13 March 2021

Makalah Pedagogik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Pedagogik Yaitu : Komunikasi Dengaan Peserta Didikini dengan baik dan tepat waktu.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “komunikasi antara guru dengan siswadan pengaruhnya terhadap perilaku siswa”Zaman sekarang, tidak sedikit kaum milennials yangmemutuskan diri untuk menjadi guru muda.

Tugas ini kami buat untuk memberikan  penjelasan tentang penting nya Pedagogik. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  makalah ini. Oleh karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembina mata Kuliah  Pak Adri Valen ,M.Pd. dan  kepada pihak  yang telah membantu ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

 

 

 

 

 

 

Lubuk linggau 24 Februari 2020

 

 

                                                                                                                          Penyusun

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................   i

DAFTAR ISI........................................................................................................   ii

BAB  I  PENDAHULUAN.................................................................................   1

A.    Latar Belakang...........................................................................................   1

B.     Rumusan Masalah......................................................................................   1

C.     Tujuan........................................................................................................   2

BAB  II  PEMBAHASAN...................................................................................   3

A.    Pentingnya Komunikasi Dengan Peserta Didik.........................................   3

B.     Komunikasi Dengan Pserta Didik..............................................................   4

C.     Komunikasi Yang Efektip Dengan Peserta Didik...................................   14

D.    Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Dapat Menbangu Komunikasi

 Antar Peserta Didik................................................................................   30

BAB  III  PENUTUP.........................................................................................   38

A.    Kesimpulan..............................................................................................   38

B.     Saran........................................................................................................   38

DAFTAR  PUSTAKA......................................................................................   39

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Tugas guru tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga melakukan bimbingan di luar kelas, khususnya mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, baik kesulitan mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang diperolehnya dari luar, seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan salah satu faktor yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik. Suatu kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab, bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas. Perilaku guru seperti itu dapat menunjang motivasi dan  prestasi belajar siswa Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga dan sekolah (Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran signifikan dalam proses pengajaran.Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan menurut Meier (2002:41) bertujuan menyiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas.

Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah

1.   Apa Pengertian Komunikasi   ?

2.   Apa Tujuan dan Fungsi Komunikasi ?

3.   Apa saja Hambatan Komunikasi dengan Peserta Didik dalam Pendidikan ?

3.   Bagaimana Kopetensi dan Kinerja Guru dalam Komunikasi dengan Peserta Didik ?

4.   Bagaiman Komunikasi Yang Efektif Dengan Peserta Didik ?

6.   Bagaimana Komunikasi Guru dengan Peserta Didik Sebagai Interaksi Pedagogis ?

7.  Bagaimana Menyelengarakan Pembelajaran Yang Dapat Membangun Komunikasi     Antar Peserta Didik ?

C.    Tujuan

1.      Untuk Mengetahui Apa Itu Komunikasi

2.      Untuk Mengetahui Tujuan Dan Fungsi Komunikasi

3.      Untuk Mengetahui Apa Saja Hambatan Komunikasi Dengan Peserta Didik Dalam Pendidikan

4.      Untuk Mengetahui Kopetensi Dan Kinerja   Guru Dalam Komunikasi Dengan Peserta Didik

5.      Untuk Mengetahui Bagaiman Komunikasi Yang Efektif Dengan Peserta Didik

6.      Untuk Mengetahui Bagaiman Komunikasi Guru Dengan Peserta Didik Sebagai Interaksi Pedagogis

7.      Untuk Mengetahui Bagaimana Menyelenggarakan Pembelajaran Yang Dapat Membangun

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     Pentingnya Komunikasi dengan Peserta Didik

Berkomunikasi dengan peserta didik sangatlah penting bagi guru dalam proses pembelajaran. Dengan berkomunikasi, guru dapat menyampaikan pesan berupa potensi, gagasan, arahan, harapan dan suatu penjelasan materi pembelajaran kepada anak didik. Melalui komunikasi, guru juga dapat memotivasi dan menggerakkan peserta didik untuk giat belajar, serta menjalin hubungan yang erat dengan para peserta diperlukan bagi kelancaran proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu berkomunikasi secara baik dan efektif dengan peserta didik.Komunikasi yang baik dengan peserta didik sangat diperlukan dalam dunia wadian, terutama pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tanpa komunikasi baik (interaksi yang baik antara pendidik dengan peserta didik), pesan yang menjadikan pendidikan itu sendiri akan sulit dipahami atau dimengerti oleh penerima pesan/bota didik. Terkadang juga jika pendidik kurang bisa mengkomunikasikan pesan, maka peserta didik akan sulit dalam menerima pelajaran (pesan) bahkan akan cepat bosan dan bergairah dalam belajar (Mulyoto, 2004: 65).289

Dengan komunikasi yang baik dengan peserta didik, guru dapat mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Dengankomunikasi yang baik guru dapat mempengaruhi sikap atau tingkah laku peserta didik kearah yang diharapkan, membujuk peserta didik agar dapat mengubah sikap dan tingkahlakunya, serta menghibur peserta didik agar terhindar dari rasa bosan dan pikiran yangpenat päda saat proses pembelajaran berlangsung.

Efektif tidaknya komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu membangun kamunikasi yang efektif dengan peserta didik agar proses pembelajarandengan lancar dan efektif sehingga mengasilkan kualitas pembelajaran yang diharapkan.Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan bersikap, pengetahuan, dan keterampilan dari guru kepada peserta didik, dan patersebut dapat dipahami serta diterima oleh peserta didik sesuai dengan tujuan telah ditetapkan. Guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas berlangsungnyakomunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru dituntut memiliki kemampuanberkomunikrasi yang baik dengan peserta didik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.Kompetensi dan Kinerja Guru dalam

B.     Komunikasi dengan Peserta Didik

Kompetensi keenam yang menjadi bagian dari kompetensi pedagogik dan menjadiunsur penilaian kinerja guru adalah kompetensi komunikasi dengan peserta didik. Dalamkompetensi ini guru dituntut mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik. Adapun indikator kompetensi atau kinerja pada komunikasi dengan peserta didik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.

2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan / tanggapan tersebut.

3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesutujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.

4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasaia baik antarpeserta didik.

5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.

6 Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.

Dalam kaitannya dengan proses komunikasi timbal balik yang menyangkut penerimapesan, ada beberapa hal yang perlu diketahui, seperti yang dijelaskan berikut ini.

