegiatan tersebut,masalah
evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan.
c.Komponen-komponen
Interaksi Edukatif
1). Tujuan
Kegiatan interaksi edukatif tidaklah secara
serampangan dan diluar kesadaran.
Kegiatan interaksi edukatif adalah suatu kegiatan yang secara sadar
dilakukan oleh guru.
Kegiatan tidak pernah absen dari agenda
kegiatan guru dalam memprogramkan kegiatan pembelajaran adalah pembuatan tujuan
pembelajaran.Tujuan mempunyai arti pentung dalam kegiatan interaksi
edukatif.Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan
peseta didik terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan berlangsung.
2). Bahan
Pelajaran
Bahan adalah substansi yang akan
disampaikan dalam proses interaksi edukatif.Tanpa bahan pelajaran,proses
interaksi edukatif tidak akan
berjalan.Bahan pelajaran adalah unsure inti dalam kegiatan interaksi
edukati,Karenanya harus di upayakan untuk dikuasai oleh peserta didik.
3). Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah inti kegiatan
dalam pendidikan.Segala sesuatu yang telah di programkan akan dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran.Semua komponen pembelajaran akan berproses di
dalamnya
4). Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.Dalam kegiatan pembelajaran,metode
di perlukan oleh guru guna kepentingan pemnelajaran.
5). Alat
Alat adalah segala seseuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.Sebagai sesuatu yang dapat
digunakan dalam mencapai tujuan,alat tidak hanya sebagai pelengkap,tetapi juga
sebagai pembantu mempermudah untuk mencapai tujuan.
6). Sumber Pelajaran
Sumber pelajaran sesungguhnya banyak
sekali,ada dimana-mana.Di sekolah,di halaman,di pusat kota,di pedesaan,dan
sebagainya.Pemanfaatan sumber-sumber pelajaran tersebut tergantung pada
kreativitas guru,waktu,biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.
7). Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan peserta didik
dalam berlajar dan keberhasilan guru dalam mengajar.
Komunikasi dengan Peserta Didik Dalam Pembelajaran
sebagaii Interaksi Edukatif Dalam proses pendidikan/pembelajaran,komunikasi
dengan peserta didik dimaksudkan sebagai penyampaian informasi,gagasan,emosi,ketermpilan,dan
sebagainya dari seorang guru/pendidik
dengan menggunakan lambing-lambang,kata-kata,gambar,bilangan,grafik dan
lain-lain untuk mengubah perilaku peserta didik yang terjadi sebagai
konsekuensi dari interaksi sosial edukatif.
Ada tiga pola komunikasi antara guru dan
peserta didik dalam proses interaksi edikatif,yakni komunikasi sebagai
aksi,komunikasi sebagai interaksi,dan komunikasi sebagai transaksi (Sudjana
dalam Djamarah,2005: 12)
a.
Komunikasi
sebagai Aksi atau Komunikasi satu arah
Ialah menempatkan guru sebagai pemberi
aksi dan peserta didik sebagai penerima aksi.Guru aktif dan peserta didik
pasif.Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
b.
Komunikasi
sebagai Interaksi atau Komunikasi Dua Arah
Dalam komunikasi ini,guru berperan sebagai
pemberi aksi atau penerima aksi.Demikian pula halnya peserta didik,bisa sebagai
penerima aksi,bisa pula sebagai pemberi aksi.Antara guru dan peserta didik akan
terjadi dialog
c.
Komunikasi
sebagai Transaksi atau Komunikasi Banyak Arah
Komunikasi tidak hanya terjadi antara guru
dengan peserta didik.Peserta didik dituntut lebih aktif dari pada guru,seperti
halnay guru,dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi peserta didik lain.
