DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.....................................................................................
B.
Rumusan Masalah.................................................................................
C.
Tujuan Penelitian..................................................................................
D.
Manfaat Penelitian................................................................................
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum....................................................................................
B. Kerangka Konsep.................................................................................
C. Definisi Operasional.............................................................................
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian..........................................................................................
B.
Lokasi Penelitian............................................................................................
C.
Waktu Penelitian............................................................................................
D.
Populasi Dan Sampel.....................................................................................
E.
Metode Pengumpulan
Data...........................................................................
F.
Analisis Data .................................................................................................
BAB
IVKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak
umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara
menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan
adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung
menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada
umur dibawah 2 tahun (baduta).
Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya.
Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti
karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI
atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada
bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan
gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MP-Asi perlu diperhatikan waktu
pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan
cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada
waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat
diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga
merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya diri.
Beberapa permasalahan pemberian makanan pendamping ASI
(MP Asi) antara lain ; pemberian makanan pralaktat sebelum Asi keluar,
kolostrum dibuang, pemberian MP Asi terlalu dini atau terlambat, MP Asi yang
diberikan tidak cukup, pemberian MP-Asi sebelum Asi, frekuensi pemberian MP-Asi
kurang, pemberian Asi terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan kurang,
prioritas gizi yang salah pada keluarga.
Bahaya dari pemberian MP Asi terlalu dini adalah
Pemberian MP-Asi dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai
jenis kuman sebab, system imun bayi dibawah 6 bulan masih belum sempurna. Belum
lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di
Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MP-Asi sebelum ia berumur 6
bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas
dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian
dari badan kesehatan dunia lainnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian MP-Asi
dini adalah status pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya
cenderung memberikan makanan pendamping Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu
yang ditetapkan, dikarenakan waktu yang dimiliki olehnya relatif singkat untuk
berada bersama bayinya di dalam rumah.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi
seseorang. Status gizi yang baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga kemungkinan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensisal. Status gizi lebih terjadi
bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan
efek toksis. Status gizi kurang atau lebih merupakan gangguan gizi.
Turut sertanya ibu dalam mencari nafkah akan
meningkatkan daya beli keluarga, akan tetapi juga menimbulkan masalah, yaitu
pembagian waktu terutama dalam hal waktu untuk bekerja di luar rumah dengan
waktu untuk mengelola rumah tangga serta mengasuh anak. Peran ganda ibu ini menuntut
di satu pihak perlu curahan waktu penuh untuk mengasuh anak, bersamaan dengan
itu perlu sisipan waktu untuk bekerja di luar rumah. Salah satu peluang untuk
mengatasinya adalah anak diasuh oleh pembantu, keluarga atau family yang ada di
rumah. Keterbatasan waktu ibu dalam mengasuh anak dan menyediakan makanan akan
berpengaruh terhadap pola makan anak (bayi) dan konsumsi gizi anak, karena pada
usia anak-anak ini merupakan usia yang membutuhkan konsumsi pangan yang ideal
untuk membantu kecerdasan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten
Banggai tahun 2010 bahwa 67 % ibu rumah tangga di kelurahan Simpong bekerja di
luar rumah.
Data Puskesmas Simpong tahun 2010 diperoleh informasi
bahwa cakupan pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Simpong hanya berjumlah 32,3
%. Hal ini menandakan bahwa masih tingginya pemberian MP Asi di bawah 6 bulan.
Karena hal-hal tersebut di atas membuat peneliti
tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan
pemberian MP Asi di bawah 6 bulan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah ada hubungan
yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu
dengan pemberian MP Asi dini di Kelurahan Simpong.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui
status pekerjaan ibu yang berisiko terhadap kurangnya asupan pemberian Asi
Eksklusif.
b.
Untuk mengetahui
sejauh mana hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Untuk Institusi pendidikan (kampus)
Dapat menambah referensi bagi
perpustakaan dan menjadi data awal bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Untuk Pemerintah Kelurahan Simpong
Dapat lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan masalah kesehatan khususnya masalah gizi masyarakat yang berada di
Kelurahan Simpong.