 

a. Faktor Sumber dan Penerima Pesan:

1) Pengetahuan, gagasan, pikiran, dan pengalaman

2) Sikap, keyakinan, dan tujuan

3) Kebutuhan, keinginan, dan tujuan

4) Kepentingan

5) Keanggotaan dan peranan dalam kelompok

6) Kecakapan berkomunikasi

7) Persepsi terhadap unsur-unsur lain

b. Faktor Saluran:

1) Karakteristik saluran atau media yang digunakan

2) Seberapa besar jumlah publiknya

c. Faktor Pesan:

1) Gagasan dan isi pesan

2) Susunan pesan, bahasa dan gaya

3) Cara penyampaian lisan, tertulis, dan cara lainnya (Sutikno, 2004: 63).

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkanbahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dari seseorang (komunikator) dengan menggunakan lambang-lambane kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain untuk mengubah prilaku orang la (komunikan) yang terjadi sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.

v  Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Effendy (2005: 55) dalam bukunya ilmu, Teari, dan Filsafat Komunikasimengemukakan tujuan komunikasi yaitu untuk (1) mengubah sikap (to change the ottitude), (2) mengubah apini / pendapat / pandangan ( to change the opinion), (3) mengubah prilaku (to change the behavior), dan (4) mengubah masyarakat (to changetuthe soelety).

Pendapat lain dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam bukunya Komunikasi BisnisProfesional bahwa komunikasi bertujuan memberikan informasi, kepada para klien, kalega, bawahan dan penyelia (supervisor). Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk menuju jalan tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman, Menolong, memberikan nasihat kepada orang lain, atau pun berusaha memotivasi orang Dalam mencapai tujuan. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena lebih  tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan

Adapun fungsi komunikasi sebagaimana dikemukakan oleh Judy C. Pearson dan BaulE Nelson dalam Mulyana (2005:91) bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum, untuk kelangsungan hidup diri sendiri dan untuk kelangsungan hidup masyarakat. Untuk kelangsungan hidup diri sendiri meliputi: kesamaan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Untuk kelangsungan hidup masyarakat, yaitu tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.

Komunikasi penting untuk membangun konsep, aktualisasi, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, berinteraksi antara ndividu, dan terjalinnya hubungan baik antara individu dan kelompok.

Proses Komunikasi Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak unikasi ialah menjawab pertanyaan "Who Says What In Which Channel To Whom. With What Effect? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)

Formula dari Lasswell tersebut termasuk dalam katagori model-model dasar dalam strategi komunikasi. Formula sederhana ini telah digunakan dengan berbagai caraterutama untuk mengatur dan mengorganisasikan dan membentuk struktur tentang proses komunikasi. Formula Laswell menunjukkan kecenderungan-kecenderungan awal model-model komunikasi, yaitu menganggap bahwa komunikator pasti mempunyai receiver (penerima) dan karenanya komunikasi harus semata-mata dianggap sebagai proses persuasif. Juga selalu dianggap bahwa pesan-pesan itu pasti ada efeknya.

Berdasarkan paradigma Harold Lasswell, Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management, mengemukakan bahwa proses komunikasi meliputi unsur-unsur sebagaiberikut.

a. Sender, yakni komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding, yakni penyandaian, proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Message, yakni pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media, yakni saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding, yakni penguraian sandi, proses di mana komunikan menetapkan manie pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver, yakni komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response, yakni tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa pes

h. Feedback, yakni umpan balik, tanggapan komunikan yang disampaikan kepada komunikator.

i. Noise, yakni gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai  akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. la harus terampil menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain vang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati, Adakalanya seseorang menyampaikan.

pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari. Sebaliknya, komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head, dan oleh Walter Hagemann disebut Bewustseinsinhalte. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar "gambaran dalam benak" dan "isi kesadaran" pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh komunikan. Mengenai persoalan tersebut dapat dijelaskan denganpenelaahan terhadap prosesnya. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap secara primer dan tahap secara sekunder.

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu "menerjemahkan" pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu "menerjemahkan" pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini; baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak: bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga yang terjadi pada waktu yang lalu dan masa mendatang.

Berkat kemampuan bahasa, maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato dan Sokrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya; dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad yang akan datang.

b. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai mediakedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasiefektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. la harus terampil menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain vang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati, Adakalanya seseorang menyampaikan buan pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari. Sebaliknya, komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head, dan oleh Walter Hagemann disebut Bewustseinsinhalte. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar "gambaran dalam benak" dan "isi kesadaran" pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh komunikan. Mengenai persoalan tersebut dapat dijelaskan dengan penelaahan terhadap prosesnya.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap secara primer dan tahap secara sekunder.

v  Bentuk-bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuanuntuk berfikir, melakukan penalaran, menganalisis, dan merenung. (Devito 1997:57). Menurut Effendy (1993:57) komunikasi intrapersonal atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang dan seseorang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.

 

 

b. Komunikasi Antarpersonal

Komunikasi antarpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesanantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (Devito,1989: 4).

c. Komunikasi Kelompok

1) Komunikasi dalam Kelompok Besar

Komunikasi dalam kelompok besar (large group, massa atau macro group) tidaklah se- lalu sama dengan komunikasi dalam kelompok kecil meskipun setiap kelompok besar pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil. Hal ini antara lain dikarenakan beberapa hal, pertama, komunikasi dalam kelompok besar jumlahnya yang besar (ratusan atau ribuan orang) di mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal dan personal karena sedikit sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk bertanya jawab. Kedua, situasi dialogis hampir tidak ada (Devito, 1997:305).

2) Komunikasi Kelompok Kecil 

Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Misalnya, komunikasi antar kepala sekolah dengan dewan guru yang dipimpinnya.

d. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah praduksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian besar aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat industrial (Winarso, 2005: 20). Komunikasi/Interaksi dengan Peserta Didik dalam Proses Pendidikan Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komunikasi adalah penyampalan informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dari seseorang (komunikator dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain- lain untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) yang terjadi sebagai konsekuensi dari hubungan sosial. Dalam proses pendidikan, komunikasi dimaksudkan sebagai penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dari seorang guru/pendidik dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, gambar, bilangan, Braikdan lain-lain untuk mengubah prilaku peserta didik yang terjadi sebagai konsekuensi dar interaksi sosial edukatif.

Sutikno (2004: 64) mengemukakan bahwa komunikasi pendidikan adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses pembelajaran, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Mengacu pada tujuan dan fungsi komunikasi secara umum sebagaimana telah dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran memiliki tujuan antara lain sebagai berikut.

a. Mengubah sikap, perilaku, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai.

b. Mengubah pandangan peserta didik yang sempit menjadi berpandangan atau berwawasan yang luas tentang pengetahuan yang dipelajari.

c.  Memberikan informasi yang perlu diketahui atau dimiliki oleh peserta didik.

d. Memberikan nasihat dan motivasi kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan dalam proses belajar.

f. Membangun hubungan emosional dan sosial yang baik, erat, dan harmonis.