Pendidikan Berarti Komunikasi Timbal Balik Antara
Guru dan Peserta Didik Pendidikan Berarti Komunikasi Timbal BalikPendidikan
berarti berkomunikasi.Berkomunikasi berarti berhubungan timbale balik,seolah
bercakap-cakap antara kedua belah pihak,bukan sekedar bercerita.Antara peserta
didik dan pendidik harus ada hubungan timbale balik.Terjadinya hubungan tidak
hanya dari guru,melainkan juga dari pihak peserta didik (Syadulloh,dkk,2010;
143)
Dalam berkomunikasi dengan peserta
didik,guru perlu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya sendir dan mencoba kemampuannya sendiri.Kegiatan pendidikan bukan
berate berkomunikasi sepihak,yang hanya guru saja boleh/harus
berprakarsa,melainkan harus berkomunikasi dengan timbal balik dalam rangka
membantu peserta didik
Dalam suasana komunikasi timbal balik peserta didik diajari tanggung jawab dan
kemampuan sendiri.Hal tersebut tidak akan berlangsung kalau dalam komunikasi
hanya satu pihak berprakarsa.Pada situasi komunikatif peserta didik akan
berkembang dengan baik menjadi dewasa dan dapat berdiri sendiri.
Komunikasi
Guru dengan Peserta Didik sebgai Interaksi Pedagogis
Komunikasi guru dengan peserta didik
merupakan kegiatan interaksi pedagogis.Interaksi pedagogis adalah hubungan
timbale balik saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.Menurut Syadulloh (2010; 145),Interaksi pedagogis
ini akan berlangsung apabila terdapat hal sebagai berikut:
a.Rasa
Tenang pada Peserta Didik
Suatu interaksi pedagogis hanya mungkin
terjadi apabila peserta didik merasa tenang untuk dapat belajar atau
berkembang.Peserta didik akan merasa tenag jika ia merasa aman.Merasa aman
bahwa guru akan memberikan bantuan atau bimbingan kepadanya.
b.
Hadirnya
Kewibawaan
Interaksi pedagogis akan berlangsung
apabila guru memiliki kewibawaan atau pengaruh yang membuat peserta didik dapat
belajar a atau berkembang.Kewibawaan guru yang diperlukan peserta didik
terutama berupa kemampuan atau keahlian guru itu dalam membimbing atau keahlian
guru itu dalam membimbing dan memimpin peserta didik kea rah tercapainya tujuan
pendidikan
c.
Kesediaan
Pendidik Membantu Peserta Didik
Syarat ini mutlak perlu karena tanpa
kesediaan pendidik membantu peserta didik,perasaan aman pada peserta didik
seperti telah disebutkan di atas tidak akan hadir,dan tentunya interaksi akan
terganggu,dan akibat seterusnya tentu interaksi tidak berjalan.
d.
Perhatian
terhadap Minat Peserta Didik
Pendidik harus memperhatikan minat peserta
didik,karena dalam diri peserta didik akan muncul perasaan bahwa interaksi
dengan pendidik yang sedang dijalani akan berguna bagi dirinya.Hal itu hanya
mungkin terjadi apabila yang menjadi pokok kegiatan dapat menjawab keperluan
peserta didik dalam perkembangannya.
Selanjutnya,Syadullo
(2010 : 146) mengemukakan bahwa interaksi pedagogis disekolah memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a.
Interaksi
atas dasar tugas dan peran masing-masing
Situasi pembelajaran ditandai dengan hubungan peran
dan tugas masing-masing antara guru dan peserta didik. Hubungan guru dengan
peserta didik untuk kali pertama tidak didasarkan atas kecintaan atau hubungan
kasih saying seperti pada hubungan orang tua dan anak.
b.
Ada
tujuan
Interaksi pembelajaran selalu bertujuan untuk
mencapai sesuatu demi kepentingan peserta didik.
c.
Kemauan
guru untuk membantu
Interaksi pembelajaran ditandai dengan kemauan guru
untuk membantu peserta didik dalam mencapai suatu kepandaian atau keterampilan
serta sikap tertentu.
d.
Ada
suatu prosedur yang sengaja direncanakan untuk mencapai suatu tujuan
Dalam suatu interaksi pembelajaran, guru tidak dapat
melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Ada suatu urutan kegiatan yang telah
ditentukan sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
e.
