KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
Rankuman ini tepat pada waktunya. Melalui ini kami akan membahas mengenai Rangkuman
Materi Psikologi Pendidikan” Dalam penulisan ini, tentu saja kami banyak
mengalami kesulitan, sehingga kami banyak memperoleh dukungan dan bantuan dari
beberapa pihak baik berupa dukungan moril maupun berupa dukungan material.
Karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun kami menyadari sepenuhnya masih banyak sekali kekurangan
dalam pembuatan rangkuman ini, Olehnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat selesai
tepat waktu.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
............................................................................................................................ 1
KATA
PENANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR
ISI ................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN
.............................................................................................................. 4
A. Peranan
Pendidikan Bagi Manusia ....................................................................... 4
B. Mekanisme
Perilaku Manusia ............................................................................... 8
C. Motif
dan Motivasi.............................................................................................. 13
D. Motif dan Konflik.............................................................................................. 14
E. MemahamI
Faktor Utama Psikologi Dalam Pendidikan..................................... 17
A.
PERANAN
PENDIDIKAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA SERTA KEDUDUKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM
PROSES PENDIDIK
1.
Peranan pendidikan pagi kehidupan manusia
a. Pengertian pendidikan
Kata
pendidikan berasal dari kata didik dengan penambahan imbuhan pen- dan –an, yang
berarti hal atau cara mendidik. Dalam bahasa inggris pendidikan adalah arti
dari education, dari bahasa arab tarbiah, dalam bahasa yunani berasal dari kata
pedagogi yang artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut KBBI,
pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada
setiap individu yaitu memiliki pola pikir perilaku dan akhlak yang sesuai dengan
pendidikan yang diperolehnya.Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan
adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak2, maksudnya ialah
pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar
sebgai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
Menurut
Ensiklopedia Pendidikan Indonesia, pendidikan yaitu suatu proses membimbing
manusia atau anak didik dari kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan, dan
kecerdasan pengetahuan. Menurut UU SisDikNas No.20 Tahun 2003 “pendidikan
adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia,
kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat”.
Menurut
Plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah
kesempurnaan. Menurut Darmaningtias, pendidikan adalah sebagai usaha dasar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.
Pendidikan
merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh
aspek kepribadian dan kehidupannya karena pendidikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan manusia.Soemin (2016:20) mengemukakan
pendapatnya tentang pendidikan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting
dalam membangun peradaban bangsa, pendidikan adalah satu2nya aset untuk
membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Lewat pendidikan bermutu,
bangsa akan terjunjung tinggi martabatnya di mata dunia.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran atau intelek, dan tumbuh
kembang anak untuk memajukan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya.
Purwanto (2012:12), Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia sejalan dengan perkembangan iptek, manusia
dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikannya, pendidikan merupakan wadah bagi
setiap manusia dalam mencapai kebahagiaan.Sehubungan dengan hal tersebut, maka pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2.
Kedudukan psikologi pendidikan dalam proses pendidikan
a. pengertian psikologi pendidikan
Menurut
Mustakim dan Wahid, psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi2
psikologi dalam lapangan pendidikan, dari sudut tingkah laku dan perbuatan
manusia dalam segala macam situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi
ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Barlo dalam Khodijah
mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan
riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber2 untuk membantu dalam
pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses bejalar mengajar secara lebih
efektif.
Glover
dan Roning dalam Elliot menyatakan bahwa psikologi pendidikan mecakup topik2
yang berkisar pada perkembangan manusia, perbedaan indivudal, pengukuran,
belajar, motivasi dan pandangan humanistic baik yang didasarkan pada data
empiris maupun teoritis.Witterington mengatakan bahwa psikologi pendidikan
adalah studi sistematis tentang proses2 dan faktor2 yang berhubungan dengan
pendidikan manusia.Menurut Muhidinsyah menyatakan bahwa psikologi pendidikan
adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki hal psikologis yang terjadi
dalam dunia pendidikan.
b. Ruang lingkup psikologi pendidikan
Menurut
Musktakim dan Wahid pada umumnya isi atau daerah psikologi pendidikan dapat
dibagi menjadi 4 golongan.
Pertama, pertumbuhan dan perkembangan
individu yang dibicarakan di antaranya hereditet dan perlengkapan dasar dan
ajar manusia, teori dari pertumbuhan dan perkembangan individu.
Kedua,
masalah belajar (penngajaran dan perbuatan belajar), ini termasuk pembatasan
belajar bagaimana proses motif dan faktor yang mempengaruhi hasil perbuatan
belajar, metode belajar, teori belajar, dan alat perlengkapannya yang dibahas
secara tuntas dan mendasar di kemudian.
Ketiga,
pengukuran dan penilaian, prinsip2 dan testing, penggunaannya dalam pengukuran
kecerdasan dan hasil2 perbuatan belajar.Faedah testing untuk perlengkapan
pekerjaan di sekolah.
