13 March 2021

Materi Psikologi Pendidikan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,  yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan  Rankuman ini tepat pada waktunya. Melalui  ini kami akan membahas mengenai Rangkuman Materi Psikologi Pendidikan Dalam penulisan ini, tentu saja kami banyak mengalami kesulitan, sehingga kami banyak memperoleh dukungan dan bantuan dari beberapa pihak baik berupa dukungan moril maupun berupa dukungan material. Karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Sebagai penyusun kami menyadari sepenuhnya masih banyak sekali kekurangan dalam pembuatan rangkuman  ini, Olehnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

 

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb                                                     

Penyusun

 


 

                                               

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

COVER ............................................................................................................................ 1

KATA PENANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 4

A.    Peranan Pendidikan Bagi Manusia ....................................................................... 4

B.     Mekanisme Perilaku Manusia ............................................................................... 8

C.     Motif dan Motivasi.............................................................................................. 13

D.    Motif  dan Konflik.............................................................................................. 14

E.     MemahamI Faktor Utama Psikologi Dalam Pendidikan..................................... 17

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.    PERANAN PENDIDIKAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA SERTA KEDUDUKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES PENDIDIK

 

1. Peranan pendidikan pagi kehidupan manusia

a. Pengertian pendidikan

Kata pendidikan berasal dari kata didik dengan penambahan imbuhan pen- dan –an, yang berarti hal atau cara mendidik. Dalam bahasa inggris pendidikan adalah arti dari education, dari bahasa arab tarbiah, dalam bahasa yunani berasal dari kata pedagogi yang artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut KBBI, pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak2, maksudnya ialah pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebgai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.

Menurut Ensiklopedia Pendidikan Indonesia, pendidikan yaitu suatu proses membimbing manusia atau anak didik dari kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan, dan kecerdasan pengetahuan. Menurut UU SisDikNas No.20 Tahun 2003 “pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat”.

Menurut Plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Menurut Darmaningtias, pendidikan adalah sebagai usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.

Pendidikan merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.Soemin (2016:20) mengemukakan pendapatnya tentang pendidikan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa, pendidikan adalah satu2nya aset untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Lewat pendidikan bermutu, bangsa akan terjunjung tinggi martabatnya di mata dunia.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran atau intelek, dan tumbuh kembang anak untuk memajukan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya. Purwanto (2012:12), Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia sejalan dengan perkembangan iptek, manusia dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikannya, pendidikan merupakan wadah bagi setiap manusia dalam mencapai kebahagiaan.Sehubungan dengan hal tersebut, maka pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

2. Kedudukan psikologi pendidikan dalam proses pendidikan

a. pengertian psikologi pendidikan

Menurut Mustakim dan Wahid, psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi2 psikologi dalam lapangan pendidikan, dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala macam situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Barlo dalam Khodijah mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber2 untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses bejalar mengajar secara lebih efektif.

Glover dan Roning dalam Elliot menyatakan bahwa psikologi pendidikan mecakup topik2 yang berkisar pada perkembangan manusia, perbedaan indivudal, pengukuran, belajar, motivasi dan pandangan humanistic baik yang didasarkan pada data empiris maupun teoritis.Witterington mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses2 dan faktor2 yang berhubungan dengan pendidikan manusia.Menurut Muhidinsyah menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki hal psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.

b. Ruang lingkup psikologi pendidikan

Menurut Musktakim dan Wahid pada umumnya isi atau daerah psikologi pendidikan dapat dibagi menjadi 4 golongan.

Pertama, pertumbuhan dan perkembangan individu yang dibicarakan di antaranya hereditet dan perlengkapan dasar dan ajar manusia, teori dari pertumbuhan dan perkembangan individu.

Kedua, masalah belajar (penngajaran dan perbuatan belajar), ini termasuk pembatasan belajar bagaimana proses motif dan faktor yang mempengaruhi hasil perbuatan belajar, metode belajar, teori belajar, dan alat perlengkapannya yang dibahas secara tuntas dan mendasar di kemudian.

Ketiga, pengukuran dan penilaian, prinsip2 dan testing, penggunaannya dalam pengukuran kecerdasan dan hasil2 perbuatan belajar.Faedah testing untuk perlengkapan pekerjaan di sekolah.

Keempat, penyuluhan dan bimbingan, yang dibicaraka diantaranya dasar2 dari penyuluhan dan bimbingan, macamnya serta tujuannya termasuk mental hygiene di sekolah.