Ditandai
dengan satu garapan materi
Materi ini adalah untuk mrncapai tujuan pembelajran
tertentu. Bahan ini sudah disiapkan sebelum interaksi pembelajaran berjalan.
f.
Interaksi
pembelajaran ditandai dengan aktivitas peserta didik
Aktif artina giat, baik itu giat ssecara lahiriah
atau giat dalam arti batinnya atau rohinnya. Peserta didik yang sedang
mengalami sesuatu tentang sedang giat atau sedang aktif.pengalaman ini sangat
penting dalam prosesa belajar, karena tanpa itu poses belajar mungkin tidakk
akan berhasil.
g. Guru mengambil peranan membimbing
Membing disini dapat berupa menghidupkan interaksi,
yaitu menjadi motor dari proses pembelajaran.Guru menjadi motivator (memberi
dorongan)guru juga menjelaskan dan sebagainya.Guru merupakan tokoh utama dalam
interaksi, dialah yang memulai, dialah yang memimpin proses, dialah pula yang
menghentikan proses, sungguh penting sekali kedudukannya. Karena itulah maka
tugas guru didalam interaksi adalah membimbing.
h. Didalam interaksi pembelajaran ada suatu
disiplin
Disiplin merupakan suatu pola tingkah laku yang
diatur dan ditaati oleh guru dan peserta didik.(guru, peserta didik, karyawan,
adminitrasi)tidak boleh meyimpang darinya. Kalau bahan tertuntu sudah
ditetapkan maka tidak dapat menggunakan bahan lain. Kalau tujuan pembelajaran
telah ditetapkan maka itulah yang harus dicapai. Peserta didik dapat saja
menentukan tempo belajar sendiri, bahkan dalam sistem yang lain dapat saja ia
mulai dengan urutan bahan yang tidak sesuai dengan orang lain.
i. Ada batas waktu
Dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu di
dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik), batas waktu ini menjadi salah
satu ciri. Setiap tujuan diberi waktu tertentu kapan harus dicapai dan
sebagainya. Hal itu terpaksa dilakukan mengingat bahwa keals-kelas kita memang
besar-besar.
j. Interaksi pembelajaran individual
Dalam jenis interaksi ini peserta didik belajaran
secara individual (perseorangan)tidak berarti bahwa belajaran sendiri dalam
segala hal lebih baik dari pada belajarr secara kelompok, ada pula segi
kekurangan. Pada interkasi ini peserta didik banyak mendapat kesempatan untuk
mengalami berbagai proses belajaran, karena guru hanya berhadapan dengan
peserta didik, sehingga banyak memberi kesempatan kepadanya. Keuntugan
interaksi ini adalah peserta didik dapat mencapai tujuan pendidkan dengan cepat
, karena memang hanya ia sendiri yang menjadi pusat perhatian, sehingga kedua
dapat lebih megenai satu dengan yang lain.
k. Interaksi pembelajaran berkelompok
Jenis ini yang sekarang banyak dipakai. Hal ini
disebabkan dengan cara ini lebih murah dan lebih cepat. Murahnya dilihat dari
jumlah guru dan peralatan yang diperlukan. Kalau untuk pembelajaran individual
kita memerlukan banyak guru dan peralatan. Pada interaksi pembelajaran
berkelompok guru dan peralatan dapat diapakai untuk sekelompok peserta didik.
peserta didik disini dapat lebih banyak berkembang karena antar pergaulan
peserta didik satu dengan yang lain. Pada cara individual hal ini tidak dapat
dilakukan.
l. Interaksi pembelajaran dengan tim guru
Pada cara berkelompok kadang-kadang kita sengaja
memintak sejumlah guru untuk bersama-sama pada suatu waktu melakukan interaksi
pembelajaran dengan sekelompok peserta didik. Caranya ialah dengan membagi
tugas antara guru-guru tersebut sesuai dengan bagian dari bahan yang menjadi
pelajaran suatu ketika. Guru –guru dibagi tugas sesuai dengan ‘keahliannya” dan
masing-masing bergiliran melakukan interaksi. Meskipun cara interaksi banyak
memberikan keuntungan, seperti terintegrasinya bahan pelajaran, akan tetapi
cara tersebut jarang dapat dilakukan karena memang kesempatan untuk itu jarang
dipereloh.