Adapun fungsi komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran antara lain sebagai berikut.

a. Untuk melaksanakan pendidikan atau pembelajaran.

b. Untuk memperbaiki hubungan sosial dan menjalin hubungan yang baik di antara guru dan peserta didik.

Komunikasi yang baik dengan peserta didik dalam pendidikan sangat diperlukan khususnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tanpa komunikasi yang (interaksi yang baik antara pendidik dengan peserta didik), pesan yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri akan sulit dipahami atau dimengerti oleh penerima pesan / pesertadidik.

 

Terkadang juga jika pendidik kurang bisa mengkomunikasikan pesan, maka peserta didik akan sulit dalam menerima pelajaran (pesan) bahkan akan cepat bosan dan tidak bergairah dalam belajar.

Menurut Heinich, Molenda, & Russell (1989) dalam Sutikno (2004:64), komunikasi yang baik adalah komunikasi yang transaksional atau ada timbal balik. Sebagaimana yang terlihat dalam bagan berikut ini. Salah satu tugas pendidik yang utama dalam mendidik adalah menciptakan iklim belajar yang kondusif. Pada dasarnya, dalam suatu interaksi, iklim yang muncul diciptakan oleh kedua belah pihak, dalam hal ini oleh pendidik dan peserta didik. Untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut, W.R. Houston, dkk. (1988) menyarankan pentingnya pengkomunikasian harapan (expectation) dari pendidik kepada peserta didik. Penciptaan komunikasi yang dimaksud adalah upaya pendidik dalam menciptakan interaksi yang baik dengan peserta didik, baik itu antara pendidik maupun peserta didik dengan pesertadidik.

Ada tiga hal yang perlu dan penting diperhatikan oleh guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Ketiga hal itu merupakan rangkaian yang tak terpisahkan, yakni sebagai berikut.

a.       Maksud yang Hendak Dikomunikasikan

Komunikasi guru dengan peserta didik dalam pembelajaran tentu memiliki maksud tertentu. Apakah itu bermaksud memberikan pengakuan, bimbingan, maupun perbaikan. Semua itu dilakukan untuk kepentingan peserta didik agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.

b.       Cara Mengkomunikasikan

Cara mengkomunikasi suatu pesan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada para peserta didik menentukan kualitas dan hasil komunikasi yang diharapkan. Oleh karena itu, maksud komunikasi yang baik dari guru, hendaknya dikomunikasikan dengan baik. Maksud yang baik belum tentu diterima dengan baik, bergantung pada secara baik juga oleh guru, sehingga maksud baik itu dapat diterima oleh peserta didik cara mengkomunikasikannya.

Maksud yang dikomunikasikan oleh guru dalam proses pembelajaran akan bisa diterima oleh para peserta didik apabila guru mengkomunikasikan maksud itu dengan cara yang tepat.

Sebaliknya, maksud tersebut tidak akan sampai pada peserta didik jika cara komunikasi yang dilakukan oleh guru tidak tepat. Betapa penting cara Maksud Bisa Diterima komunikasi itu menentukan hasil komunikasi Pembelajaran sebagai proses komunikasi dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik dan efektif pada para peserta didik, maka guru perlu mendesain pesan tersebut dengan memperhatikan prinsip-

prinsip sebagai berikut.

a. Kesiapan dan Motivasi

Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan tes diagnostik atau tes prerequisite. Motivasi terdiri dari motivasi internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan, hukuman serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Alat Penarik Perhatian

Pada dasarnya perhatian/konsentrasi manusia adalah jalang, sering berubah-ubah dan berpindah-pindah (tidak fokus) sehingga dalam mendesain pesan belajar, guru harus pandai-pandai membuat daya tarik untuk mengendalikan perhatian peserta didik pada saat belajar. Pengendali perhatian yang dimaksud dapat berupa : warna, efekmusicpergerakan/perubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh.

c. Partisipasi Aktif Peserta Didik

Guru harus berusaha membuat peserta didikaktif dalam proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik harus dimunculkan rangsangan- rangsangan berupa tanya jawab, praktik dan latihan, drill, membuat ringkasan, kritik dan komentar, serta pemberian proyek (tugas).

d. Pengulangan

Agar peserta didik dapat menerima dan memahami materi dengan baik, maka penyampaian materi sebaiknya dilakukan berulang-ulang. Pengulangan berupa pengulangan dengan metode dan media yang sama, pengulangan dengan metode dan media yang berbeda, preview, overview, atau penggunaanisyarat.

e. Umpan Balik

Dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang terjadi pada komunikasi, adanya feedback merupakan hal yang penting. Umpan balik yang tepat dari guru dapat menjadi pemicu semangat bagi peserta didik. Umpan balik yang diberikan dapat berupa informasi kemajuan belajar peserta didik, penguatan terhadan jawaban benar, meluruskan jawaban yang keliru, memberi komentar terhadan pekerjaan peserta didik, dan dapat pula memberi umpan balik yang menyeluruh terhadap performansi peserta didik.

f. Menghindari Materi yang Tidak Relevan

Agar materi pelajaran yang diterima peserta didik tidak menimbulkan kebingungan atau bisa dalam pemahaman, maka sedapat mungkin harus dihindar materi-materi yang tidak relevan dengan topik yang dibicarakan. Untuk itu dalam mendesain pesan perlu memperhatikan bahwa yang disajikan hanyalah informasi yang penting, memberikan outline materi, memberikan konsep-konsep kunci yang akan dipelajari, membuang informasi distraktor, dan memberikan topik diskusi. Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh guru, agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Dengan mendesain materi pembelajaran terlebih dahulu, akan memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. (Malcolm dalam Abdul Gaffur pada handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY, 2006).

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi kesuksesan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu melakukan komunikasi dengan efektif dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakannya. Komunikasi yang dilakukan oleh guru dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara gurudan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Tanpa komunikasi yang efektif tidak akan terjadi pembelajaran yang efektif. Tanpa pembelajaran yang efektif tidak akan terwujud pula kualitas pembelajaran yang diharapkan.

C.  Komunikasi yang Efektif dengan Peserta Didik

Komunikasi yang Efektif dengan Peserta Didik Komunikasi guru dengan peserta didik dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara guru sebagai komunikator dan peserta didik sebagai komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan guru maupun pesertadidik tersebut.

Dalam upaya membangun komunikasi yang efektif dengan peserta didik, setidaknya guruperlu memahami lima aspek sebagai berikut.

a. Kejelasan

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi dengan peserta didik guru harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dạn dipahami oleh peserta didik. Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru harus menggunakan bahasa yang baik dan benar serta informasi yang disampaikan juga

b .  Ketepatan harus benar.

Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Guru dalam berkomunikasi dengan peserta didik perlu

c. Konteks

memperhatikan keadaan dan situasi yang dihadapi.

d. Alur

Bahasa dan informasi yang akan disajikan oleh guru dalam komunikasi dengan peserta didik harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi yaitu peserta didik cepat tanggap.

e. Budaya

Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi dengan peserta didik guru harus menvesuaikan dengan budaya peserta didik, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal; agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi. (Lestari G., 2003). Menurut Sastropoetro dalam Pratikno (1987), berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan "the communication is in tune". Dengan demikian berkomunikasi efektif dengan peserta didik berarti guru dan peserta didik sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan yang dikomunikasikan.

Agar komunikasi dengan peserta didik dapat berjalan secara efektif, guru harus memperhatikan beberapa syarat sebagai berikut.

a. Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan bagi peserta didik.

b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti oleh peserta didik.

c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi para peserta

didik.

d. Pesan dapat menggugah kepentingan para peserta didik yang dapat menguntungkan.

e. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi para peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hai ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif oleh peserta didik. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antarpribadi yang harus dimiliki oleh seorang Buru. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara ihiomial antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua belah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antarpribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.

Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antarpribadi merupakan suatu keharusan, agarterjadi hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat bergantung pada kedua belah pihak Akan tetapi, karena guru yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan guru. Keberhasilan guru dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini, Sokolove dan Sadker yang dikutip Wardani membagi keterampilan antarpribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni sebagai berikut.

Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat bergantung pada kedua belah pihak Akan tetapi, karena guru yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinyakomunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan guru. Keberhasilan guru dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini, Sokolove dan Sadker yang dikutip Wardani membagi keterampilan antarpribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni sebagai berikut.

a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Peserta Didik

Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses pembelajaran, yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh guru dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan aktif. Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, guru harus bersikap: 1) memberi dorongan positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel.

b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Peserta didik

Apabila peserta didik telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas guru adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan ini, guru perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai keefektifan dari perbuatan tersebut. Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya.

Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, guru perlu mengingat hal-hal berikut.

1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.

2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonverbal dari pembicara.

3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperli-

hatkan pembicara.

4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.

5) Beri tanggapan dengan cara memprase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan

perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut

6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusun.

7) Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.

v  Starategi komunikasi yang efektip dengan peserta didik

a.      Mengenai Sasaran Komunikasi

Sebelum melakukan komunikasi guru perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan komunikasi, apakah peserta didik hanya sekedar mengetahui ataukah agar melakukan tindakan tertentu.

b.      Pemilihan Media Komunikasi

      Media komunikasi sangat banyak jumlahnya,mulai yang dari tradidionalsampai dengan modern.Untuk mencapai sasaran komunikasi,guru bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberapa media,bergantung pada tujuan yang akan dicapai,pesan yang akan disampaikan,dan tekik yang akan dipergunakan.

c.       Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

    Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu,ini menentukan teknik yang akan dipergunakan oleh guru.

d.      Peranan Guru sebagai Komunikator dalam Komunikasi dengan Peserta didik

    Dalam peranannya sebagai komunikator,guru perlu memperhatikan dua factor penting dalam diri guru sebagai komunikator apabila melakukan komunikasi dengan peserta didik,yaitu daya trik sumber dan kredibilitas sumber

1)      Daya Tarik Sumber

     Seorang guru akan berhasil dalam komunikasi dengan peserta didik (mampu mengubah sikap,opini,dan perilaku peserta didik) apabila guru memiliki daya tarik sikap dan perilaku yang membuat peserta didik menerima dan taat pada isi pesan yang disampaikan guru.Daya tarik yang perlu dimiliki guru antara lain seperti sikap dan perilaku yang bersahabat,ramah,dialogis,empati,simpati,peduli,menolong dan lain-lain.

 

2)   Kredibilitas Sumber

    Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi dengan peserta didik berhasil adalah kepercayaan peserta didik dan guru.Kepercayaan ini menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang diampunya.Agar memiliki kredibilitas yang tinggi di hadapan para peserta didik,guru harus benar-benar tampil sebagai narasumber yang ahli dan professional yang bisa diandalkan oleh peserta didik sebagai salah satu sumber belajar

     Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan peserta didik dan guru dalam bentuk timbale balik berupa pertanyaan,jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara mental.Adanya umpan balik ini memungkinkan guru mengadakan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan.Keefektifan komunikasi guru dengan peserta didik menunjuk kepada kemampuan guru untuk menciptakan suatu pesan yang tepat,yaitu guru dapat mengetahui bahwa peserta didik menginterpretasikan sama isi pesan dengan apa yang dimaksudkan oleh guru.

   Komunikasi yang efektif dengan peserta didik merupakan salah satu syarat berlangsunya pembelajaran yang efektif.Oleh karena itu,guru harus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuan komunikasinya dengan peserta didik secara optimal dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.

     Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan oleh guru dalam komunikasi pembelajaran yang efektif,yakni sebagai berikut:

1.Penggunaan terminologi yang tepat

2.Presentasi yang sinambung dan runtut

3.Sinyal transisi atau perpindahan topic bahasan

4.Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran.

5.Kesesuaian komunikasi antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi non verbal.

    Dalam komunikasi yang efektif dengan peserta didik,juga terdapat lima hal ang perlu diperhatikan oleh guru,yakni

a.      Respect

   Hal ini mengandung maksud bahwa seorang pendidik/guru harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapannya.Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain dan di anggap penting.Jika guru membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,guru dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja pembelajaran.

b.      Emphaty

    Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.Dalam komunikasi dengan peserta didik pada proses pembelajran,guru perlu memahami dan mengerti keberadaan,perilaku dan keinginan para peserta didiknya.Rasa empati yag diberikan guru ini akan menimbulkan respect atau penghargaan dari para peserta didik,dan rasa respect itu akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun kondusivitas proses pembelajaran.

c.       Audible

   Audible artinya dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.Pesan yang akan di sampaikan oleh guru dalam komuikasi pembelajaran harus audible,yakni harus dapat didengar,dimengerti dan diterima dengan baik oleh para peserta didik.

d.      Clarity

    Clarity berarti kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi.Dalam komunikasi dengan peserta didik,guru harus menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu pada peserta didik.

e.       Humble

    Dalam komunikasi dengan peserta didik,guru perlu menghargai,mau mendengar,menerima kritik,tidak sombong,dan tidak memandang rendah peserta didik.Dengan demikian,komunikasi guru dengaan peserta didik dalam proses pembelajaran akan belajar denganefektif.