Keempat,
penyuluhan dan bimbingan, yang dibicaraka diantaranya dasar2 dari penyuluhan
dan bimbingan, macamnya serta tujuannya termasuk mental hygiene di sekolah.
Menurut
Dalyono, inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan tanpa mengabaikan
persoalan psikologi guru, terletak pada siswa. Pendidikan hakikatnya adalah
pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi siswa, karena itu ruang lingkup pokok
bahasan psikologi pendidikan seain teori2 psikologi pendidikan sebagai ilmu,
juga berbagai aspek psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat
dalam proses pelajar mengajar.
Secara garis besar, banyak para ahli
yang membatasi pokok2 bahasan psikologi pendidikan menjadi 3 macam
Pertama,
pokok bahasan mengenai belajar, yang meliputi teori2, prinsip2, dan ciri2 khas
perilaku belajar siswa dan sebagainya
Kedua,
pokok bahasan mengenai proses belajar, yaitu tahapan perbuatan dan peristiwa
yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa
Ketiga,
pokok bahasan mengenani situasi dan kondisi belajar, yakni suasana dan keadaan
lingkungan baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan
kegiatan belajar siswa.
Pendapat
tentang ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Smith dalam bahasa inggris
dari buku Sumadi Suryabrata, dan pendapat dari Sumadi Suryabrata masuk ke dalam
bukunya adalah:
1. Pertama,
pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the sciences of education known
psicology)
2. Kedua,
hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity)
3. Ketiga,
lingkungan yang bersifat fisik (physical structure)
4. Keempat,
perkembangan siswa (goal)
5. Kelima,
proses2 tingkah laku (behavior process)
6. Keenam,
hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learnling)
7. Ketujuh,
faktor2 yang mempengaruhi pelajar (factors that condition learning)
8. Kedepalan,
hukum2 dan teori belajar (laws and theories of learning)
9. Kesembilan,
pengukuran yakni prinsip2 dasar dan batasan2 pengkuran atau evaluasi
(measurement basic principal subject matters
10. Kesepuluh,
transfer belajar meliputi mata pelajaran (transfers of learning subject
matters)
11. Kesebelas,
sudut2 pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspecs of measurement)
c. kedudukan psikologi pendidikan dalam
pendidikan
Sejak
anak lahir ke dunia, telah dilakukan usaha2 pendidikan, manusia dalam hal ini
orang tua telah berusaha mendidik anak2nya meskipun dengan cara yang sangat
sederhana. Suryabrata mengatakan bahwa adalah sebuah keharusan bagi setiap
pendidik yang bertanggungjawab bahwa ia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat
dengan cara yang sesuai dengan keadaan “si anak didik”. Psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha memahami semua manusia dengan tujuan untuk dapat
memperlakukannya dengan lebih tepat, karena itu pengetahuan psikologis mengenai
anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi
setiap pendidik sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik untuk
memiliki pengetahuan tentang psikologi pendidikan, mengingat setiap orang pada
suatu saat tentu melakukan perbuatan mendidik maka pada hakikatnya psikologi
pendidikan itu dibutuhkan oleh setiap orang.
Dalyono
mengatakan, para pendidik khususnya para guru sekolah sangay diharapkan
memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadai, agar dapat
mendidik para siswanya melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan
berhasil guna. Pengetahuan psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting
dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah2, hal ini disebabkan eratnya
hubungan antara psikologi khusus tersebut dengan pendidikan secara metodik
dengan kegiatan pembelajaran.
Apapun
yang di kemukakan para ahli tentang psikologi pendidikan dapat disimpukan bahwa
psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraiannya dan
penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak
baik fisik maupun mental yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan
terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
Pengetahuan
yang meliputi aspek2 perkembangan belajar, motivasi, pembelajaran, dan isu2
lainnya yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan ini hanya dapat
diperoleh melalui psikologi terutama psikologi pendidikan, pengetahuan tersebut
membantu para pendidik dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat bertindak
sesuai dengan kondisi anak didiknya. Khodijah mengatakan dengan memahami
psikologi pendidikan seorang guru melalui pertimbangan2 psikologisnya
diharapkan dapat:
1. merumuskan tujuan pembelajaran secara
tepat
2. memiliki stategi atau metode
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didiknya.
3. memiliki media atau alat bantu
pembelajaran yang tepat
4. memberikan bimbingan atau bahkan
memberikan konseling kepada peserta didik
5. memotivasi belajar peserta didik
6. menciptakan iklim belajar yang kondusif
7. berinteraksi dengan peserta didik
secara baik dan disenangi
8. menilai hasil peserta didik
B. MEKANISME PERILAKU MANUSIA
1. Menurut aliran psikologi
psikoanalitik
2. Menurut aliran psikologi holistik,
humanistik
3. Menurut aliran psikologi behaviouristik
4. Menurut aliran psikologi konvergensi
Psikoanalisis
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Sigmund Freud lahir tgl 6 mei 1856 dan
meninggal di London tgl 23 sep 1939
Psikoanalisis
memiliki 3 penerapan :
1. Suatu metode penelitian dari pikiran
2. Suatu ilmu pengetahuan sistematis
mengenai perilaku manusia
3. Suatu metode perlakuan terhadap
penyakit psikologi dan emosional.