D. Menyelenggrakan Pembelajaran yang Dapat
Membangun Komunikasi Antar Peserta Didik
Strategi Pembelajaran yang Dapat Membangun
Komunikasi dan Kerjasama Antar Peserta
Dididk.
Dalam upaya komunikasi dengan peserta didik
secara interaktif atau timbal balik, guru juga dituntun berusaha membangun
komunikasi antrar peserta didik sebagai wujud dari pelaksanaan. Strategi
dimaksud seperti strategi kooperatif dan strategi kolaboratif dengan
macam-macam tipenya.
a.
Strategi
pembelajaran kooperatif (SPK)
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil,
yaitu antara empat samapi enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Selanjutnya
akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelempok dan keterampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling
membantu , mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga
setiap individu akan mememiliki keberhasilan yang sama untuk memberikan
kontribusi demi kerberhasilan kelompok.
Keunggulan
dan Kelemahan SPK
a). Keunggula SPK
keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai
suatu strategi pembelajaran diantaranya :
(1) Melalui SPK peserta didk tidak perlu
menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kemampuan berpikir
sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber.
(2) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan
ide-ide yang lain.
(3) SPK dapat membatu anak untuk respek pada orang
lain dan menyadari akan segala keretbatasannya serta menerima segala perbedaan.
(4) SPK dapat membatu memperdayakan setiap peserta
didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
(5) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh
untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang
lain.
b).Keterbatasan
SPK
Disamping keunggulan SPK juga mememilih
keterbatasan, diantaranys :
(1) Untuk
memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau
kita mengharapkan secara otomatis peserta didik dapat mengerti dan memahami
learning.
(2) Ciri
utama dalam SPK adalah bahwa peserta didik saling membelajarkan. Oleh karena
itu , jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran
langsung dari guru, bisa terjadi cara belajara yang demikian apa yang
seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik.
(3) Penilaian yang diberiakan pada SPK didasarkan
pada hasil kerja kelompok namun demikian guru perlu menyadari bahwa hasil atau
prestasi yang diharapkan adalah prestasi dari setiap individu peserta didik
(4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
(5) Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan
kemampuan yang sangat penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktivitas
dalam kehidupan yanf hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.
b.Strategi
pembelajaran kolaboratif
1). pengertian pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat
personal, lebih dari sekedar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah.
Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
yang menempatkan dan memakai kerjasama dan sebagai struktur interaksi yang dirancang
secara baik dan disengaja rupa untuk memudhakan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi
guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah
yang harus lebih aktif. Dengan situasi kolaboratif itu, peserta didik
berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan memahami kekurangan atau
kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman,
sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan
belajar secara bersama-sama.
2) Sifat
pembelajaran kolaboratif
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran
kolaboratif. Sifat ke empat menyatakan isi kelas atau pembeajaran kolaboratif.
a)
Guru
dan peserta saling berbagai informasi
Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik
memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman
personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan
teori.
b)
Berbagi
tugas dan kewenangan
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berbagai tugas dan kewenagan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal
tertentu. Cara ini memungkinkan peserta didik menimba pengalaman meraka
sendiri.
c)
Guru
sebagai mediator
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan
sebagai mediator atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi
baru dengan pengalaman yang ada serta membatu peserta didik jika mereka
mengalami kebutuhan.
d)
Kelompok
peserta didik yang heterogen
Sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik
yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran
dikelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan
keterampilan mereka berbagi informasi, serta mendengar atau membahas sumbangan
informasi dari peserta didik lainnya.
3)contoh
pembelajaran kolaboratif
Contohnya dapat dilakukan seperti berikut:
a) Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang
memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.
b) Peserta didik dimintak untuk mencari temannya dan
menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.
c) Berikan kepada peserta didik yang kartu
katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekannya
d) Selama masing-masing katagori dipersentasikan
oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran
tersebut yang dirasakan penting.