  Metode Komunikasi dengan Peserta Didik

     Guru yang baik seharusnya memahami karakteristik peserta didiknya agar iasukses dalam melaksanakan peran pembelajarannya.Dalam proses pembelajaran,kemungkinan guru akan menemui peserta didik yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia sekitarnya,suka mengasingkan diri,dan cenderung menutup diri.

     Untuk membuat peserta didik sebagai komunikan mengikuti keinginan guru sebagai komunikator terdapat tiga metode komunikasi dengan peserta didik yang dapat digunakan,yaitu metode informative,metode persuasif,dan metode koersif.

a.      Metode Komunikasi Informatif

    Yakni guru menyampaikan pesan tentang hal-hal baru yang perlu diketahui kepada para  peserta didk.

b.      Metode Komunikasi Persuasif

    Yakni guru mempengaruhi sikap,pandangan,atau perilaku peserta didik dengan cara membujuk,mengajak,sehingga peserta didik mau melakukan sesuatu yang diharapkan dengan kesadaran sendiri,

c.       Metode Komunikasi Koersif

    Yakni komunikasi guru dengan peserta didik yang mengandung sanksi bagi peserta didik apabila tidak melaksanakan sesuatu yang telah di tentukan.Misalnya guru menjelaskan sanksi kepada peserta didik sehubungan dengan tugas yang diberikan kepada peserta didik kalau tidak dilaksanakn tepat waktu.

v  Hambatan Komunikasi dengan Peserta Didik dalam Pendidikan

    Komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran tidak terlepas dari adanya hambatan yang membatasi efektivitas penyampaian pesan.Ada dua jenis gangguan utama dalam komunikasi dengan peserta didik dalam pendidikan,yaitu gangguan semantic dan gangguan salura.Hasil dari gangguan itu sama,yakni menyusutkan arti saat terjadi penyampaian pesan.

 

 

 

a.      Gangguan Saluran (Channel Noise)

Gangguan jenis ini meliputi setiap gangguan yang mempengaruhi kehandalan fisik penyampaian pesan.Hal ini bisa diartikan sebagai segala hambatan yang terjadi diantara sumber dan audience.

b.      Gangguan Semantik

    Gangguan jenis ini terjadi karena salah menafsirkan pesan.Dalam setiap kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kode yang digunakan oleh pengirim dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti ketika dikirimkan.

Komunikasi dengan Peserta Didik dalam Pembelajaran sebagai Interaksi Edukatif 

a.      Makna Interaksi Edukatif

     Sebagai makhluk sosial,manusia dalam kehidupannya membutuhkan hubungan dengan manusia lain.Hubungan itu terjadi karena manusia menhajatkan manusia lainnya,ketika sesuatu yang akan dilakukan tidak dapat dikerjakan soerang diri.

     Kecenderungan manusia untuk berhubungan melahirkan komunikasi dua arah melalui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan.Karena ada aksi dan reaksi,maka interaksi pun terjadi.

      Namun perlu diingat,interaksi sebagaimana disebutkan diatas,bukanlah interaksi edikatif,karena interaksi itu tidak mempunyai tujuan yang jelas.Kedua belah pihak tidak bermaksud untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan lawan bicaranya.Mereka melakukan interaksinya dengan tujuan masing-masing.

   Interaksi yang berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi “interaksi yang bernilai edukatif”,yakni interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang.Interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai interaksi edukatif (Djamarah,2005: 11)

    Dengan konsep diatas,memunculkan istilah guru di satu pihak dan peserta didik di pihak lain.Keduanya berada dalam interaksi edukatif dengan posisi,tugas,dan tanggung jawab yang berbeda,namun bersama-sama mencapai tujuan.

     Interaksi edukatif harus menggambarkan  hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumya,sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif.

    Proses interkasi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma.Semua norma itulah yang harus guru transfer kepada peserta didik.Karena itu,wajarlah bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan,tetapi dalam penuh makna

     Dengan demikian dapat dipahami bahwa interaksi edukatif adalahh hubungan dua arah antara gurudan peserta didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan (Djamarah,2005: 11)

b.Ciri-ciri Interaksi Edukatif

1). Interaksi Edukatif Mempunyai Tujuan

    Tujuan dalam interaksi edukatif adalah untuk membantu oeserta didik dalam suatu perkembangan tertentu.

2). Mempunyai Prosedur yang direncanakan untuk Mencapai Tujuan

     Dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sisetematik atau relevan.

3). Interaksi Edukatif ditandai dengan Penggarapan Materi Khusus

    Dalam hal materi harus didesain dengan sedemikian rupa,sehingga cocok untuk mencapai tujuan.Dalam hal ini,perlu perhatikan komponen –komponen pembelajaran yang lain.

4). Ditandai dengan Aktivitas Peserta Didik

    Sebagai konsekuensi,bahwa peserta didik merupakan sentral,maka aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi edukatif.

5). Guru Berperan sebagai Pembimbing

    Dalam perannya sebagai pembimbing,guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif.

 

6). Interaksi Edukatif Membutuhkan Disiplin

    Disiplin dalam komunikasi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru maupun peserta didik.

7). Mempunyai Batas Waktu

     Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik),batas waktu  menjadi salah satu cirri yang tidak bisa ditinggalkan

8). Diakhiri dengan Evaluasi

    Dari seluruh kegiatan tersebut,masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan.

c.Komponen-komponen Interaksi Edukatif

1).  Tujuan

    Kegiatan interaksi edukatif tidaklah secara serampangan dan diluar kesadaran.    Kegiatan interaksi edukatif adalah suatu kegiatan yang secara sadar dilakukan oleh guru.

    Kegiatan tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru dalam memprogramkan kegiatan pembelajaran adalah pembuatan tujuan pembelajaran.Tujuan mempunyai arti pentung dalam kegiatan interaksi edukatif.Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dapat diketahui dari penguasaan peseta didik terhadap bahan yang diberikan selama kegiatan berlangsung.

2). Bahan Pelajaran

    Bahan adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses interaksi edukatif.Tanpa bahan pelajaran,proses interaksi edukatif  tidak akan berjalan.Bahan pelajaran adalah unsure inti dalam kegiatan interaksi edukati,Karenanya harus di upayakan untuk dikuasai oleh peserta didik.

3). Kegiatan Pembelajaran

    Kegiatan pembelajaran adalah inti kegiatan dalam pendidikan.Segala sesuatu yang telah di programkan akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.Semua komponen pembelajaran akan berproses di dalamnya

 

4). Metode

    Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.Dalam kegiatan pembelajaran,metode di perlukan oleh guru guna kepentingan pemnelajaran.

5). Alat

    Alat adalah segala seseuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.Sebagai sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan,alat tidak hanya sebagai pelengkap,tetapi juga sebagai pembantu mempermudah untuk mencapai tujuan.