Teori
Psikoanalisis dari Sigmund Freud
Menurut Sigmud Freud kepribadian itu
tetdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Id ( das es )
2. Ego (das ich)
3. Super ego ( das ueber ich )
1. Id adalah satu- satunya komponen kepribadian
yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari perilaku
naluriah dan primitif.
Id didorong oleh prinsip kesenangan yang
berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi
maka akan timbul kecemasan dan ketegangan.
Id mencoba untuk menyelesaikan
ketegangan yang d8ciptakan oleh prinsip kesenangan dengan proses utama yang
melibatkan proses dalam pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan
sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.
2. Ego
: adalah komponen kepribadian yang bertanggungjawab untuk menangani dengan
realitas.
Menurut Freud, ego berkembang dari id
dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat
diterima di dunia nyata.
Fungsi ego baik dipikiran sadar, pra
sadar dan tidak sadar.
Ego beroperasi menurut proses sekunder.
Tujuan proses sek7nder adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya
suatu obyek yang cocok untuk pemuasan kebutuhannya.
3. Super
ego : adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat
yanh ditanam oleh adat istiadat, agama, orang tua dan lingkungan.
Pada dasarnya super ego adalah hati
nurani, jadi super ego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang
benar atau yang salah.
Super
ego hadir dalam sadar, pra sadar dan tidak sadar. Ego dan super ego saling
mempengaruhi satu sama lain, ego bersama super ego mengatur dan mengarahkan
pemenuhan id dengan berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam masyarakat,
agama dan perilaku yang baik atau buruk.
Menurut
Sigmund Freud kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego
dan super ego.
Sigmund
Freud mengemukakan bahwa kehiduoan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran, yaitu :
1. Sadar ( conscius )
2. Pre sadar ( pre conscius )
3. Tak sadar ( unconscius)
Sampai
dengan tahun 1920 an teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ke 3 unsur
kesadaran itu. Baru pada tah7n 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural
yang lain yaitu id, ego dan super ego.
Struktur baru ini melengkapi gambaran
mental terutama dalam fungsi untuk kesenangan.
a. Sadar
( conscious )
Tingkat
kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut
Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental ( fikiran, persepsi,
perasaan, dan ingatan ) yang masuk ke kesadaran ( conscious ).
Isi kesadaran hanya bertahan dalam waktu
yang singkat di daerah conscious, segera tertekan ke daerah pre conscious atau
unconscious begitu orang memindah perhatiannya ke yang lain.
b. Pre
sadar ( pre conscious )
Pra
sadar disebut juga ingatan siap ( available memory ) yaitu tingkat kesadaran
yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar.
Isi preconscious berasal dari conscious
dan dari unconscious.
Pengalaman
yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan dipindah ke daerah pra sadar. Materi tak sadar yang sudah
berada di daerah pra sadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik,
seperti mimpi, lamunan, salah ucap dan mekanisme pertahanan diri.
c. Tak
sadar ( unconscious)
Tak
sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud
merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia.Secara khusus Freud membuktikan
bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik ttp itu adalah kenyataan
empirjk.
Penjelasan
lain dari struktur kepribadian : id ( das es ), ego ( das ich ) dan super ego (
das ueber ich ) sebagai berikut :
1.
Id ( das es )
Adalah
aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian.
Das es merupakan dunia bathin atau
subyektif manusia dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif.
2.
Ego ( das ich )
Adalah
aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme
untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realita).Organisme harus
dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan.
3.
Super ego ( das ueber ich ) adalah merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional
serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirka orang tua kepada
anak-anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan.
Mekanisme Pertahanan Ego
Di
bawah tekanan kecemasan yang berlebihan, ego kadang-kadang terpaksa menempuh
cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan.Cara-cara itu disebut dengan
mekanisme pertahanan.
Adapun
mekanisme pertahanan ini dapat berbentuk :
1. Penyangkalan: Pertahanan melawan
kecemasan dengan menutup mata terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.
2. Represi : melupakan isi kesadaran
yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasa , mendorong kenyataan yang
tidak bisa diterima kepada ketaksadaran atau bisa menjadi tidak menyadari hal-hal
yang menyakitkan.
3. Proyeksi : mengalamatkan sifat-sifat
tertentu yang tidak bisa diterima untuk ego kepada orang lain.
Seorang melihat pada diri orang lain
hal-hal yang tidak disukai dan ia tidak bisa menerima adanya hal-hal itu pada
diri sendiri.
4. Formasi reaksi ( pembentukan)
Melakukan tindakan yang betlawanan
dengan hasrat-hasrat tak sadar.Jika perasaan yang lebih dalam menimbulkan
ancaman, maka seseorang menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna
menyangkal perasaan-perasaan yanh bisa menimbulkan ancaman itu.