4) macam-macam
pembelajaran kolaboratif
Beberapa diantaranya dijelaskan berikut ini :
a) JP = jigsaw prosedure, pembelajaran dilakukan
dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang
berbeda-beda mengenai suatu pokok pembahasan. Agar masing-masing peserta didik
dapat memahami keseluruhan pokok bahasan.
b) STAD = Student Team Achievement Divisions,
peserta didik dalam satu kelas dibagi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota
dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan.
c)CL = Complex Instruction, titik tekan metode ini
adalah pelaksaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam
bidang sains, matematika dan ilmu pengetahuan sosial.
d) TAI = Team Accelerated Instruction, metode ini
merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/klaboratif dengan
pembelajaran individua.secara bertahan, setiap peserta didik sebagai anggota
kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan terlebih dahulu.
e) CLS = Cooperative Learning Stuctures, pada
penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua
pesera didi (berpasangan), seorang peserta didik bertindak seperti tutor dan
yang lain seperti tutee.
f) TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini,
setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan
berlomba dengan anggota kelompok lain sesyai dengan tingkat kemampuannya
masing-masing.
5) pemanfaatan
internet
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam
pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah
satu jejaring pembelajarn dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan
mudah. Penggunaan internet dirasakan makin mendesak sejalan dengan perkembangan
pengetahuan terjadi secara eksponensial.
Motede
Pembelajaran yang dapat Membangun Komunikasi dan Kerjasama Antar Peserta Didik
Masing-masing
metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.Metode Diskusi
1) Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran
dimana siswa-siswa dihadapkan suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode diskusi dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang merupakan
aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun
pendapat tentang sebuah potik atau masalah dalam rangka mencari jawaban atau
penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada.
2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Setiap metode tentu memiliki kelebihan dalam fungsi
kegunaannya. Dengan metode diskusi kelebihan lainnya adalah dapat mengaktifkan
siswa belajar, mempertahankan minta siswa, membina keterampilan intelektual
siswa, mengembangkan kemampuan berkomunikasi antar pribadi, dan guru dapat
mengamati, langsung kemajuan siswanya. Metode diskuisi juga tidak terlepas dari
kekurangan metode diskusi antara lain sebagai berikut:
a. Menentukan
masalah yang tingkat kesulitannya dan menarik sesuai dengan tingkatan siswa
tertentu, bukanlah pekerja yang mudah
b. Memerlukan
waktu yang agak longgar karena sering terpaksa memperpanjang waktu dari yang
direncanakan.
c. Kadang-kadang
pembahasan dapat meluas dan mengembang sehingga sasaran untuk pemecahan masalah
pokok menjadi kabur.
3) Jenis-Jenis Teknik Diskusi
a) Diskusi kuliah
Diskusi kuliah adalah jenis diskusi yang dimulai
dengan penyajian (penjelasan) yang dikemukakan oleh seorang guru, ahli tertentu
dari luar atau siswa dalam waktu sekitar 20-30 menit.
b) Diskusi kelas
Diskusi kelas ialah jenis diskusi yang dimulai
dengan guru yang menyajikansuatu masalah kepada kelas, kemudian para siswa
menggapainya dan diskusi ini agak formal.
c) Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah diskusi yang dilakukan
dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3-7
orang.
d) Simposium
Simposium adalah jenis diskusi yang pelaksanaanya
dimulsi dengan membahas suatu masalah dari berbagi segi cara luas, yang
disiapkan dan diarahkan oleh beberapa orang.
e) Seminar
Diskusi seminar ini membahas permasalahan yang
dimulai dengan pengarahan dari pihak tertentu yang kompeten dan yang
mengarahkan garis besar pembahasan dalam diskusi.
4) Cara Pelaksanaan Teknik Diskusi
Agar penggunaan teknik diskusi berjalan efesien dan
efektif, perlu ditempuh prosedur atau cara-cara pelaksanaan tertentu dengan
baik dan sistematis untuk melaksanakan diskusi sebagai metode mengajar
diperlukan prosedur yang secara umum yaitu: (1) persiapan diskusi, (2)
pelaksanaan diskusi, dan (3) pengakhiran dan tindak lanjut diskusi.
b.