Menurut Dalyono, inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak pada siswa. Pendidikan hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi siswa, karena itu ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan seain teori2 psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai aspek psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat dalam proses pelajar mengajar.

Secara garis besar, banyak para ahli yang membatasi pokok2 bahasan psikologi pendidikan menjadi 3 macam

Pertama, pokok bahasan mengenai belajar, yang meliputi teori2, prinsip2, dan ciri2 khas perilaku belajar siswa dan sebagainya

Kedua, pokok bahasan mengenai proses belajar, yaitu tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa

Ketiga, pokok bahasan mengenani situasi dan kondisi belajar, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.

Pendapat tentang ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Smith dalam bahasa inggris dari buku Sumadi Suryabrata, dan pendapat dari Sumadi Suryabrata masuk ke dalam bukunya adalah:

1.      Pertama, pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the sciences of education known psicology)

2.      Kedua, hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity)

3.      Ketiga, lingkungan yang bersifat fisik (physical structure)

4.      Keempat, perkembangan siswa (goal)

5.      Kelima, proses2 tingkah laku (behavior process)

6.      Keenam, hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learnling)

7.      Ketujuh, faktor2 yang mempengaruhi pelajar (factors that condition learning)

8.      Kedepalan, hukum2 dan teori belajar (laws and theories of learning)

9.      Kesembilan, pengukuran yakni prinsip2 dasar dan batasan2 pengkuran atau evaluasi (measurement basic principal subject matters

10.  Kesepuluh, transfer belajar meliputi mata pelajaran (transfers of learning subject matters)

11.  Kesebelas, sudut2 pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspecs of measurement)

c. kedudukan psikologi pendidikan dalam pendidikan

Sejak anak lahir ke dunia, telah dilakukan usaha2 pendidikan, manusia dalam hal ini orang tua telah berusaha mendidik anak2nya meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Suryabrata mengatakan bahwa adalah sebuah keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggungjawab bahwa ia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dengan cara yang sesuai dengan keadaan “si anak didik”. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami semua manusia dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih tepat, karena itu pengetahuan psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik untuk memiliki pengetahuan tentang psikologi pendidikan, mengingat setiap orang pada suatu saat tentu melakukan perbuatan mendidik maka pada hakikatnya psikologi pendidikan itu dibutuhkan oleh setiap orang.

Dalyono mengatakan, para pendidik khususnya para guru sekolah sangay diharapkan memiliki pengetahuan psikologi pendidikan yang sangat memadai, agar dapat mendidik para siswanya melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah2, hal ini disebabkan eratnya hubungan antara psikologi khusus tersebut dengan pendidikan secara metodik dengan kegiatan pembelajaran.

Apapun yang di kemukakan para ahli tentang psikologi pendidikan dapat disimpukan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraiannya dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun mental yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.

Pengetahuan yang meliputi aspek2 perkembangan belajar, motivasi, pembelajaran, dan isu2 lainnya yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan ini hanya dapat diperoleh melalui psikologi terutama psikologi pendidikan, pengetahuan tersebut membantu para pendidik dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat bertindak sesuai dengan kondisi anak didiknya. Khodijah mengatakan dengan memahami psikologi pendidikan seorang guru melalui pertimbangan2 psikologisnya diharapkan dapat:

1. merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat

2. memiliki stategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didiknya.

3. memiliki media atau alat bantu pembelajaran yang tepat

4. memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling kepada peserta didik

5. memotivasi belajar peserta didik

6. menciptakan iklim belajar yang kondusif

7. berinteraksi dengan peserta didik secara baik dan disenangi

8. menilai hasil peserta didik

 

 

 

B. MEKANISME PERILAKU MANUSIA

 

1. Menurut aliran psikologi psikoanalitik

2. Menurut aliran psikologi holistik, humanistik

3. Menurut aliran psikologi behaviouristik

4. Menurut aliran psikologi konvergensi

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.

Sigmund Freud lahir tgl 6 mei 1856 dan meninggal di London tgl 23 sep 1939

Psikoanalisis memiliki 3 penerapan :

1. Suatu metode penelitian dari pikiran

2. Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia

3. Suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologi dan emosional.

Teori Psikoanalisis dari Sigmund Freud

Menurut Sigmud Freud kepribadian itu tetdiri dari 3 unsur yaitu :

1. Id ( das es )

2. Ego (das ich)

3. Super ego ( das ueber ich )

1.       Id adalah satu- satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.

Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan ketegangan.