3. Manfaat Untuk Peneliti
Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
khususnya untuk masalah-masalah gizi keluarga terutama zat gizi untuk bayi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
1. Konsep Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan
Makanan Pendamping Pada Bayi
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara
terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus
bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI
berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan
terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan
bayinya (Sunartyo, 2008).
Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya
diberikan karena ASI merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama 3 – 4 bulan pertama. ASI yang diproduksi pada 1 – 5 hari pertama
dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum
ini sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein,
mineral dan vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap
saat. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang.
Disamping itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi dan
perawatan payudara. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap
saat terutama ASI eksklusif (As’ad, 2002).
ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya
selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6
bulan harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli,
2000).
Dibandingkan dengan susu lainnya, ASI memiliki beberapa
keunggulan yaitu:
1.
Mengandung semua zat
gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi
selama 3 – 4 bulan pertama.
2.
Tidak memberatkan
fungsi saluran pencernaan dan ginjal.
3.
Mengandung beberapa
zat antibodi, sehingga mencegah terjadinya infeksi.
4.
Mengandung laktoferin
untuk mengikat zat besi.
5.
Tidak mengandung beta
laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi.
6.
Ekonomis dan praktis.
Tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar serta bebas
dari kuman.
7.
Berfungsi
menjarangkan kehamilan.
8.
Membina hubungan yang
hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.
Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan
tambahan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk
mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai
6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan bayi yang kurang dari
standar atau didapatkan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
eksklusif tidak berjalan dengan baik. Namun, sebelum diberi makanan tambahan
sebaiknya coba diperbaiki dahulu cara menyusuinya. Cobalah hanya memberi bayi
ASI saja tanpa memberi minuman atau makanan lain. Selain itu, bayi harus sering
disusui, perhatikan posisi menyusui. Secara umum usahakan dahulu agar cara
pemberian ASI dilakukan sebaik mungkin. Apabila setelah 1 – 2 minggu ternyata
upaya perbaikan tersebut tidak menyebabkan peningkatan berat badan, maka
pemberian makanan tambahan atau padat diberikan bagi bayi berusia diatas 4
bulan (Roesli, 2000).
Bila oleh suatu sebab (misalnya ibu bekerja atau hamil
lagi) bayi tidak memperoleh ASI, maka kepada bayi diberikan PASI (Pengganti Air
Susu Ibu). PASI dibuat dari susu sapi yang susunan gizinya sudah diubah menjadi
hampir sama dengan susunan gizi ASI, sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa
menyebabkan akibat sampingan. Akan tetapi belum ada PASI yang tepat menyerupai
susunan ASI (As’ad, 2002).
Proses penyapihan dimulai pada saat yang berlainan.
Pada beberapa kelompok masyarakat (budaya) tertentu, bayi tidak akan disapih
sebelum berusia 6 bulan. Bahkan ada yang baru memulai penyapihan setelah bayi
berusia 2 tahun. Sebaliknya, pada masyarkat urban bayi disapih terlalu dini
yaitu baru beberapa hari lahir sudah diberi makanan tambahan (Arisman, 2004).
Menurut Sulistjani (2001), seiring bertambahnya usia
anak, ragam makanan yang diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang yang mana
penting untuk menunjang tumbuh kembang dan status gizi anak. Dalam hal
pengaturan pola konsumsi makan, ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam
memilih jenis makanan yang bergizi seimbang. Setelah berumur 6 bulan, bayi
memerlukan makanan pendamping karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak
seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Menurut Arisman (2004), pemberian makanan
pendamping harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk bubur cair kebentuk
bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya
makanan padat. Pemberian pertama cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh
penuh. Pada usia 6-9 bulan bayi setidak-tidaknya membutuhkan empat porsi.
Menginjak usia 9 bulan bayi telah mempunyai gigi dan mulai pandai menguyah
makanan. Sekitar usia 1 tahun bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa.
Anak usia 2 tahun memerlukan makanan separuh takaran orang dewasa.
Makanan sapihan yang ideal harus mengandung makanan
pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan dan minyak atau lemak. Makanan
sapihan baru boleh diberikan setelah bayi disusui atau diantara dua jadwal
penyusunan. Sebab, diawal masa penyapihan, ASI masih merupakan makanan pokok.
Sementara makanan sapihan hanyalah sebagai pelengkap. Kemudian secara berangsur
ASI berubah fungsi sebagai makanan tambahan, sementara makanan sapihan menjadi
santapan utama (Arisman, 2004).
Pemberian makanan padat atau tambahan yang terlalu
dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka
kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa
pemberian makanan padat atau tambahan pada usia 4 – 6 bulan lebih
menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif
terhadap kesehatan bayi (Roesli, 2000).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi
setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain MP-ASI, ASI
pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan.
Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan
untuk bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi
yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang telah berumur 6 bulan
sebanyak 4-6 kali/hari, sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat
mengkonsumsi makanan orang dewasa, makanan campuran ganda (multi mix) yang
terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi
(Krisnatuti, 2007).
Keadaan kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan
kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat (Media indo online, 2006). Akibat
rendahnya sanitasi dan hygiene MP-ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh
mikroba, hingga meningkatkan resiko dan infeksi lain pada bayi, hasil
penelitian Widodo (2006) bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia jenis MP-ASI
yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan
rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada
kelompok bayi yang diberikan MP-ASI (Depkes online, 2007)
2. Konsep tentang Pekerjaan Ibu
Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan pekerjaan adalah operasi, order, proyek,
kewajiban, tugas, aktivitas, kegiatan, kesibukan, urusan, karier, profesi ,
pencaharian seseorang. (Tesaurus Bahasa Indonesia)
Merawat anak, mulai dari memandikan, menyuapi sampai
mengasuh hampir semuanya dilakukan oleh ibu. Merawat anak dan menyediakan
keperluan makan dan minum anak merupakan tugas sehari-hari yang sudah melekat
pada diri seorang ibu. Akan tetapi, tugas itu tidak hanya itu saja bila ibu
bekerja diluar rumah. Ibu juga harus mengingatkan tugas anak-anaknya mengenai
pekerjaan yang harus dilakukan atau belum dilakukan seperti mengingatkan anak
supaya mandi, makan dan mengingatkan waktu bila anaknya bermain (Supanto,
1990). Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental
dan perkembangan emosinya. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga
bukan berarti membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan
pekerjaannya sendiri. Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain. Untuk
bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf
perkembangannya (Soetjiningsih, 1995).
Program untuk memperbaiki dorongan psikososial melalui
pendidikan orang tua tentang interaksi orang tua dan anak melalui kegiatan
kunjungan rumah telah dapat menurunkan angka kurang gizi pada anak balita.
Penelitian lainnya membuktikan bahwa perubahan pola asuh psikososial telah
meningkatkan derajat pertumbuhan anak. Penelitian di Bogota, Columbia
membuktikan bahwa anak-anak yang menderita kurang gizi, dikunjungi rumahnya
setiap minggu selama 6 bulan oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada umur 3
tahun lebih tinggi daripada yang tidak dikunjungi. Dengan dikunjungi rumahnya,
ibu- ibu menjadi lebih memahami kebutuhan anak dan memberi makan pada saat anak
sedang lapar. Didapatkan juga bahwa ibu-ibu yang memahami tentang kebutuhan
untuk perkembangan kognitif anak, anak-anaknya lebih pintar daripada ibu yang
lalai dalam pengasuhan anaknya (Anwar, 2008).
B. Kerangka Konsep
1.
Makanan Pendamping
Asi (MP-Asi) adalah makanan yang diberikan pada bayi berusia 6 bulan keatas
dengan tetap memberikan Asi.
2.
Pekerjaan adalah
kesibukan atau aktifitas yang menghasilkan upah yang dilaksanakan oleh
seseorang sebagai upaya untuk kelangsungan hidupnya.
3.
Salah satu faktor
yang mempengaruhi pemberian MP-Asi dini adalah status pekerjaan ibu. Ibu yang
bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung memberikan makanan pendamping Asi
pada bayinya lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, dikarenakan waktu yang
dimiliki olehnya relatif singkat untuk berada bersama bayinya di dalam rumah.
C. Definisi Operasional
Dimaksudkan dengan pekerjaan ibu dalam penelitian ini
adalah pekerjaan ibu menyusui yang berada di luar rumah dan memakan waktu yang
banyak untuk berada di luar rumah. Seperti menjaga toko, berdagang di Pasar,
Karyawan Perusahaan, pegawai negeri pada instansi pemerintah, dll.
Adapun pemberian MP Asi Dini dalam penelitian ini
adalah Makanan Pendamping yang sudah diberikan pada bayi sebelum berusia genap
6 bulan. Bila MP Asi diberikan pada H-1 sebelum 6 bulan maka masih termasuk
dalam penelitian ini.
BAB
III
METODE
DAN INSTRUMEN PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode Penelitian dan
Interview (analitik, deskriptif atau kualitatif)
B. LOKASI
PENELITIAN
Penelitian
dilakukan di Kelurahan Simpong
1.Gambaran
umum lokasi Di Kelurahan Taba Jemekeh Lubuklinggau.
C. WAKTU
PENELITIAN
Tanggal
mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi
D. POPULASI DAN
SAMPEL
Ø
Populasi adalah
sasaran penelitian. Misalnya sumur populasinya adalah air sumur.
Ø
Sampel adalah bagian representative
dari populasi
1.
Sampel itu siapa ?
2.
Tekniknya bagaimana ?
Teknik pengambilan
sampel ; Random sampling, stratified random sampling dan cluster ramdom
sampling, dll
3.
Sampel sizex berapa ?
Angka
confidence/tingkat kepercayaan : tingkat
E. METODE PENGUMPULAN DATA
1.
Cek list
2.
Kuesioner
F.
ANALISIS DATA
a. Kerangka Konsep
Variabel
Independen
Faktor
Pemudah/predisposisi
|
1. Pengetahuan Ibu tentang
ASI
Eksklusif
2.
Sikap Ibu terhadap pembrian
ASI
Eksklusif
3.
Pekerjaan Ibu
4.
Psikologis
Faktor
Pemungkin/enabling
1.
Tenaga Kesehatan
2. Promosi susu formula
3.
Inisiasi Menyusui Dini
|
Faktor
penguat/reinforcing
1.
Dukungan keluarga
Gambar
3. 1
Kerangka
konsep
Variabel Dependen
Pemberian ASI
Eksklusif
|
|
|
|
|
b.
Hipotesis
1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang ASI dengan pemberian
ASI
Eksklusif di wilayah Kelurahan Taba Jemekeh tahun
2020.
2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif di
wilayah
kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020.
3. Ada hubungan antara ibu bekerja dengan
pemberian ASI Eksklusif di
wilayah
kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
4. Ada hubungan antara psikologis ibu dengan
dengan pemberian ASI
Eksklusif
di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
5. Ada hubungan antara tenaga kesehatan
dengan pemberian ASI
Eksklusif
di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
6. Ada hubungan antara peran suami atau nenek
dengan pemberian ASI
Eksklusif
di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
7. Ada hubungan antara promosi susu formula
dengan pemberian ASI
Eksklusif
di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
8. Ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini
dengan pemberian ASI
Eksklusif
di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
c.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
analisis
observasional
dengan
metode
kuantitatif
dengan
menggunakan
proportional
sampling dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara
variabel
bebas yaitu pengetahuan, sikap, pekerjaan, psikologis, tenaga
kesehatan,
dukungan keluarga, promosi susu formula,dan kebijakan yang
berlaku
melalui pengukuran sesaat.
d. Variabel Penelitian
Tabel
3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi Operasional
Alat ukur
Kategori
Skala
Variabel
Independen
1.
Pengetahuan Ibu
Segala sesuatu yang diketahui dengan
Wawancara
1=Pengetahuan Kurang Ordinal
tentang
ASI
ASI Eksklusif diantaranya :
dengan panduan ; median < 10
Eksklusif
-
Manfaat ASI untuk ibu
kuesioner
2=Pengetahuan
baik
;
-
Manfaat ASI untuk Bayi
median ≥ 10
2.
Sikap Ibu
Segala
sesuatu
yang
berhubungan Wawancara
1= Kurang ;
Ordinal
terhadap
dengan perilaku Ibu Memberikan ASI dengan
panduan median < 69
pemberian
ASI
Eksklusif
Eksklusif
kuesioner
2= Baik ;
median ≥ 69
3.
Pekerjaan Ibu
Kegiatan yang dilakukan didalam atau
Wawancara
0 = Tidak Bekerja
Nominal
diluar
rumah untuk membantu
penghasilan
keluarga
dengan panduan 1 = Bekerja
kuesioner
4.
Psikologis
Berapa kali ibu melahirkan, perasaan
Wawancara
0 = Kurang ;Median < 2
Nominal
stress,
dan perasaan takut untuk
menyusui
dengan panduan 1= Baik ; median ≥ 2
kuesioner
5.
Peran Tenaga
Apakah peran petugas kesehatan
Wawancara
0 = Tidak memberikan
Nominal
Kesehatan
memberi pengaruh pada ibu dalam
dengan panduan pengaruh ; Median < 1
pemberian
ASI Eksklusif
kuesioner
1 = Memberikan
pengaruh ; Median ≥ 1
Tabel
3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)
Variabel
6.
Dukungan
Definisi Operasional
Dukungan dari keluarga terdekat
Alat ukur
Wawancara
Kategori
0 = Tidak ada dukungan
Skala
Nominal
keluarga
dengan ibu perihal pemberian ASI
dengan panduan ; median < 1
Eksklusif
kuesioner
1 = Ada dukungan ;
median ≥ 1
7.
Promosi Susu
Peranan perkembangan iklan Sufor
Wawancara
1= Tenaga Kesehatan
Nominal
Formula
yang bekerja sama dengan tenaga
persalinan / kesehatan
dengan panduan 2= Media Massa
kuesioner
8.
Inisiasi menyusui
Peran pemerintah dalam pemeberian
Wawancara
0 = Kurang ; median <1
Nominal
dini
Variabel
Dependen
informasi Inisiasi Menyusui Dini pada
ibu hamil
dengan panduan 1 = Baik ; median ≥ 1
kuesioner
1.
Pemberian ASI
Kegiatan Ibu dalam pemberian ASI
Wawancara
0 = Tidak memberikan Nominal
Eksklusif
Eksklusif pada bayinya mulai saat
dengan panduan ASI Eksklusif
melahirkan
sampai umur 6 bulan tanpa
memeberikan
makanan tambahan lain
kuesioner
1 = Memberikan Asi
Eksklusif
e.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data dalam suatu
ruang lingkup dan
waktu
yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data,
bukan manusianya. Kalau setiap manusia
memberikan suatu data
maka,
banyaknya atau ukuran populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian.
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai
bayi usia 6-12 bulan yang berjumlah 310 bayi dari data
posyandu
yang menerima pemberian vitamin A di Wilayah Kerja
Kelurahan
Taba Jemekeh tahun 2020.
2. Sampel
Sampel
adalah sebagian dari populasi atau sebagain dari
jumlah
dan karakteristik yang dimiliki populasi. Pada penelitian ini dalam
menentukan
jumlah sampel, peneliti menggunakan semua sampel yang
ada
atau jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian dengan
menggunakan
rumus slovin :
Keterangan
N
= Besar populasi
n
= Besar sempel
d
= Batas derjat kesalahan/tingkat penyimpangan(0,1)
=
75,40
Jadi
jumlah sampel yang dibulatkan menjadi 75 orang
responden.
Metode
pengambilan
sampel
dengan
menggunakan
proportional
sampling. Dengan kriteria inklusi dan eksklusi :
Inklusi
a.
Ibu dengan bayi berusia ≥ 6 bulan
b.
Ibu bayi berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
c.
Ibu bersedia melakukan wawancara sebagai responden
d.
Bayi dalam keadaan sehat
eksklusi
:
a.
b.
c.
Bayi dalam kondisi sakit
Ibu dengan bayi < 6 bulan
Ibu tidak bersedia
f.
Pengumpulan Data
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder.(23)
1. Jenis dan sumber data
a.
Data primer
Data
primer adalah data yang diambil dengan wawancara dan
observasi
langsung dari responden melalui kuesioner yang diisi oleh
responden.
Data
ini
berupa
pengetahuan,
sikap,
pekerjaan,
psikologis,
tenaga kesehatan, dukungan keluarga, promosi susu
formula,
IMD, dan pemberian ASI Eksklusif.
Data
diperoleh melalui wawancara dengan petugas program
gizi
di peroleh data bahwa masih banyak ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif
yaitu hannya 33% saja, dan observasi langsung di wilayah
tempat
tinggal penduduk di Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020
Dilihat
dari kondisi lingkungan Kelurahan
Taba
Jemekeh tahun 2020 masih banyak tempat tinggal kumuh
dengan
rumah yang jauh dari sehat karena masih banyak sampah
yang
dibuang sembarangan dan bau yang ditimbulkan dari sampah
dan
genangan air. Sedangan untuk kelurahan Dadapsari dan
Kuningan
tempat tinggal masyarakatnya cukup baik dengan adanya
jarak
di setiap rumah, hannya beberapa rumah saja yang sampahnya
tidak
dibuang pada tempatnya.
b.
Data sekunder
Data
sekunder merupakan data yang didapat dari pihak kedua
yaitu
dari Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020.
2.
Instrumen penelitian
Instrumen
penelitian adalah
alat
bantu pengumpulan
dan
pengolahan
data tentang variabel-variabel yang diteliti. Instrumen dalam
pengumpulan
data ini adalah kuesioner. Maka perlu dilakukan
pengukuran
agar instrument tersebut dikatakan valid dan reliabel.(18)
a.
Uji Validitas
Mengetahui
sejauh mana kesamaan antara yang diukur peneliti
dengan
kondisi yang sebenarnya dilapangan. Agar data yang
diperoleh
bisa relevan dengan tujuan pengukuran tersebut. Jika nilai
pengukuran
setiap variabel menunjukan angka signifikan p ≤ 0,05
maka
dinyatakan valid atau apabila r-hitung lebih besar dari pada r-
tabel,
maka butir pertanyaan itu dikatakan valid dan dapat digunakan
sebagai
instrumen penelitian. Hasil uji validitas setiap pertanyaan
pada
kuesioner dinyatakan valid jika nilai p ≤ 0,05. Pada variabel
bebas
didapatkan item pertanyaan yang valid sebagai berikut :
Tabel
3.2 Validitas Kuesioner Pengetahuan
No.
Pertanyaan
Valid
Tidak Valid
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?
Menurut ibu kapankah seorang bayi harus
segera diberikan ASI pertamanya?
Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting
bagi tumbuh kembang bayi ?
Manfaat apa saja yang didapat dari
pemberian ASI ?
ASI yang pertama keluar disebut kolostrum?
Apa kandungan yang dapat menjaga bayi
dari serangan bibit penyakit yang terdapat di
dalam ASI?
Menurut ibu apa keunggulan bayi yang
diberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan
bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif?
Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi dapat
melindungi bayi dari diare?
ASI saja dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
bayi umur 0-6 bulan.
Keuntungan pemberian ASI adalah bayi
sehat, lincah, cerdas, dan tidak cengeng?
Salah satu manfaat memberikan ASI bagi ibu
adalah mengurangi pendarahan setelah
persalinan?
Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat
untuk diberikan makanan pengganti ASI ?
ASI
dapat diberikan 30 menit hingga 1 jam
setelah
bayi lahir.
Apakah
memberikan pisang, air, dan madu
pada
usia 0-6 bulan baik untuk bayi?
Susu
Formula tidak mengganggu pada
sistem
pencernaan Bayi.
Dibawah
ini yang merupakan pernyataan
yang
benar mengenai ASI Eksklusif adalah:
Apakah
Ibu mempercayai pesan-pesan
mengenai
susu formula yang ada di iklan?
Apa
yang ibu fikirkan, setelah melihat atau
mendapatkan
iklan susu formula untuk bayi?
Menurut
ibu manakah pernyataan yang
benar.
Apakah
ASI yang di perah akan basi setelah
0,002
0,000
0,000
0,000
0,000
0,054
0,000
0,000
0,000
0,017
0,065
0,922
0,913
0,604
0,879
0,750
0,631
0,922
0,181
0,382
1
jam di ruang terbuka?
Sumber : hasil uji validitas
Tabel
3.3 Validitas Kuesioner sikap
No.
1.
Pertanyaan
ASI merupakan makanan yang baik untuk
Valid
Tidak Valid
0,248
anak
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
anak,
menjadikan anak pintar,
dan
menjadikan ibu semakin sayang kepada
anaknya
Dengan memberikan ASI, ibu dapat
menghemat biaya pengeluaran keluarga
Nitrisi dalam ASI sudah dapat mencukupi
kebutuhan asuapan makanan pada Bayi
Kandungan zat gizi susu formula lebih baik
daripada ASI
Dengan memberikan ASI dapat mempererat
hubungan batin antara ibu dengan anak
Pada usia 0-6 bulan, ketika anak merasa
lapar, ibu langsung memberikan ASI
0,007
0,000
0,000
0,000
0,282
0,193
8.
Kegiatan sehari-hari
ibu tidak menjadi
0,000
penghambat
ibu dalam memberikan ASI
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Ibu
merasa sangat penting
petugas
kesehatan memberikan informasi tentang
ASI Eksklusif
Ibu medapat dukungan dari suami dan
keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif
Ibu merasa lebih mudah memberikan susu
formula dibandingkan memberikan ASI
Susu formula adalah makanan yang baik
untuk anak berusia 0-6 bulan
Kandungan nutrisi dalam susu formula sudah
cukup untuk Bayi
Jika ibu sedang bekerja, ASI dapat diganti
dengan susu formula
Ibu merasa tidak membutuhkan peran kader
dalam penyuluhan ASI Eksklusif
Air Susu Ibu sering membuat bayi mencret
Bila dalam perjalanan sebaiknya ibu tidak
menyusui bayinya karena malu
Jika ibu bekerja maka ASI yang tidak
diberikan pada bayi harus dibuang
Air Susu Ibu hanya diberikan sampai 2 bulan
Ibu ingin sekali memberikan susu formula
0,010
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,004
0,000
0,010
0,670
0,241
yang
mahal seperti di iklan
Sumber : hasil uji validitas
Tabel
3.4 Validitas Kuesioner Psikologis Ibu
No.
Pertanyaan
Valid
Tidak Valid
1.
2
3
Berapa kali ibu melahirkan?
Apakah ibu merasa perasaan stress saat
menyusui?
Pada saat hamil Apakah ibu merasa takut
0,000
0,079
0,346
untuk
memberikan ASI?
Sumber : hasil uji validitas
Tabel
3.5 Validitas Kuesioner Tenaga Kesehatan
No.
1.
Pertanyaan
Apakah petugas kesehatan memberikan
Valid
0,000
Tidak Valid
pengaruh
besar bagi ibu dalam pemberian
ASI
Eksklusif?
2.
Apakah terdapat dukungan dari petugas
0,000
kesehatan
untuk mengajak ibu memberikan
ASI
Eksklusif?
Sumber : hasil uji validitas
Tabel
3.6 Validitas Kuesioner Dukungan Keluarga
No.
1.
Pertanyaan
Apakah dukungan dari keluarga terdekat
Valid
-
Tidak Valid
-
memotivasi
ibu memberikan ASI Eksklusif?
2.
Siapakah yang memberi dukungan dukung?
0,000
Sumber : hasil uji validitas
Tabel
3.7 Validitas Kuesioner Promosi Susu Formula
No.
1.
Pertanyaan
Apakah iklan Susu formula memberi
Valid
0,000
Tidak Valid
pengaruh
untuk ibu?
2.
Dari manakah ibu mendapatkan informasi
0,002
tentang
susu formula?
Sumber : hasil uji validitas
Tabel
3.8 Validitas Kuesioner Inisiasi Menyusui Dini
No.
1.
Pertanyaan
Apakah sudah Pernah mendapatkan Inisiasi
Valid
0,000
Tidak Valid
Menyusui
Dini ?
2.
Apakah ibu mengikuti penyuluhan tentang
0,000
Manfaat
ASI Eksklusif dari kader / petugas
kesehatan?
Sumber : hasil uji validitas
b.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas
adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat
ukur
yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan
alat
ukur itu dilakukan secara berulang. Instrument dikatakan reliabel
jika
hasil pengukuran dengan alat tersebut konsisten stabil secara terus
menerus.
Tiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel jika mempunyai
alpha
(α) sebesar 0,5 atau lebih.(23)
Hasil
uji reliabilitas pada setiap variabel bebas pada kuesioner
dinyatakan
reliabel jika nilai α ≥ 0,7. Hasil penelitian dari seluruh variabel
bebas
pada kuesioner penelitian sebagai berikut :
.
Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
6.
7.
8.
Variabel
Bebas
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif
Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Pekerjaan Ibu
Psikologis Ibu
Tenaga Kesehatan
Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas
Variabel
Bebas
Dukungan Keluarga
Promosi Susu Formula
Inisiasi Menyusui Dini
Cronbach’s Alpha
0,641
0,235
1,000
0,700
0,860
Cronbach’s Alpha
-1,183
0,464
0,891
Sumber : hasil uji reliabilitas
g.
Pengolahan Data
1. Editing
Langkah
ini dilakukan untuk memeriksa data hasil dari observasi
langsung,
wawacara dan jawaban dari kuesioner yang diberikan. serta
meneliti
kelengkapan, kejelasan, konsistensi dan kesinambungan data.
2.
Koding
Memberi
tanda
atau
simbol
pada
variabel
peneliatian
untuk
memudahkan
dalam analisa data pretest – posttest dari jawaban
responden.
3.
Skoring
Memberikan
skor atau nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh
responden.
4.
Entri
Entri
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memasukan data-data
kedalam
program komputer.
5.
Tabulating
Mengelompokan
data sesuai dengan tujuan penelitian uji hubungan.
Kemudian
direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca
dan
mudah untuk dilakukan analisis lebih lanjut untuk pengambilan
kesimpulan.
h.
Analisis Data
Analisis
data
dilakukan
secara
deskriptif
kuantitatif.
Setelah
melakukan
pengambilan dan pengumpulan data kemudian data dengan
kuesioner,
maka dilakukan dianalisa menggunakan analisis uniariat dan
bivariat.
Untuk melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat,
dengan
uji statistik chi square.(25)
1.
Analisis Univariat
Dilakukan
untuk mendeskripsikan seluruh variabel baik
variabel bebas maupun terikat. Analisis
univariat digunakan untuk
mendeskripsikan tiap-tiap variabel yaitu
pengetahuan ibu, sikap ibu
dan
pemberian ASI eksklusif yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi
frekuensi.
2.
No comments:
Post a Comment