6).  Sumber Pelajaran

    Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali,ada dimana-mana.Di sekolah,di halaman,di pusat kota,di pedesaan,dan sebagainya.Pemanfaatan sumber-sumber pelajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru,waktu,biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.

7).  Evaluasi

     Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam berlajar dan keberhasilan guru dalam mengajar.

Komunikasi dengan Peserta Didik Dalam Pembelajaran sebagaii Interaksi Edukatif Dalam proses pendidikan/pembelajaran,komunikasi dengan peserta didik dimaksudkan sebagai penyampaian informasi,gagasan,emosi,ketermpilan,dan sebagainya dari seorang guru/pendidik  dengan menggunakan lambing-lambang,kata-kata,gambar,bilangan,grafik dan lain-lain untuk mengubah perilaku peserta didik yang terjadi sebagai konsekuensi dari interaksi sosial edukatif.

    Ada tiga pola komunikasi antara guru dan peserta didik dalam proses interaksi edikatif,yakni komunikasi sebagai aksi,komunikasi sebagai interaksi,dan komunikasi sebagai transaksi (Sudjana dalam Djamarah,2005: 12)

a.      Komunikasi sebagai Aksi atau Komunikasi satu arah

     Ialah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan peserta didik sebagai penerima aksi.Guru aktif dan peserta didik pasif.Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.

b.      Komunikasi sebagai Interaksi atau Komunikasi Dua Arah

    Dalam komunikasi ini,guru berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi.Demikian pula halnya peserta didik,bisa sebagai penerima aksi,bisa pula sebagai pemberi aksi.Antara guru dan peserta didik akan terjadi dialog

c.       Komunikasi sebagai Transaksi atau Komunikasi Banyak Arah

    Komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dengan peserta didik.Peserta didik dituntut lebih aktif dari pada guru,seperti halnay guru,dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi peserta didik lain.

Pendidikan Berarti Komunikasi Timbal Balik Antara Guru dan Peserta Didik Pendidikan Berarti Komunikasi Timbal BalikPendidikan berarti berkomunikasi.Berkomunikasi berarti berhubungan timbale balik,seolah bercakap-cakap antara kedua belah pihak,bukan sekedar bercerita.Antara peserta didik dan pendidik harus ada hubungan timbale balik.Terjadinya hubungan tidak hanya dari guru,melainkan juga dari pihak peserta didik (Syadulloh,dkk,2010; 143)

    Dalam berkomunikasi dengan peserta didik,guru perlu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya sendir dan mencoba kemampuannya sendiri.Kegiatan pendidikan bukan berate berkomunikasi sepihak,yang hanya guru saja boleh/harus berprakarsa,melainkan harus berkomunikasi dengan timbal balik dalam rangka membantu peserta didik

    Dalam suasana komunikasi timbal balik  peserta didik diajari tanggung jawab dan kemampuan sendiri.Hal tersebut tidak akan berlangsung kalau dalam komunikasi hanya satu pihak berprakarsa.Pada situasi komunikatif peserta didik akan berkembang dengan baik menjadi dewasa dan dapat berdiri sendiri.

Komunikasi Guru dengan Peserta Didik sebgai Interaksi Pedagogis

    Komunikasi guru dengan peserta didik merupakan kegiatan interaksi pedagogis.Interaksi pedagogis adalah hubungan timbale balik saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.Menurut Syadulloh (2010; 145),Interaksi pedagogis ini akan berlangsung apabila terdapat hal sebagai berikut:

a.Rasa Tenang pada Peserta Didik

    Suatu interaksi pedagogis hanya mungkin terjadi apabila peserta didik merasa tenang untuk dapat belajar atau berkembang.Peserta didik akan merasa tenag jika ia merasa aman.Merasa aman bahwa guru akan memberikan bantuan atau bimbingan kepadanya.

b.      Hadirnya Kewibawaan

    Interaksi pedagogis akan berlangsung apabila guru memiliki kewibawaan atau pengaruh yang membuat peserta didik dapat belajar a atau berkembang.Kewibawaan guru yang diperlukan peserta didik terutama berupa kemampuan atau keahlian guru itu dalam membimbing atau keahlian guru itu dalam membimbing dan memimpin peserta didik kea rah tercapainya tujuan pendidikan

c.       Kesediaan Pendidik Membantu Peserta Didik

    Syarat ini mutlak perlu karena tanpa kesediaan pendidik membantu peserta didik,perasaan aman pada peserta didik seperti telah disebutkan di atas tidak akan hadir,dan tentunya interaksi akan terganggu,dan akibat seterusnya tentu interaksi tidak berjalan.

d.      Perhatian terhadap Minat Peserta Didik

    Pendidik harus memperhatikan minat peserta didik,karena dalam diri peserta didik akan muncul perasaan bahwa interaksi dengan pendidik yang sedang dijalani akan berguna bagi dirinya.Hal itu hanya mungkin terjadi apabila yang menjadi pokok kegiatan dapat menjawab keperluan peserta didik dalam perkembangannya.

Selanjutnya,Syadullo (2010 : 146) mengemukakan bahwa interaksi pedagogis disekolah memiliki karakteristik sebagai berikut :

a.      Interaksi atas dasar tugas dan peran masing-masing

Situasi pembelajaran ditandai dengan hubungan peran dan tugas masing-masing antara guru dan peserta didik. Hubungan guru dengan peserta didik untuk kali pertama tidak didasarkan atas kecintaan atau hubungan kasih saying seperti pada hubungan orang tua dan anak.

b.      Ada tujuan

Interaksi pembelajaran selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu demi kepentingan peserta didik.

c.       Kemauan guru untuk membantu

Interaksi pembelajaran ditandai dengan kemauan guru untuk membantu peserta didik dalam mencapai suatu kepandaian atau keterampilan serta sikap tertentu.

d.      Ada suatu prosedur yang sengaja direncanakan untuk mencapai suatu tujuan

Dalam suatu interaksi pembelajaran, guru tidak dapat melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Ada suatu urutan kegiatan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan yang akan di capai.

e.       Ditandai dengan satu garapan materi

Materi ini adalah untuk mrncapai tujuan pembelajran tertentu. Bahan ini sudah disiapkan sebelum interaksi pembelajaran berjalan.

f.       Interaksi pembelajaran ditandai dengan aktivitas peserta didik

Aktif artina giat, baik itu giat ssecara lahiriah atau giat dalam arti batinnya atau rohinnya. Peserta didik yang sedang mengalami sesuatu tentang sedang giat atau sedang aktif.pengalaman ini sangat penting dalam prosesa belajar, karena tanpa itu poses belajar mungkin tidakk akan berhasil.