Id mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang d8ciptakan oleh prinsip kesenangan dengan proses utama yang melibatkan proses dalam pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.

2.      Ego : adalah komponen kepribadian yang bertanggungjawab untuk menangani dengan realitas.

Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata.

Fungsi ego baik dipikiran sadar, pra sadar dan tidak sadar.

Ego beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan proses sek7nder adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu obyek yang cocok untuk pemuasan kebutuhannya.

3.      Super ego : adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yanh ditanam oleh adat istiadat, agama, orang tua dan lingkungan.

Pada dasarnya super ego adalah hati nurani, jadi super ego memberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar atau yang salah.

Super ego hadir dalam sadar, pra sadar dan tidak sadar. Ego dan super ego saling mempengaruhi satu sama lain, ego bersama super ego mengatur dan mengarahkan pemenuhan id dengan berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam masyarakat, agama dan perilaku yang baik atau buruk.

Menurut Sigmund Freud kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan antara id, ego dan super ego.

Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehiduoan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran, yaitu :

1. Sadar ( conscius )

2. Pre sadar ( pre conscius )

3. Tak sadar ( unconscius)

Sampai dengan tahun 1920 an teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ke 3 unsur kesadaran itu. Baru pada tah7n 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain yaitu id, ego dan super ego.

Struktur baru ini melengkapi gambaran mental terutama dalam fungsi untuk kesenangan.

a.       Sadar ( conscious )

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental ( fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan ) yang masuk ke kesadaran ( conscious ).

Isi kesadaran hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious, segera tertekan ke daerah pre conscious atau unconscious begitu orang memindah perhatiannya ke yang lain.

b.      Pre sadar ( pre conscious )

Pra sadar disebut juga ingatan siap ( available memory ) yaitu tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar.

Isi preconscious berasal dari conscious dan dari unconscious.

Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan dipindah ke daerah pra sadar. Materi tak sadar yang sudah berada di daerah pra sadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap dan mekanisme pertahanan diri.

c.       Tak sadar ( unconscious)

Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia.Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik ttp itu adalah kenyataan empirjk.

Penjelasan lain dari struktur kepribadian : id ( das es ), ego ( das ich ) dan super ego ( das ueber ich ) sebagai berikut :

1. Id ( das es )

Adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian.

Das es merupakan dunia bathin atau subyektif manusia dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif.

2.  Ego ( das ich )

Adalah aspek psikologis daripada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realita).Organisme harus dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan.

3. Super ego ( das ueber ich ) adalah merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirka orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan.

 

Mekanisme Pertahanan Ego

Di bawah tekanan kecemasan yang berlebihan, ego kadang-kadang terpaksa menempuh cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan.Cara-cara itu disebut dengan mekanisme pertahanan.

Adapun mekanisme pertahanan ini dapat berbentuk :

1. Penyangkalan: Pertahanan melawan kecemasan dengan menutup mata terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam.

2. Represi : melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasa , mendorong kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketaksadaran atau bisa menjadi tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan.

3. Proyeksi : mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima untuk ego kepada orang lain.

Seorang melihat pada diri orang lain hal-hal yang tidak disukai dan ia tidak bisa menerima adanya hal-hal itu pada diri sendiri.

4. Formasi reaksi ( pembentukan)

Melakukan tindakan yang betlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar.Jika perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yanh bisa menimbulkan ancaman itu.

5. Fiksasi : menjadi terpaku pada tahap-tahao perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan.

6. Regresi : melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar.

7. Rasionalisasi : menciptakan alasan-alasan yang baik guna menghindari ego dari cedera, memaksakan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.

8. Sublimasi : menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau secara sosial lbh dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.

9. Displacement : mengarahkan energi kepada objek oleh orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya tidak bisa dijangkau

 

Freud mengatakan tingkah laku manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan impulsif bawah sadar yang ditransformasi sedemikian rupa menjadi berbagai perilaku artistik.

Kepribadian manusia kemudian dipahami sebagai interaksi dinamis antara id, ego dan super ego.Dengan ego sebagai komando yang menjaga keseimbangan strukturnya.

Freud mengembangkan psikoanalisis sebagai kerangka teoritis dan metode untuk memahami dunia dalam jiwa manusia, memaparkan hingga jadi sebuah teori psikologi umum yang menjadi kerangka pikir untuk menjelaskan tingkah laku.

Pada struktur itu kepribadian manusia terdiri dari 3 unsur yaitu id, ego dan super ego.