5. Fiksasi : menjadi terpaku pada
tahap-tahao perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah ke tahap
selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan.
6. Regresi : melangkah mundur ke fase
perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar.
7. Rasionalisasi : menciptakan
alasan-alasan yang baik guna menghindari ego dari cedera, memaksakan diri
sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
8. Sublimasi : menggunakan jalan keluar
yang lebih tinggi atau secara sosial lbh dapat diterima bagi
dorongan-dorongannya.
9. Displacement : mengarahkan energi
kepada objek oleh orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya
tidak bisa dijangkau
Freud
mengatakan tingkah laku manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan impulsif
bawah sadar yang ditransformasi sedemikian rupa menjadi berbagai perilaku
artistik.
Kepribadian manusia kemudian dipahami
sebagai interaksi dinamis antara id, ego dan super ego.Dengan ego sebagai
komando yang menjaga keseimbangan strukturnya.
Freud mengembangkan psikoanalisis
sebagai kerangka teoritis dan metode untuk memahami dunia dalam jiwa manusia,
memaparkan hingga jadi sebuah teori psikologi umum yang menjadi kerangka pikir untuk
menjelaskan tingkah laku.
Pada
struktur itu kepribadian manusia terdiri dari 3 unsur yaitu id, ego dan super
ego.
•
Perkembangan Kepribadian •
Freud membuat teori psychosexual stages
of development yaitu :
1. Fase
Oral : dalam tahap ini sumber kenikmatan adalah rangsangan yang sampai pada
bibir dan mulut.
2. Ada
2 tipe perilaku dalam tahap ini :
a. Oral incorporative behaviour (
memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut )
b. Oral aggresive atau oral sadistic
behaviour
a.
tipe oral incorporative behaviour muncul pertama kali dan melibatkan stimulus
yang menyenangkan pada mulut dari orang lain atau dari makanan .
b
tipe oral aggresive atau oral sadistic behaviour terjadi ketika gusi menjalani
kesakitan karena muncul gigi baru.
2.
Fase Anal
Masyarakat
cenderung untuk menunda kebutuhan-kebutuhan bayi selama 1 tahun pertama
kehidupan, menyesuaikan permintaan mereka dan mengharapkan secara relatif
sedikit penyesuaian sebagai imbalan.
3.
Fase Phallic : pada fase ini anak memperlihatkan ketertarikannya untuk
mengeksplorasi dan bermain dengan alat genitalnya. Kesenangan yang diperoleh
melalui alat genital tidak hanya melalui perilaku seperti masturbasi tetapi
juga melalui khayalan, anak-anak menjadi ingin tau tentang kelahiran dan
mengenai kenapa anak laki-laki mempunyai penis sedangkan anak perenpuan tidak.
Freud
mengidentifikasi konflik tersebut dan mengemukakan konsepnya tentang :
-
Oedipus Complex : yaitu
hasrat yang tidak disadari oleh seorang anak laki-laki terhadap ibunya, dan
berkeinginan untuk menggantikan dan menyingkirkan ayahnya.
Dengan hasrat untuk menyingkirkan
ayahnya karena ketakutannya bahwa ayahnya akan membalas dendam dan
menyakitinya.
Dia menginterpretasikan ketakutannya
bahwa ayahnya akan memotong alat genitalnya yang merupakan sumber kesenangan
dan keinginan seksualnya. Ini disebut dengan : castration anxiety.
-
Electra Complex : yaitu
hasrat yang tidak disadari oleh seorang anak perempuan terhadap ayahnya, dan
berkeinginan untuk menggantikan ibunya.
Disini anak perempuan menemukan bahwa
mereka tidak mempunyai penis seperti anak laki-laki dan mereka menyalahkan
ibunya, hal ini dikenal dengan istilah penis envy yaitu perasaan cemburu
terhadap anak laki-laki yang mempunyai penis disertai perasaan kehilangan
karena anak perempuan tidak memiliki penis.
4. Fase Laten: Tahap laten bukanlah tahap
psikoseksual dari perkembangan. Insting seks menjadi dorman dan digantikan
dengan aktivitas sekolah, hobi dan olah raga serta mengembangkan hubungan
pertemanan dengan anggota yang berjenis kelamin sama.
5. Fase
Genital : merupakan tahap akhir dari tahapan perkembangan psikoseksual. Dimulai
sejak masa pubertas, badan secara fisiologis tumbuh dengan matang, jika tidak
berarti ada penyimpangan yang berarti pada tahap awal perkembangan.
C.
MOTIF
DAN MOTIVASI
● Motif dan Motivasi ●
Motif
adalah kebutuhan, keinginan dan impuls atau dorongan.
Motivasi adalah keinginan untuk
menginspirasi mereka atau melakukan tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar
atau alasan mengapa seseorang berperilaku
Motif ( Branch, 1964 ) mengatakan motif
berasal dari bahasa Latin movene yang artinya bergerak atau to move.
Alex
Sabur mengatakan bahwa motif dalam ilmu psikologi merupakan dorongan, hasrat,
keinginan, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya. Karena
itulah motif dalam ilmu psikologi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau driving force
Yang
perlu diketahui bahwa :
1. Motif
dan motivasi saling mempengaruhi.
Motif merupakan dorongan untuk melakukan
sesuatu atau bisa disebut driving force, Sedangkan motivasi adalah kekuatan
yang mengarahkan atau menyalurkan motif yang memiliki tujuan instrumental
behaviour.
2. Motif adalah daya motivasi adalah proses.
Motif adalah daya dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau
organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku
atau perbuatan, SedangkanMotivasi adalah proses untuk menggiatkan motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Motif
adalah kebutuhan dan motivasi adalah keinginan.
4. Kekuatan
motif dapat menurun, motivasi dapat menjadi dorongan.
5. Motif
dan motivasi sama-sama dimiliki seseorang.
Ø Jenis-Jenis
Motif
a. Motif
Intrinsik Adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsi, tidak perlu
dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
b. Motif
Ekstrinsik Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar
Ø Cara
Mengukur Motivasi
1. Kuesioner
Meminta
klien untuk memgisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memancing motivasi klien.
2. Observasi
Perilaku
Cara
lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga dapat
memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya.
D.
MOTIF
DAN KONFLIK
a.
Konflik Intraindividu
Terjadi
karena adanya dua motif atau lebih yang muncul pada saat bersamaan yang
sama-sama ingin dipuaskan tetapi individu tidak mampu melakukannya, sehingga ia
harus memilih motif mana yang harus dipuaskan terlebih dahulu dan motif mana
yang harus ditunda.
Konflik
intraindividu adalah konflik yang terjadi di dalam diri individu diantaranya
adalah :
1. Frustasi
Adalah keadaan emosional yang timbul
manakala terdapat kebutuhan yang terhalangi sebelum seseorang mencapai tujuan
yang diinginkan.
Halangan atau rintangan yang menyebabkan
frustasi karena faktor :
1). Pribadi, yaitu
berasal dari keterbatasan individu sendiri.
2). Lingkungan, yaitu
berasal dari luar individu. Ini bisa terjadi pada lingkungan fisik dan sosial.
3). Konflik, yaitu
terjadi jika seseorang harus memilih diantara dua atau beberapa tujuan,
kehendak, motif dan tindakan.
b. Konflik Tujuan
Dapat terjadi ketika individu dihadapkan
dengan suatu kompetisi baik positif dan negatif atau 2 atau bahkan lebih untuk
mencapai suatu tujuan.
Konflik
Tujuan adalah konflik yang umum terjadi.
Secara umum Konflik
Tujuan terdiri atas :
1. Approach-Approach
Conflict
Timbul apabila individu
menghadapi 2 motif atau lebih yang kesemuanya memiliki nilai positif dan
individu harus memilih diantara motif-motif tersebut.
2. Avoidance-Avoidance
Conflict
Konflik ini timbul
apabila individu menghadapi 2 atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai
negatif.
3.Approach-Avoidance
Conflict
Konflik ini timbul
apabila individu menghadapi obyek yang mengandung nilai positif sekaligus
negatif.
c.
Konflik
Peran dan Ambigutas
Konflik
Peran dapat diartikan dengan konflik dari dalam dan tekanan yang dihasilkannya
biasanya kerana peran tidak sesuai dengan harapan sosial dari luar.
Konflin
Peran memiliki 3 tipe :
1. The Person and the
Role
Konflik dapat terjadi
antara kepribadian individu dan harapan dari peran.
2. Intra Role
Konflik dapat terkadi
karena harapan yang kontradiksi mengenai bagaimana suatu peran cenderung untuk
dapat dijalankan.
3. Inter Role
Konflik dapat terjadi
karena adanya perbedaan syarat-syarat dari 2 atau lebih peran yang harus
dijalankan dalam waktu bersamaan.
2. Konflik
Interpersonal
Konflik Interpersonal
adalah konflik yang terjadi ketika 2 atau lebih individu berinteraksi dengan
orang lain.
Dalam sudut pandang
Kreitner konflik ini dapat terjadi karena adanya konflik pribadi.
Konflik pribadi adalah
pertentangan antar pribadi yang didasarkan pada ketidaksukaan dan ketidaksepahaman
yang sifatnya pribadi.
·
Pengertian
Inteligensi
Garrett
(1946), Inteligensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang
diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta
menggunakan simbol-simbol.
·
Pengertian
bakat
-
Kartini Kartono
mengatakan : bakat merupakan hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam
diri individu yang dimiliki sejak awal kehidupan dan kemudian menumbuhkan
perkembangan keahlian, ketrampilan dan kecakapan tertentu.
-
Guidford : bakat adalah
sebuah hal yang memiliki corak yang berbeda, bakat merupakan kemampuan kinerja
yang mana mencakup dimensi psikomotor, dimensi intelektual serta dimensi
perseptual.
·
Definisi
Kepribadian
-
KBBI : kepribadian
adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang
membedakannya dari orang atau bangsa lain.
-
Theodore M. Newcomb :
kepribadian ialah suatu kelompok sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang dari perilakunya.
-
Robert Sutherland :
kepribadian adalah abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya sama
lingkungan masyarakat dan kebudayaan.
-
Koentjaraningrat :
kepribadian adalah beberapa ciri watak yang dipelihara seseorang secara lahir,
konsisten dan konsekuen setiap manusia melakukan proses sosialisasi.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kecakapan
Kecakapan
/ ability adalah merupakan aspek intelektual yang berupa suatu kemampuan (
potensial dan nyata ) dalam mengenal, memahami, menganalisis, menilai dan
memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan ratio atau pemikiran.
Faktor-Faktor
Kecakapan :
Menurut Spearman ada 2
faktor kecakapan :
1. Faktor umum atau
faktor G bersifat bawaan
2. Faktor khusus atau
faktor S bersifat hasil belajar.
Menurut Cyrill Burt :
1. Fakyor umum atau faktor
G bersifat bawaan
2. Faktor khusus atau
faktor S bersifat hasil belajar
3. Faktor C atau faktor
kelompok.
Menurut Thurstone ada 2
faktor kecakapan :
1. Faktor S
2. Faktor C yang
meliputi :
- kemampuan verbal
- fasih dalam kata-kata
- kemampuan bilangan
- kemampuan tilikan
ruang
- Ingatan
- kemampuan mengamati
- penalaran.
·
Definisi Perkembangan
1. Aliran Asosiasi
Pada
hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Yang primer adalah
bagian-bagian.Bagian-bagian ada lebih dulu sedangkan keseluruhan ada lebih
kemudian. Bagian-bagian itu tetikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan
atau asosiasi.
Tokohnya : John Locke
Pada permukaan jiwa
anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih yang kemudian sedikit demi
sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.
Pengalaman ada 2 macam
:
a. Pengalaman luar
yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera, yang menimbulkan
sensation dan
b. Pengalaman dalam
yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri yang menimbulkan
reflexion
2.
Psikologi Gestalt
Psikologi
New Gestalt : yang bentuk nyatanya salah satu adalah psiko medan terhadap
proses deferensiasi itu masih menambahkan lagi proses stratifikasi. Struktur
pribadi dugambarkan sebagai terdiri dari lapisan lapisan (strata), lapisan
lapisan itu makin lama makin bertambah.
3.
Aliran sosiologis
Perkembangan
adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula mula bersifat sosial (pra sosial)
yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit isosialisasikan.
E.
FAKTOR
UTAMA PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Pada
pembahasan ini akan dijelaskan tentang perkembangan anak didik.
Dikenal
ada 3 golongan pendapat yaitu :
(1).
Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran nativisme,
(2).
Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran empirisme, dan
(3).
Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran konvergensi.
1. Nativisme
Para
ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa :
Perkembangan
individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
( natus artinya lahir ), jadi perkembangan individu itu semata-mata tergantung
kepada dasar.
2. Empirisme
Para
ahli yang mengikuti pendirian empirisme mempunyai pendapat yang langsung
bertentangan dengan pendapat aliran nativisme.
Kalau
pengikut-pengikut aliran nativisme berpendapag bahwa perkembangan itu
semata-mata tergantung pada faktor dasar, maka pengikut-pengikut aliran
empirisme berpendapat bahwa : perkembangan itu semata-mata tergantung kepada
faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak memainkan peran sama sekali.
3. Konvergensi
Paham
konvergensi ini berpendapat bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar
atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting.
Bakat
sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat
yanh sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat
berkembang.
Berbeda
dengan apa yang dikemukakan oleh Langeveld. Langeveld secara fenomenologis
mencoba menemukan hal-hal apakah yang memungkinkan perkembangan anak itu
menjadi orang dewasa, dan dia menemukan hal-hal sbb :
a.
Justru karena anak itu adalah mahluk hidup ( mahluk biologis ) maka dia
berkembang.
b.
Bahwa anak itu pada waktu masih sangat muda adalah sangat tidak berdaya, dan
adalah suatu keniscayaan bahwa dia perlu berkembang menjadi lebih berdaya.
c.
Bahwa kecuali kebutuhan- kebutuhan biologis anak memerlukan adanya perasaan
aman, karena itu perlu adanya pertolongan atau perlindungan dari orang yang
mendidik.
d.
Bahwa di dalam perkembangannya anak tidak pasif menerima pengaruh dari luar
semata-mata, melinkan ia juga aktif mencari dan menemukan.
Jika
hal-hal yang dikemukakan di atas itu dapat disebut sebagai asas, maka ada 4
asas dalam perkembangan yaitu :
a.
Asas biologis
b.
Asas ketidakberdayaan
c.
Asas keamanan
d.
Asas eksplorasi.
1.
Pendapat
Aristoteles
Aristoteles
menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam 3 periode
lamanya masing-masing 7 tahun:
Fase
I dari 0;0 sampai 7;0 : masa anak kecil, ke masa bermain
Fase
II dari 7;0 sampai 14;0 : masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah;
Fase
III dari 14;0 sampai 21;0 : masa remaja atau pubertas : masa peralihan dari
anak menjadi orang dewasa.
2.
Pendapat
Kretschmer
Kretschmer
mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa anak melewati 4 fase, yaitu :
Fase
I dari 0;0 sampai kira-kira 3;0 disebut fűllungs-periode I; pada masa ini anak
kelihatan pendek gemuk,
Fase
II dari kira-kira 3;0 sampai kira-kira 7;0 disebut sterckungs periode I; pada
masa ini kelihatan langsing,
Fase
III dari kira-kira 7;0 sampai kira-kira 13;0 disebut fűllungs periode II; pada
masa ini anak kembali kelihatan pendek gemuk,
Fase
IV dari kira-kira 13;0 sampai kira-kira 20;0 disebut Sterckungs periode II;
pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.
3.
Pendapat
Sigmund Freud
Freud
berpendapat bahwa anak sampai umur kira-kira 5;0 melewati fase-fase
terdiferensiasikan secara dinamis, kemudian sampai umur 12;0 atau 13;0
mengalami fase latent, yaitu fase di mana dinamika menjadi lebih stabil.
Dengan
datangnya masa remaja ( pubertas ) dinamika meletus lagi, dan selanjutnya makin
tenang kalau orang makin dewasa. Bagi Freud, masa sampai umur 20;0 menentukan
bagi pembentuka kepribadian seseorang.
Tiap
fase dari lahir sampai umur 5;0 ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian
tubuh tertentu. Ada pun fase-fase tersebut adalah :
(1)
Fase oral : 0;0 sampai kira-kira 1;0.
Pada
fase ini mulut merupakan daerah pokok daripada aktivitas dinamis.
(2)
Fase anal : kira-kira 1;0 sampai kira-kira 3;0.
Pada
fase ini dorongan dan tahanan berpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
(3)
Fase falis : kira-kira 3;0 sampai kira-kira 5;0.
Pada
fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah crogen terpenting.
(4)
Fase latent ; kira-kira 5;0 sampai kira-kira 12;0 atau 13;0.
Pada
fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan ( mengendap
).
(5)
Fase pubertas: kira-kira 12;0 atau 13;0 sampai kira-kira 20;0.
Pada
fase ini impuls-impuls meninjol kembali.
Apabila
ini dapar diaublimasika dan dipindahkan oleh Das ich dengan berhasil maka
sampailah orang kepada fase kematangan terakhir yaitu :
4.
Pendapat
Montessori
Menurut
Montessori tiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis.
Kodrat
alam mempunyai rencana tertentu berdasarkan 2 aspek pokok, yaitu :
(1)
asas kebutuhan vital, yaitu apa yang terkenal dengan masa peka;
(2)
asas kesibukan sendiri.
Ø Montessori
mengemukakan ada 4 periode perkwmbangan, yaitu :
(1)
periode I (0;0 - 7;0) adalah periode penangkapan ( penerimaan ) dan pengaturan
dunia luar dengan perantaraan alat-indera. Ini adalah rencanabmotoris dan
panca-indera yang bersifat keragaan ( stoffelijk )
(2)
Periode II (7;0-12;0) adalah periode rencana abstrak. Pada masa ini anak-anak
mulai memperhatikan hal-hal kesusilaan, menilai perbuatan manusia atas dasar
baik-buruk - dan karenanya - mulai timbul kata hatinya.
(3)
Periode III (12;0-18;0) adalah periode penemuan diri dan kepekaan rasa sosial.
Dalam masa ini kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan
keharusan-keharusan.
(4)
Periode IV (18;0 - ...) adalah periode pendidikan tinggi.
Dalam
hubungan dengan ini perhatian Montessori ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa
perguruan tinggi yang menyediakan diri untuk kepentingan dunia.Mahasiswa harus
belajar mempertahankan diri terhadap tiap godaan ke arah perbuatan-perbuatan
yang terkutuk, dan universitas-universitas harus melatih mahasiswa-mahasiswa
itu.
5.
Pendapat
Ch. Bühler
Ch.
Bühler banyak menulis. Karyanya yang utama antara lain : Das Marchen Und die
Phantasy des Kindes (1918), The Child and his Family (1940) Practische Kinder
Psychologie, Psychologie der Puberteitsjaren. Kedua karya yang terakhir itu
diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh I Carvalno.
Dalam
kedua buku yang terakhir itu terutama dalam Psychologie der Puberteitsjaren
jelas sekali pandangannya yang biologistis. Ch. Bühler mengemukakan 5 fase
dalam perkembangan anak yaitu :
(a)
Fase I (0;0-1;0) yaitu fase gerak laku ke dunia luar.
(b)
Fase II (1;0-4;0) yaitu fase makin luasnya hubungan anak dengan benda-benda di
sekitarnya
(c)
Fase III (4;0-8;0) yaitu fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, serta
kesadaran kerja, tugas dan prestasi.
(d)
Fase IV (8;0-13;0) yaitu fase memuncaknya minat ke dunia objektif, dan
kesadaran akan akunya sebagai sesuatu yang berbeda dari aku orang lain
(e)
Fase V (13;0-19;0) yaitu fase penemuan diri dan kematangan
1.
Pendapat
Comenius
Telah
sangat terkenal konsepsinya tentang macam-macam sekolah yang disesuaikan dengan
perkembangan jiwa anak, yaitu :
(1)
Scola materna ( sekolah ibu ), untuk anak-anak umur 0;0;-6;0
(2)
Scola vernacula ( sekolah bahasa ibub) untuk anak-anak umur 6;0-12;0;
(3)
Scola latina ( sekolah latin ), untuk anak-anak umur 12;0-18;0;
(4)
Academia ( Akademi ), untuk anak-anak umur 18;0-24;0..
2.
Pendapat
J.J Rousseau
Rousseau
dengan karyanya Emile eu du l'education (1762), juga mengemukakan periodisasi
atas dasar didaktis itu.Buku tersebut terdiri atas 5 jilid.
Jilid
I sampai IV membicarakan pendidikan anak laki-laki (Emile) dan jilid V
membicarakan pendidikan anak perempuan ( Sophie ).
(1)
I 0;0-2;0, adalah masa asuhan;
(2)
II 2;0-12;0 adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera;
(3)
III 12;0-15;0 adalah periode pendidikan akal;
(4)IV
15;0-20;0 adalah periode pembentukan watak dan pendidikan agama.
Ø Masa
Intra-uterin
Permulaan
kehidupan anak di dalam kandungan dimulai saat pembuahan, yaitu saat ovum
dibuahi oleh spermatozoon.
Perkembangan
pada masa dalam kandungan ini terutama bersifat pematangan ( maturation ).
Sel-sel tertentu karena dasarnya pada suatu saat ( pada masa telah matang )
berkembang menjadi organ-organ tertentu.
Pematangan
itu untuk sebagian besar adalah berupa diferensiasi.
Ø Masa
Vital
a.
Masa ini dimulai dengan kelahiran si anak.
Ada
beberapa hal yanh perlu dikemukakan dalam hubungan dengan soal kelahiran ini.
(1).
Pertama-tama adalah soal apakah si anak itu lahir atau dilahirkan.
(2).
Soal yang kedua ialah kenyataan bahwa anak yang baru lahir itu senantiasa menangis.
Kenapakah anak pada waktu lahir itu menangis ?Keterangan mengenai hal ini
bermacam-macam.
(a)
I. Kant ahli filsafat yang terkenal itu berpendapat bahwa tangis bayi pada
waktu lahir itu adalah merupakan protes jiwa manusia terhadap belenggu
kejasmanian.
(b)
beberapa ahli psikoanalisis antara lain : Freud, Ranke, Erbernfeld memberikan
keterangan yang lain lagi.
(c)
Sis Heyser (1950: 53-54) memberikan interpretasi tangis pada waktu kelahiran
itu secara psikologis yaitu sebagai pertanda mulainya adanya kesadaran pada
anak.
(d)
Dari segi biologis tangis merupakan pertanda mulai berfungsinya paru-paru dan
karenanya juga organ-organ yang lain, yang karenanya juga merupakan pertanda
tentang adanya kehidupan.
(3).
Soal yang ketiga yang juga banyak dupersialkan oleh para ahli ialah kenyataan
bahwa anak manusia yang baru saja lahir itu sangat tidak berdaya, jauh sangat
tidak berdaya kalau dibandingkan dengan anak hewan.
Karena
pada waktu lahir sangat tidak berdaya itulah maka akhirnya anak manusia itu
menjadi sangat berdaya, karena kemjngkinannya untuk berkembang yang sangat
luas.
Ø Geshel
(1948) memberikan rata-rata kecakapan atau kemajuan anak-anak sbb :
·
Penguasaan badan :
-
0;1 : mengamati alat
permainannya, misalnya kelentang;
-
0;2 : memutar kepala, dapat
meluruskan kepala, walaupun dengan agak susah payah;
-
0;3 : menarik-narik
pakaian atau selimut;
-
0;4 : dapat meluruskan
kepala, jika diangkat ke atas pada kedua tangannya;
-
0;5 : memperhatikan
sesuatu sebentar lamanya: mengamati alat permainannya yang dipegang;
-
0;6 : membalik badan
dari menelungkup ke letak menelentang;
-
0;7 : dapat
menggerakkan badan ke muka jika mendapat bantuan; dapat menegakkan kepala
sambil berbaring pada perutnya;
-
0;8 : dapat duduk
beberapa menit;
-
0;9 : jika berbaring
pada punggungnya dia dapat menggulingkan badannya sehingga dia berbaring pada
perutnya; dapat duduk dengan sedikit bantuan;
-
10;0 : dapat duduk
tanpa bantuan dan mulai merangkak ;
-
12;0 : merangkak dan
dapat melangkah jika diberi bantuan.
No comments:
Post a Comment