g.  Guru mengambil peranan membimbing

Membing disini dapat berupa menghidupkan interaksi, yaitu menjadi motor dari proses pembelajaran.Guru menjadi motivator (memberi dorongan)guru juga menjelaskan dan sebagainya.Guru merupakan tokoh utama dalam interaksi, dialah yang memulai, dialah yang memimpin proses, dialah pula yang menghentikan proses, sungguh penting sekali kedudukannya. Karena itulah maka tugas guru didalam interaksi adalah membimbing.

h.   Didalam interaksi pembelajaran ada suatu disiplin

Disiplin merupakan suatu pola tingkah laku yang diatur dan ditaati oleh guru dan peserta didik.(guru, peserta didik, karyawan, adminitrasi)tidak boleh meyimpang darinya. Kalau bahan tertuntu sudah ditetapkan maka tidak dapat menggunakan bahan lain. Kalau tujuan pembelajaran telah ditetapkan maka itulah yang harus dicapai. Peserta didik dapat saja menentukan tempo belajar sendiri, bahkan dalam sistem yang lain dapat saja ia mulai dengan urutan bahan yang tidak sesuai dengan orang lain.

i.   Ada batas waktu

Dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu di dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik), batas waktu ini menjadi salah satu ciri. Setiap tujuan diberi waktu tertentu kapan harus dicapai dan sebagainya. Hal itu terpaksa dilakukan mengingat bahwa keals-kelas kita memang besar-besar.

j.   Interaksi pembelajaran individual

Dalam jenis interaksi ini peserta didik belajaran secara individual (perseorangan)tidak berarti bahwa belajaran sendiri dalam segala hal lebih baik dari pada belajarr secara kelompok, ada pula segi kekurangan. Pada interkasi ini peserta didik banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbagai proses belajaran, karena guru hanya berhadapan dengan peserta didik, sehingga banyak memberi kesempatan kepadanya. Keuntugan interaksi ini adalah peserta didik dapat mencapai tujuan pendidkan dengan cepat , karena memang hanya ia sendiri yang menjadi pusat perhatian, sehingga kedua dapat lebih megenai satu dengan yang lain.

k.   Interaksi pembelajaran berkelompok

Jenis ini yang sekarang banyak dipakai. Hal ini disebabkan dengan cara ini lebih murah dan lebih cepat. Murahnya dilihat dari jumlah guru dan peralatan yang diperlukan. Kalau untuk pembelajaran individual kita memerlukan banyak guru dan peralatan. Pada interaksi pembelajaran berkelompok guru dan peralatan dapat diapakai untuk sekelompok peserta didik. peserta didik disini dapat lebih banyak berkembang karena antar pergaulan peserta didik satu dengan yang lain. Pada cara individual hal ini tidak dapat dilakukan.

l.  Interaksi pembelajaran dengan tim guru

Pada cara berkelompok kadang-kadang kita sengaja memintak sejumlah guru untuk bersama-sama pada suatu waktu melakukan interaksi pembelajaran dengan sekelompok peserta didik. Caranya ialah dengan membagi tugas antara guru-guru tersebut sesuai dengan bagian dari bahan yang menjadi pelajaran suatu ketika. Guru –guru dibagi tugas sesuai dengan ‘keahliannya” dan masing-masing bergiliran melakukan interaksi. Meskipun cara interaksi banyak memberikan keuntungan, seperti terintegrasinya bahan pelajaran, akan tetapi cara tersebut jarang dapat dilakukan karena memang kesempatan untuk itu jarang dipereloh.

D.  Menyelenggrakan Pembelajaran yang Dapat Membangun Komunikasi Antar Peserta Didik

     Strategi Pembelajaran yang Dapat Membangun Komunikasi dan Kerjasama Antar Peserta    Dididk.

    Dalam upaya komunikasi dengan peserta didik secara interaktif atau timbal balik, guru juga dituntun berusaha membangun komunikasi antrar peserta didik sebagai wujud dari pelaksanaan. Strategi dimaksud seperti strategi kooperatif dan strategi kolaboratif dengan macam-macam tipenya.

a.      Strategi pembelajaran kooperatif (SPK)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat samapi enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelempok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu , mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan mememiliki keberhasilan yang sama untuk memberikan kontribusi demi kerberhasilan kelompok.

Keunggulan dan Kelemahan SPK

a).  Keunggula SPK

   keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya :

(1) Melalui SPK peserta didk tidak perlu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber.

(2) SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide yang lain.

(3) SPK dapat membatu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keretbatasannya serta menerima segala perbedaan.

(4) SPK dapat membatu memperdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar

(5) SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain.

b).Keterbatasan SPK

             Disamping keunggulan SPK juga mememilih keterbatasan, diantaranys :

(1)  Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis peserta didik dapat mengerti dan memahami learning.

(2)  Ciri utama dalam SPK adalah bahwa peserta didik saling membelajarkan. Oleh karena itu , jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajara yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik.

(3) Penilaian yang diberiakan pada SPK didasarkan pada hasil kerja kelompok namun demikian guru perlu menyadari bahwa hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi dari setiap individu peserta didik

(4) Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

(5) Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yanf hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

b.Strategi pembelajaran kolaboratif

1).  pengertian pembelajaran kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekedar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang yang menempatkan dan memakai kerjasama dan sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudhakan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Dengan situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan memahami kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.

2) Sifat pembelajaran kolaboratif

     Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Sifat ke empat menyatakan isi kelas atau pembeajaran kolaboratif.

a)      Guru dan peserta saling berbagai informasi

Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori.

b)     Berbagi tugas dan kewenangan

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagai tugas dan kewenagan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinkan peserta didik menimba pengalaman meraka sendiri.

c)      Guru sebagai mediator

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada serta membatu peserta didik jika mereka mengalami kebutuhan.

d)     Kelompok peserta didik yang heterogen

Sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran dikelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka berbagi informasi, serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya.

3)contoh pembelajaran kolaboratif

    Contohnya dapat dilakukan seperti berikut:

a) Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.

b) Peserta didik dimintak untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.

c) Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekannya

d) Selama masing-masing katagori dipersentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.

4) macam-macam pembelajaran kolaboratif

Beberapa diantaranya dijelaskan berikut ini :

a) JP = jigsaw prosedure, pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok pembahasan. Agar masing-masing peserta didik dapat memahami keseluruhan pokok bahasan.

b) STAD = Student Team Achievement Divisions, peserta didik dalam satu kelas dibagi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan.

c)CL = Complex Instruction, titik tekan metode ini adalah pelaksaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan ilmu pengetahuan sosial.

d) TAI = Team Accelerated Instruction, metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/klaboratif dengan pembelajaran individua.secara bertahan, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan terlebih dahulu.

e) CLS = Cooperative Learning Stuctures, pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua pesera didi (berpasangan), seorang peserta didik bertindak seperti tutor dan yang lain seperti tutee.

f) TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesyai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.