            • Perkembangan Kepribadian •

Freud membuat teori psychosexual stages of development yaitu :

1.      Fase Oral : dalam tahap ini sumber kenikmatan adalah rangsangan yang sampai pada bibir dan mulut.

2.      Ada 2 tipe perilaku dalam tahap ini :

a. Oral incorporative behaviour ( memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut )

b. Oral aggresive atau oral sadistic behaviour

a. tipe oral incorporative behaviour muncul pertama kali dan melibatkan stimulus yang menyenangkan pada mulut dari orang lain atau dari makanan .

b tipe oral aggresive atau oral sadistic behaviour terjadi ketika gusi menjalani kesakitan karena muncul gigi baru.

2. Fase Anal

Masyarakat cenderung untuk menunda kebutuhan-kebutuhan bayi selama 1 tahun pertama kehidupan, menyesuaikan permintaan mereka dan mengharapkan secara relatif sedikit penyesuaian sebagai imbalan.

3. Fase Phallic : pada fase ini anak memperlihatkan ketertarikannya untuk mengeksplorasi dan bermain dengan alat genitalnya. Kesenangan yang diperoleh melalui alat genital tidak hanya melalui perilaku seperti masturbasi tetapi juga melalui khayalan, anak-anak menjadi ingin tau tentang kelahiran dan mengenai kenapa anak laki-laki mempunyai penis sedangkan anak perenpuan tidak.

Freud mengidentifikasi konflik tersebut dan mengemukakan konsepnya tentang :

-          Oedipus Complex : yaitu hasrat yang tidak disadari oleh seorang anak laki-laki terhadap ibunya, dan berkeinginan untuk menggantikan dan menyingkirkan ayahnya.

Dengan hasrat untuk menyingkirkan ayahnya karena ketakutannya bahwa ayahnya akan membalas dendam dan menyakitinya.

Dia menginterpretasikan ketakutannya bahwa ayahnya akan memotong alat genitalnya yang merupakan sumber kesenangan dan keinginan seksualnya. Ini disebut dengan : castration anxiety.

-          Electra Complex : yaitu hasrat yang tidak disadari oleh seorang anak perempuan terhadap ayahnya, dan berkeinginan untuk menggantikan ibunya.

Disini anak perempuan menemukan bahwa mereka tidak mempunyai penis seperti anak laki-laki dan mereka menyalahkan ibunya, hal ini dikenal dengan istilah penis envy yaitu perasaan cemburu terhadap anak laki-laki yang mempunyai penis disertai perasaan kehilangan karena anak perempuan tidak memiliki penis.

4.       Fase Laten: Tahap laten bukanlah tahap psikoseksual dari perkembangan. Insting seks menjadi dorman dan digantikan dengan aktivitas sekolah, hobi dan olah raga serta mengembangkan hubungan pertemanan dengan anggota yang berjenis kelamin sama.

5.      Fase Genital : merupakan tahap akhir dari tahapan perkembangan psikoseksual. Dimulai sejak masa pubertas, badan secara fisiologis tumbuh dengan matang, jika tidak berarti ada penyimpangan yang berarti pada tahap awal perkembangan.

 

C.    MOTIF DAN MOTIVASI

 

 

● Motif dan Motivasi ●

 

Motif adalah kebutuhan, keinginan dan impuls atau dorongan.

Motivasi adalah keinginan untuk menginspirasi mereka atau melakukan tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan mengapa seseorang berperilaku

Motif ( Branch, 1964 ) mengatakan motif berasal dari bahasa Latin movene yang artinya bergerak atau to move.

Alex Sabur mengatakan bahwa motif dalam ilmu psikologi merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya. Karena itulah motif dalam ilmu psikologi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau driving force

Yang perlu diketahui bahwa :

1.      Motif dan motivasi saling mempengaruhi.

Motif merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu atau bisa disebut driving force, Sedangkan motivasi adalah kekuatan yang mengarahkan atau menyalurkan motif yang memiliki tujuan instrumental behaviour.

2.       Motif adalah daya motivasi adalah proses.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan, SedangkanMotivasi adalah proses untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

3.      Motif adalah kebutuhan dan motivasi adalah keinginan.

4.      Kekuatan motif dapat menurun, motivasi dapat menjadi dorongan.

5.      Motif dan motivasi sama-sama dimiliki seseorang.

 

Ø  Jenis-Jenis Motif

a.       Motif Intrinsik Adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsi, tidak perlu dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b.      Motif Ekstrinsik Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar

Ø  Cara Mengukur Motivasi

1.      Kuesioner

Meminta klien untuk memgisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.

2.      Observasi Perilaku

Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya.

 

D.    MOTIF DAN KONFLIK

 

 

a.       Konflik Intraindividu

Terjadi karena adanya dua motif atau lebih yang muncul pada saat bersamaan yang sama-sama ingin dipuaskan tetapi individu tidak mampu melakukannya, sehingga ia harus memilih motif mana yang harus dipuaskan terlebih dahulu dan motif mana yang harus ditunda.

Konflik intraindividu adalah konflik yang terjadi di dalam diri individu diantaranya adalah :

1.      Frustasi

Adalah keadaan emosional yang timbul manakala terdapat kebutuhan yang terhalangi sebelum seseorang mencapai tujuan yang diinginkan.

Halangan atau rintangan yang menyebabkan frustasi karena faktor :

1). Pribadi, yaitu berasal dari keterbatasan individu sendiri.

2). Lingkungan, yaitu berasal dari luar individu. Ini bisa terjadi pada lingkungan fisik dan sosial.

3). Konflik, yaitu terjadi jika seseorang harus memilih diantara dua atau beberapa tujuan, kehendak, motif dan tindakan.

b. Konflik Tujuan

Dapat terjadi ketika individu dihadapkan dengan suatu kompetisi baik positif dan negatif atau 2 atau bahkan lebih untuk mencapai suatu tujuan.

Konflik Tujuan adalah konflik yang umum terjadi.

Secara umum Konflik Tujuan terdiri atas :

1. Approach-Approach Conflict

Timbul apabila individu menghadapi 2 motif atau lebih yang kesemuanya memiliki nilai positif dan individu harus memilih diantara motif-motif tersebut.

 

2. Avoidance-Avoidance Conflict

Konflik ini timbul apabila individu menghadapi 2 atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif.

 

3.Approach-Avoidance Conflict

Konflik ini timbul apabila individu menghadapi obyek yang mengandung nilai positif sekaligus negatif.

 

c.       Konflik Peran dan Ambigutas

Konflik Peran dapat diartikan dengan konflik dari dalam dan tekanan yang dihasilkannya biasanya kerana peran tidak sesuai dengan harapan sosial dari luar.

Konflin Peran memiliki 3 tipe :

1. The Person and the Role

Konflik dapat terjadi antara kepribadian individu dan harapan dari peran.

 

2. Intra Role

Konflik dapat terkadi karena harapan yang kontradiksi mengenai bagaimana suatu peran cenderung untuk dapat dijalankan.

 

3. Inter Role

Konflik dapat terjadi karena adanya perbedaan syarat-syarat dari 2 atau lebih peran yang harus dijalankan dalam waktu bersamaan.

 

2. Konflik Interpersonal

 

Konflik Interpersonal adalah konflik yang terjadi ketika 2 atau lebih individu berinteraksi dengan orang lain.

Dalam sudut pandang Kreitner konflik ini dapat terjadi karena adanya konflik pribadi.

 

Konflik pribadi adalah pertentangan antar pribadi yang didasarkan pada ketidaksukaan dan ketidaksepahaman yang sifatnya pribadi.

 

·         Pengertian Inteligensi

Garrett (1946), Inteligensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.

·         Pengertian bakat

 

-          Kartini Kartono mengatakan : bakat merupakan hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri individu yang dimiliki sejak awal kehidupan dan kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan dan kecakapan tertentu.

 

-          Guidford : bakat adalah sebuah hal yang memiliki corak yang berbeda, bakat merupakan kemampuan kinerja yang mana mencakup dimensi psikomotor, dimensi intelektual serta dimensi perseptual.

 

·         Definisi Kepribadian

 

-          KBBI : kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.

 

-          Theodore M. Newcomb : kepribadian ialah suatu kelompok sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya.

 

-          Robert Sutherland : kepribadian adalah abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya sama lingkungan masyarakat dan kebudayaan.

 

-          Koentjaraningrat : kepribadian adalah beberapa ciri watak yang dipelihara seseorang secara lahir, konsisten dan konsekuen setiap manusia melakukan proses sosialisasi.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecakapan

Kecakapan / ability adalah merupakan aspek intelektual yang berupa suatu kemampuan ( potensial dan nyata ) dalam mengenal, memahami, menganalisis, menilai dan memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan ratio atau pemikiran.

Faktor-Faktor Kecakapan :

 

Menurut Spearman ada 2 faktor kecakapan :

1. Faktor umum atau faktor G bersifat bawaan

2. Faktor khusus atau faktor S bersifat hasil belajar.

 

Menurut Cyrill Burt :

1. Fakyor umum atau faktor G bersifat bawaan

2. Faktor khusus atau faktor S bersifat hasil belajar

3. Faktor C atau faktor kelompok.

 

Menurut Thurstone ada 2 faktor kecakapan :

1. Faktor S

2. Faktor C yang meliputi :

- kemampuan verbal

- fasih dalam kata-kata

- kemampuan bilangan

- kemampuan tilikan ruang

- Ingatan

- kemampuan mengamati

- penalaran.

 

·         Definisi Perkembangan

 

1. Aliran Asosiasi

Pada hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Yang primer adalah bagian-bagian.Bagian-bagian ada lebih dulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian itu tetikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan atau asosiasi.

Tokohnya : John Locke

 

Pada permukaan jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.

 

Pengalaman ada 2 macam :

 

a. Pengalaman luar yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera, yang menimbulkan sensation dan

b. Pengalaman dalam yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri yang menimbulkan reflexion

 

2. Psikologi Gestalt

Psikologi New Gestalt : yang bentuk nyatanya salah satu adalah psiko medan terhadap proses deferensiasi itu masih menambahkan lagi proses stratifikasi. Struktur pribadi dugambarkan sebagai terdiri dari lapisan lapisan (strata), lapisan lapisan itu makin lama makin bertambah.

3. Aliran sosiologis

Perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula mula bersifat sosial (pra sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit isosialisasikan.

 

E.     FAKTOR UTAMA PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang perkembangan anak didik.

Dikenal ada 3 golongan pendapat yaitu :

(1). Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran nativisme,

(2). Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran empirisme, dan

(3). Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran konvergensi.

 

1. Nativisme

Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa :

Perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir ( natus artinya lahir ), jadi perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada dasar.

2. Empirisme

Para ahli yang mengikuti pendirian empirisme mempunyai pendapat yang langsung bertentangan dengan pendapat aliran nativisme.

Kalau pengikut-pengikut aliran nativisme berpendapag bahwa perkembangan itu semata-mata tergantung pada faktor dasar, maka pengikut-pengikut aliran empirisme berpendapat bahwa : perkembangan itu semata-mata tergantung kepada faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak memainkan peran sama sekali.

3. Konvergensi

Paham konvergensi ini berpendapat bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting.

Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yanh sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.

 

Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Langeveld. Langeveld secara fenomenologis mencoba menemukan hal-hal apakah yang memungkinkan perkembangan anak itu menjadi orang dewasa, dan dia menemukan hal-hal sbb :

a. Justru karena anak itu adalah mahluk hidup ( mahluk biologis ) maka dia berkembang.

b. Bahwa anak itu pada waktu masih sangat muda adalah sangat tidak berdaya, dan adalah suatu keniscayaan bahwa dia perlu berkembang menjadi lebih berdaya.

c. Bahwa kecuali kebutuhan- kebutuhan biologis anak memerlukan adanya perasaan aman, karena itu perlu adanya pertolongan atau perlindungan dari orang yang mendidik.

d. Bahwa di dalam perkembangannya anak tidak pasif menerima pengaruh dari luar semata-mata, melinkan ia juga aktif mencari dan menemukan.

 

Jika hal-hal yang dikemukakan di atas itu dapat disebut sebagai asas, maka ada 4 asas dalam perkembangan yaitu :

a. Asas biologis

b. Asas ketidakberdayaan

c. Asas keamanan

d. Asas eksplorasi.

 

1.      Pendapat Aristoteles

Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa itu dalam 3 periode lamanya masing-masing 7 tahun:

Fase I dari 0;0 sampai 7;0 : masa anak kecil, ke masa bermain

Fase II dari 7;0 sampai 14;0 : masa anak, masa belajar atau masa sekolah rendah;

Fase III dari 14;0 sampai 21;0 : masa remaja atau pubertas : masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

2.      Pendapat Kretschmer

Kretschmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa anak melewati 4 fase, yaitu :

Fase I dari 0;0 sampai kira-kira 3;0 disebut fűllungs-periode I; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk,

Fase II dari kira-kira 3;0 sampai kira-kira 7;0 disebut sterckungs periode I; pada masa ini kelihatan langsing,

Fase III dari kira-kira 7;0 sampai kira-kira 13;0 disebut fűllungs periode II; pada masa ini anak kembali kelihatan pendek gemuk,

Fase IV dari kira-kira 13;0 sampai kira-kira 20;0 disebut Sterckungs periode II; pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.

 

3.      Pendapat Sigmund Freud

Freud berpendapat bahwa anak sampai umur kira-kira 5;0 melewati fase-fase terdiferensiasikan secara dinamis, kemudian sampai umur 12;0 atau 13;0 mengalami fase latent, yaitu fase di mana dinamika menjadi lebih stabil.

Dengan datangnya masa remaja ( pubertas ) dinamika meletus lagi, dan selanjutnya makin tenang kalau orang makin dewasa. Bagi Freud, masa sampai umur 20;0 menentukan bagi pembentuka kepribadian seseorang.

Tiap fase dari lahir sampai umur 5;0 ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian tubuh tertentu. Ada pun fase-fase tersebut adalah :

(1) Fase oral : 0;0 sampai kira-kira 1;0.

Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok daripada aktivitas dinamis.

(2) Fase anal : kira-kira 1;0 sampai kira-kira 3;0.

Pada fase ini dorongan dan tahanan berpusat pada fungsi pembuangan kotoran.

(3) Fase falis : kira-kira 3;0 sampai kira-kira 5;0.

Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah crogen terpenting.

(4) Fase latent ; kira-kira 5;0 sampai kira-kira 12;0 atau 13;0.

Pada fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan ( mengendap ).

(5) Fase pubertas: kira-kira 12;0 atau 13;0 sampai kira-kira 20;0.

Pada fase ini impuls-impuls meninjol kembali.

Apabila ini dapar diaublimasika dan dipindahkan oleh Das ich dengan berhasil maka sampailah orang kepada fase kematangan terakhir yaitu :

 

4.      Pendapat Montessori

Menurut Montessori tiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis.

Kodrat alam mempunyai rencana tertentu berdasarkan 2 aspek pokok, yaitu :

(1) asas kebutuhan vital, yaitu apa yang terkenal dengan masa peka;

(2) asas kesibukan sendiri.

 

Ø  Montessori mengemukakan ada 4 periode perkwmbangan, yaitu :

(1) periode I (0;0 - 7;0) adalah periode penangkapan ( penerimaan ) dan pengaturan dunia luar dengan perantaraan alat-indera. Ini adalah rencanabmotoris dan panca-indera yang bersifat keragaan ( stoffelijk )

(2) Periode II (7;0-12;0) adalah periode rencana abstrak. Pada masa ini anak-anak mulai memperhatikan hal-hal kesusilaan, menilai perbuatan manusia atas dasar baik-buruk - dan karenanya - mulai timbul kata hatinya.

(3) Periode III (12;0-18;0) adalah periode penemuan diri dan kepekaan rasa sosial. Dalam masa ini kepribadian harus dikembangkan sepenuhnya dan harus sadar akan keharusan-keharusan.

(4) Periode IV (18;0 - ...) adalah periode pendidikan tinggi.

Dalam hubungan dengan ini perhatian Montessori ditujukan kepada mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi yang menyediakan diri untuk kepentingan dunia.Mahasiswa harus belajar mempertahankan diri terhadap tiap godaan ke arah perbuatan-perbuatan yang terkutuk, dan universitas-universitas harus melatih mahasiswa-mahasiswa itu.

 

5.      Pendapat Ch. Bühler

Ch. Bühler banyak menulis. Karyanya yang utama antara lain : Das Marchen Und die Phantasy des Kindes (1918), The Child and his Family (1940) Practische Kinder Psychologie, Psychologie der Puberteitsjaren. Kedua karya yang terakhir itu diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh I Carvalno.

 

Dalam kedua buku yang terakhir itu terutama dalam Psychologie der Puberteitsjaren jelas sekali pandangannya yang biologistis. Ch. Bühler mengemukakan 5 fase dalam perkembangan anak yaitu :

(a) Fase I (0;0-1;0) yaitu fase gerak laku ke dunia luar.

(b) Fase II (1;0-4;0) yaitu fase makin luasnya hubungan anak dengan benda-benda di sekitarnya

(c) Fase III (4;0-8;0) yaitu fase hubungan pribadi dengan lingkungan sosial, serta kesadaran kerja, tugas dan prestasi.

(d) Fase IV (8;0-13;0) yaitu fase memuncaknya minat ke dunia objektif, dan kesadaran akan akunya sebagai sesuatu yang berbeda dari aku orang lain

(e) Fase V (13;0-19;0) yaitu fase penemuan diri dan kematangan

 

1.      Pendapat Comenius

Telah sangat terkenal konsepsinya tentang macam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak, yaitu :

(1) Scola materna ( sekolah ibu ), untuk anak-anak umur 0;0;-6;0

(2) Scola vernacula ( sekolah bahasa ibub) untuk anak-anak umur 6;0-12;0;

(3) Scola latina ( sekolah latin ), untuk anak-anak umur 12;0-18;0;

(4) Academia ( Akademi ), untuk anak-anak umur 18;0-24;0..

 

2.      Pendapat J.J Rousseau

Rousseau dengan karyanya Emile eu du l'education (1762), juga mengemukakan periodisasi atas dasar didaktis itu.Buku tersebut terdiri atas 5 jilid.

Jilid I sampai IV membicarakan pendidikan anak laki-laki (Emile) dan jilid V membicarakan pendidikan anak perempuan ( Sophie ).

(1) I 0;0-2;0, adalah masa asuhan;

(2) II 2;0-12;0 adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera;

(3) III 12;0-15;0 adalah periode pendidikan akal;

(4)IV 15;0-20;0 adalah periode pembentukan watak dan pendidikan agama.

 

Ø  Masa Intra-uterin

Permulaan kehidupan anak di dalam kandungan dimulai saat pembuahan, yaitu saat ovum dibuahi oleh spermatozoon.

Perkembangan pada masa dalam kandungan ini terutama bersifat pematangan ( maturation ). Sel-sel tertentu karena dasarnya pada suatu saat ( pada masa telah matang ) berkembang menjadi organ-organ tertentu.

Pematangan itu untuk sebagian besar adalah berupa diferensiasi.

Ø  Masa Vital

a. Masa ini dimulai dengan kelahiran si anak.

Ada beberapa hal yanh perlu dikemukakan dalam hubungan dengan soal kelahiran ini.

(1). Pertama-tama adalah soal apakah si anak itu lahir atau dilahirkan.

(2). Soal yang kedua ialah kenyataan bahwa anak yang baru lahir itu senantiasa menangis. Kenapakah anak pada waktu lahir itu menangis ?Keterangan mengenai hal ini bermacam-macam.

(a) I. Kant ahli filsafat yang terkenal itu berpendapat bahwa tangis bayi pada waktu lahir itu adalah merupakan protes jiwa manusia terhadap belenggu kejasmanian.

(b) beberapa ahli psikoanalisis antara lain : Freud, Ranke, Erbernfeld memberikan keterangan yang lain lagi.

(c) Sis Heyser (1950: 53-54) memberikan interpretasi tangis pada waktu kelahiran itu secara psikologis yaitu sebagai pertanda mulainya adanya kesadaran pada anak.

(d) Dari segi biologis tangis merupakan pertanda mulai berfungsinya paru-paru dan karenanya juga organ-organ yang lain, yang karenanya juga merupakan pertanda tentang adanya kehidupan.        

(3). Soal yang ketiga yang juga banyak dupersialkan oleh para ahli ialah kenyataan bahwa anak manusia yang baru saja lahir itu sangat tidak berdaya, jauh sangat tidak berdaya kalau dibandingkan dengan anak hewan.

Karena pada waktu lahir sangat tidak berdaya itulah maka akhirnya anak manusia itu menjadi sangat berdaya, karena kemjngkinannya untuk berkembang yang sangat luas.

 

Ø  Geshel (1948) memberikan rata-rata kecakapan atau kemajuan anak-anak sbb :

·         Penguasaan badan :

-          0;1 : mengamati alat permainannya, misalnya kelentang;

-          0;2 : memutar kepala, dapat meluruskan kepala, walaupun dengan agak susah payah;

-          0;3 : menarik-narik pakaian atau selimut;

-          0;4 : dapat meluruskan kepala, jika diangkat ke atas pada kedua tangannya;

-          0;5 : memperhatikan sesuatu sebentar lamanya: mengamati alat permainannya yang dipegang;

-          0;6 : membalik badan dari menelungkup ke letak menelentang;

-          0;7 : dapat menggerakkan badan ke muka jika mendapat bantuan; dapat menegakkan kepala sambil berbaring pada perutnya;

-          0;8 : dapat duduk beberapa menit;

-          0;9 : jika berbaring pada punggungnya dia dapat menggulingkan badannya sehingga dia berbaring pada perutnya; dapat duduk dengan sedikit bantuan;

-          10;0 : dapat duduk tanpa bantuan dan mulai merangkak ;

-          12;0 : merangkak dan dapat melangkah jika diberi bantuan.

 

 

No comments:

Post a Comment