Metode
Latihan Bersama Teman
metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang
telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai
pelatih, dan pembimbing seorang siswa yang lain. Ia dapat menentukan metode
pembelajaran yang disukainya untuk melatih teman tersebut.
Dalam melaksanakan metode ini perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pertama sekali seorang siswa meperhatikan seorang
siswa yang telah mencapai tingkat lanjut yang telah melaksanakan semua tugas di
baah bimbingan pelatih.
2. Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih
dalam keterampilan melakukannya.
3. Setelah lulus tes, ia menjadi pelatih untuk siswa
berikutnya.
c.Metode Tugas
dan Resitasi Kelompok
metode pemberian tugas dan resitasi kelompok adalah
cara pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik secara kelompok
untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu atau hal-hal yang berhubungan dengan
materin pembelajaran yang dipelajari dan kemudian membuat laporan hasil tugas
tersebut secara kelompok, baik secara lisan maupun tulis.
d.Metode
Proyek Secara Kelompok
metode proyek
atau unit ialah cara pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagi segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara keseluruhan dan bermakna. Metode proyek secara kelompok adalah suatu
cara pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik secara
kelompok untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya
dengan tujuan agar peserta didik tertarik untuk belajar.
e.Metode
Eksperimen secara Kelompok
metode eksperimen secara kelompok adalah cara
pembeajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik secara kelompok
untuk berlatih melakukan suatu proses atau perencanaan. Dengan metode ini
peserta didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang
dihadapi secara nyata.
f.Metode Bermain
Peran
metode bermain peran ialah suatu cara penguasaan
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik
dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Beberapa hal yang perlu
diperlukan dalam pelaksanaan metode bermain peran yaitu sebagai berikut, yaitu:
1. Penentuan
topik
2. Penentuan
anggota pemeran
3. Pembuatan
lembar kerja
4. Latihan
singkat dialog
5. Pelaksanaan permainan peran
g.Metode
Sosiodrama
metode sosiodrama ialah cara pembelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan memaika
perana tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial).
Seperti metode bermain peran, dalam metode sosiodrama peserta didik dibina agar
terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan suatu yang dihayati.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses belajar mengajar antara guru dan siswa
merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu
mencapai tujuan pendidikan. Adanya komunikasi antara guru dan murid dalam
pembelajaran sangatlah penting. Tanpa
adanya komunikasi, proses belajar mengajar tidak akan bisa berjalan dengan
baik. Bentuk komunikasi yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah bentuk komunikasi antarpersonal. Karena dalam kedua proses
tersebut dapat menghasilkan feedback (timbal balik) yang dimana dapat
mengetahui apakah komunikasi dapat diterima dengan baik atau tidak. Selain itu
kedua proses tersebut dapat memaksimalkan penyampaian informasi dari guru
kepada siswanya. Agar informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan
dicerna dengan baik oleh siswanya.
B. Saran
Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar
menghasilkan prestasi belajar yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan
unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses
belajar mengajar tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjalin
didalamnya. Selain komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu:
guru, siswa, kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual
agar peranan komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan
baik, yaitu agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson
, L, W. dan Krathwohl, D, R, (2001) A Takonami for learning , teaching , and
assessing , a revicion of bloms takonami of education objektives. New York Addisson Wesley Longman.
Arismunandar,
Wiranto. 2003. Komunikasi Dalam Pendidikan.
Bandung : Departemen Teknik Mesin ITB.
Bahanan,
Hasan. 1979. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya : Papytus.
Effendy.,M.A,
Prof. Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti
http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/komunikasi-antara-guru-dan-siswa/
http://www.radarbanten.com/newversion/opini/4614-peran-komunikasi-dalam-pendidikan
Suparno,
Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
No comments:
Post a Comment