5) pemanfaatan internet

Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajarn dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah. Penggunaan internet dirasakan makin mendesak sejalan dengan perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial.

Motede Pembelajaran yang dapat Membangun Komunikasi dan Kerjasama Antar Peserta Didik

Masing-masing metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.Metode Diskusi

1)  Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Metode diskusi dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang merupakan aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah potik atau masalah dalam rangka mencari jawaban atau penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada.

2)  Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Setiap metode tentu memiliki kelebihan dalam fungsi kegunaannya. Dengan metode diskusi kelebihan lainnya adalah dapat mengaktifkan siswa belajar, mempertahankan minta siswa, membina keterampilan intelektual siswa, mengembangkan kemampuan berkomunikasi antar pribadi, dan guru dapat mengamati, langsung kemajuan siswanya. Metode diskuisi juga tidak terlepas dari kekurangan metode diskusi antara lain sebagai berikut:

a.  Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya dan menarik sesuai dengan tingkatan siswa tertentu, bukanlah pekerja yang mudah

b.  Memerlukan waktu yang agak longgar karena sering terpaksa memperpanjang waktu dari yang direncanakan.

c.  Kadang-kadang pembahasan dapat meluas dan mengembang sehingga sasaran untuk pemecahan masalah pokok menjadi kabur.

3)   Jenis-Jenis Teknik Diskusi

a)   Diskusi kuliah

Diskusi kuliah adalah jenis diskusi yang dimulai dengan penyajian (penjelasan) yang dikemukakan oleh seorang guru, ahli tertentu dari luar atau siswa dalam waktu sekitar 20-30 menit.

b)   Diskusi kelas

Diskusi kelas ialah jenis diskusi yang dimulai dengan guru yang menyajikansuatu masalah kepada kelas, kemudian para siswa menggapainya dan diskusi ini agak formal.

c)   Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah diskusi yang dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3-7 orang.

d)   Simposium

Simposium adalah jenis diskusi yang pelaksanaanya dimulsi dengan membahas suatu masalah dari berbagi segi cara luas, yang disiapkan dan diarahkan oleh beberapa orang.

e)   Seminar

Diskusi seminar ini membahas permasalahan yang dimulai dengan pengarahan dari pihak tertentu yang kompeten dan yang mengarahkan garis besar pembahasan dalam diskusi.

4)   Cara Pelaksanaan Teknik Diskusi

Agar penggunaan teknik diskusi berjalan efesien dan efektif, perlu ditempuh prosedur atau cara-cara pelaksanaan tertentu dengan baik dan sistematis untuk melaksanakan diskusi sebagai metode mengajar diperlukan prosedur yang secara umum yaitu: (1) persiapan diskusi, (2) pelaksanaan diskusi, dan (3) pengakhiran dan tindak lanjut diskusi.

b.      Metode Latihan Bersama Teman

metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih, dan pembimbing seorang siswa yang lain. Ia dapat menentukan metode pembelajaran yang disukainya untuk melatih teman tersebut.

    Dalam melaksanakan metode ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pertama sekali seorang siswa meperhatikan seorang siswa yang telah mencapai tingkat lanjut yang telah melaksanakan semua tugas di baah bimbingan pelatih.

2. Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam keterampilan melakukannya.

3. Setelah lulus tes, ia menjadi pelatih untuk siswa berikutnya.

c.Metode Tugas dan Resitasi Kelompok

metode pemberian tugas dan resitasi kelompok adalah cara pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik secara kelompok untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu atau hal-hal yang berhubungan dengan materin pembelajaran yang dipelajari dan kemudian membuat laporan hasil tugas tersebut secara kelompok, baik secara lisan maupun tulis.

d.Metode Proyek Secara Kelompok

metode  proyek atau unit ialah cara pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagi segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Metode proyek secara kelompok adalah suatu cara pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik secara kelompok untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya dengan tujuan agar peserta didik tertarik untuk belajar.

e.Metode Eksperimen secara Kelompok

metode eksperimen secara kelompok adalah cara pembeajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik secara kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses atau perencanaan. Dengan metode ini peserta didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata.

f.Metode Bermain Peran

metode bermain peran ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Beberapa hal yang perlu diperlukan dalam pelaksanaan metode bermain peran yaitu sebagai berikut, yaitu:

1.  Penentuan topik

2.  Penentuan anggota pemeran

3.  Pembuatan lembar kerja

4.  Latihan singkat dialog

5. Pelaksanaan permainan peran

g.Metode Sosiodrama

metode sosiodrama ialah cara pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan memaika perana tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). Seperti metode bermain peran, dalam metode sosiodrama peserta didik dibina agar terampil mendramatisasikan atau mengekspresikan suatu yang dihayati.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi sehari-hari. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu mencapai tujuan pendidikan. Adanya komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran sangatlah penting.  Tanpa adanya komunikasi, proses belajar mengajar tidak akan bisa berjalan dengan baik. Bentuk komunikasi yang efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah bentuk komunikasi antarpersonal. Karena dalam kedua proses tersebut dapat menghasilkan feedback (timbal balik) yang dimana dapat mengetahui apakah komunikasi dapat diterima dengan baik atau tidak. Selain itu kedua proses tersebut dapat memaksimalkan penyampaian informasi dari guru kepada siswanya. Agar informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh siswanya.

B.     Saran

Untuk memperoleh pembelajaran yang berkualitas agar menghasilkan prestasi belajar yang berkualitas pula, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan berlangsungnya suatu proses belajar mengajar tersebut. Yang terpenting adalah komunikasi yang terjalin didalamnya. Selain komunikasi, ada juga hal lain yang harus diperhatikan yaitu: guru, siswa, kurikulum dan sarana, serta faktor lain yang sifatnya kontekstual agar peranan komunikasi dalam proses belajar mengajar dapat terealisasi dengan baik, yaitu agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR  PUSTAKA

Anderson , L, W. dan Krathwohl, D, R, (2001) A Takonami for learning , teaching , and assessing , a revicion of bloms takonami of education objektives.  New York Addisson Wesley Longman.

Arismunandar, Wiranto. 2003.  Komunikasi Dalam Pendidikan. Bandung : Departemen Teknik Mesin ITB.

Bahanan, Hasan. 1979. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya : Papytus.

Effendy.,M.A, Prof. Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti

http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/komunikasi-antara-guru-dan-siswa/

http://www.radarbanten.com/newversion/opini/4614-peran-komunikasi-dalam-pendidikan

Suparno, Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment