13 March 2021

Proposal Penelitian Kebidanan

DAFTAR ISI

 

                                                                             Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.....................................................................................

B.     Rumusan Masalah.................................................................................

C.     Tujuan Penelitian..................................................................................

D.    Manfaat Penelitian................................................................................

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Umum....................................................................................

B.     Kerangka Konsep.................................................................................

C.     Definisi Operasional.............................................................................

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.    Metode Penelitian..........................................................................................

B.     Lokasi Penelitian............................................................................................

C.     Waktu Penelitian............................................................................................

D.    Populasi Dan Sampel.....................................................................................

E.     Metode Pengumpulan Data...........................................................................

F.      Analisis Data .................................................................................................

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan ..........................................................................................

B.     Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.Dalam pemberian MP-Asi perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI ,frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemberian makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya diri.

Beberapa permasalahan pemberian makanan pendamping ASI (MP Asi) antara lain ; pemberian makanan pralaktat sebelum Asi keluar, kolostrum dibuang, pemberian MP Asi terlalu dini atau terlambat, MP Asi yang diberikan tidak cukup, pemberian MP-Asi sebelum Asi, frekuensi pemberian MP-Asi kurang, pemberian Asi terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan kurang, prioritas gizi yang salah pada keluarga.

Bahaya dari pemberian MP Asi terlalu dini adalah Pemberian MP-Asi dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman sebab, system imun bayi dibawah 6 bulan masih belum sempurna. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MP-Asi sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian MP-Asi dini adalah status pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung memberikan makanan pendamping Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, dikarenakan waktu yang dimiliki olehnya relatif singkat untuk berada bersama bayinya di dalam rumah.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga kemungkinan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensisal. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis. Status gizi kurang atau lebih merupakan gangguan gizi.

Turut sertanya ibu dalam mencari nafkah akan meningkatkan daya beli keluarga, akan tetapi juga menimbulkan masalah, yaitu pembagian waktu terutama dalam hal waktu untuk bekerja di luar rumah dengan waktu untuk mengelola rumah tangga serta mengasuh anak. Peran ganda ibu ini menuntut di satu pihak perlu curahan waktu penuh untuk mengasuh anak, bersamaan dengan itu perlu sisipan waktu untuk bekerja di luar rumah. Salah satu peluang untuk mengatasinya adalah anak diasuh oleh pembantu, keluarga atau family yang ada di rumah. Keterbatasan waktu ibu dalam mengasuh anak dan menyediakan makanan akan berpengaruh terhadap pola makan anak (bayi) dan konsumsi gizi anak, karena pada usia anak-anak ini merupakan usia yang membutuhkan konsumsi pangan yang ideal untuk membantu kecerdasan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Banggai tahun 2010 bahwa 67 % ibu rumah tangga di kelurahan Simpong bekerja di luar rumah.

Data Puskesmas Simpong tahun 2010 diperoleh informasi bahwa cakupan pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Simpong hanya berjumlah 32,3 %. Hal ini menandakan bahwa masih tingginya pemberian MP Asi di bawah 6 bulan.

Karena hal-hal tersebut di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi di bawah  6 bulan.

 

B.  Rumusan Masalah

1.      Apakah ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini ?

 

C.  Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini di Kelurahan Simpong.

2.    Tujuan Khusus

a.       Untuk mengetahui status pekerjaan ibu yang berisiko terhadap kurangnya asupan pemberian Asi Eksklusif.

b.      Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi dini.

 

D.  Manfaat Penelitian

1.    Manfaat Untuk Institusi pendidikan (kampus)

Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi peneliti selanjutnya.

2.    Manfaat Untuk Pemerintah Kelurahan Simpong

Dapat lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan khususnya masalah gizi masyarakat yang berada di Kelurahan Simpong.

3.    Manfaat Untuk Peneliti

Sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya untuk masalah-masalah gizi keluarga terutama zat gizi untuk bayi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.  Tinjauan Umum

1.       Konsep Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping Pada Bayi

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Sunartyo, 2008).

Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan karena ASI merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama 3 – 4 bulan pertama. ASI yang diproduksi pada 1 – 5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang. Disamping itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi dan perawatan payudara. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat terutama ASI eksklusif (As’ad, 2002).

ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2000).

 

Dibandingkan dengan susu lainnya, ASI memiliki beberapa keunggulan yaitu:

1.      Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 3 – 4 bulan pertama.

2.      Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal.

3.      Mengandung beberapa zat antibodi, sehingga mencegah terjadinya infeksi.

4.      Mengandung laktoferin untuk mengikat zat besi.

5.      Tidak mengandung beta laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi.

6.      Ekonomis dan praktis. Tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar serta bebas dari kuman.

7.      Berfungsi menjarangkan kehamilan.

8.      Membina hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.

 

Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan bayi yang kurang dari standar atau didapatkan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik. Namun, sebelum diberi makanan tambahan sebaiknya coba diperbaiki dahulu cara menyusuinya. Cobalah hanya memberi bayi ASI saja tanpa memberi minuman atau makanan lain. Selain itu, bayi harus sering disusui, perhatikan posisi menyusui. Secara umum usahakan dahulu agar cara pemberian ASI dilakukan sebaik mungkin. Apabila setelah 1 – 2 minggu ternyata upaya perbaikan tersebut tidak menyebabkan peningkatan berat badan, maka pemberian makanan tambahan atau padat diberikan bagi bayi berusia diatas 4 bulan (Roesli, 2000).

Bila oleh suatu sebab (misalnya ibu bekerja atau hamil lagi) bayi tidak memperoleh ASI, maka kepada bayi diberikan PASI (Pengganti Air Susu Ibu). PASI dibuat dari susu sapi yang susunan gizinya sudah diubah menjadi hampir sama dengan susunan gizi ASI, sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menyebabkan akibat sampingan. Akan tetapi belum ada PASI yang tepat menyerupai susunan ASI (As’ad, 2002).

Proses penyapihan dimulai pada saat yang berlainan. Pada beberapa kelompok masyarakat (budaya) tertentu, bayi tidak akan disapih sebelum berusia 6 bulan. Bahkan ada yang baru memulai penyapihan setelah bayi berusia 2 tahun. Sebaliknya, pada masyarkat urban bayi disapih terlalu dini yaitu baru beberapa hari lahir sudah diberi makanan tambahan (Arisman, 2004).

Menurut Sulistjani (2001), seiring bertambahnya usia anak, ragam makanan yang diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang yang mana penting untuk menunjang tumbuh kembang dan status gizi anak. Dalam hal pengaturan pola konsumsi makan, ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam memilih jenis makanan yang bergizi seimbang. Setelah berumur 6 bulan, bayi memerlukan makanan pendamping karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Menurut Arisman (2004), pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pemberian pertama cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Pada usia 6-9 bulan bayi setidak-tidaknya membutuhkan empat porsi. Menginjak usia 9 bulan bayi telah mempunyai gigi dan mulai pandai menguyah makanan. Sekitar usia 1 tahun bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa. Anak usia 2 tahun memerlukan makanan separuh takaran orang dewasa.

Makanan sapihan yang ideal harus mengandung makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan dan minyak atau lemak. Makanan sapihan baru boleh diberikan setelah bayi disusui atau diantara dua jadwal penyusunan. Sebab, diawal masa penyapihan, ASI masih merupakan makanan pokok. Sementara makanan sapihan hanyalah sebagai pelengkap. Kemudian secara berangsur ASI berubah fungsi sebagai makanan tambahan, sementara makanan sapihan menjadi santapan utama (Arisman, 2004).

Pemberian makanan padat atau tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan padat atau tambahan pada usia 4 – 6 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi (Roesli, 2000).

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain MP-ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan untuk bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang telah berumur 6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari, sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa, makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi (Krisnatuti, 2007).

Keadaan kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat (Media indo online, 2006). Akibat rendahnya sanitasi dan hygiene MP-ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, hingga meningkatkan resiko dan infeksi lain pada bayi, hasil penelitian Widodo (2006) bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok bayi yang diberikan MP-ASI (Depkes online, 2007)

 

2.    Konsep tentang Pekerjaan Ibu

Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pekerjaan adalah operasi, order, proyek, kewajiban, tugas, aktivitas, kegiatan, kesibukan, urusan, karier, profesi , pencaharian seseorang. (Tesaurus Bahasa Indonesia)

Merawat anak, mulai dari memandikan, menyuapi sampai mengasuh hampir semuanya dilakukan oleh ibu. Merawat anak dan menyediakan keperluan makan dan minum anak merupakan tugas sehari-hari yang sudah melekat pada diri seorang ibu. Akan tetapi, tugas itu tidak hanya itu saja bila ibu bekerja diluar rumah. Ibu juga harus mengingatkan tugas anak-anaknya mengenai pekerjaan yang harus dilakukan atau belum dilakukan seperti mengingatkan anak supaya mandi, makan dan mengingatkan waktu bila anaknya bermain (Supanto, 1990). Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain. Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya (Soetjiningsih, 1995).

Program untuk memperbaiki dorongan psikososial melalui pendidikan orang tua tentang interaksi orang tua dan anak melalui kegiatan kunjungan rumah telah dapat menurunkan angka kurang gizi pada anak balita. Penelitian lainnya membuktikan bahwa perubahan pola asuh psikososial telah meningkatkan derajat pertumbuhan anak. Penelitian di Bogota, Columbia membuktikan bahwa anak-anak yang menderita kurang gizi, dikunjungi rumahnya setiap minggu selama 6 bulan oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada umur 3 tahun lebih tinggi daripada yang tidak dikunjungi. Dengan dikunjungi rumahnya, ibu- ibu menjadi lebih memahami kebutuhan anak dan memberi makan pada saat anak sedang lapar. Didapatkan juga bahwa ibu-ibu yang memahami tentang kebutuhan untuk perkembangan kognitif anak, anak-anaknya lebih pintar daripada ibu yang lalai dalam pengasuhan anaknya (Anwar, 2008).   

      

B. Kerangka Konsep

1.       Makanan Pendamping Asi (MP-Asi) adalah makanan yang diberikan pada bayi berusia 6 bulan keatas dengan tetap memberikan Asi.

2.       Pekerjaan adalah kesibukan atau aktifitas yang menghasilkan upah yang dilaksanakan oleh seseorang sebagai upaya untuk kelangsungan hidupnya.

3.       Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian MP-Asi dini adalah status pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung memberikan makanan pendamping Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, dikarenakan waktu yang dimiliki olehnya relatif singkat untuk berada bersama bayinya di dalam rumah.

 

C. Definisi Operasional

Dimaksudkan dengan pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah pekerjaan ibu menyusui yang berada di luar rumah dan memakan waktu yang banyak untuk berada di luar rumah. Seperti menjaga toko, berdagang di Pasar, Karyawan Perusahaan, pegawai negeri pada instansi pemerintah, dll.

Adapun pemberian MP Asi Dini dalam penelitian ini adalah Makanan Pendamping yang sudah diberikan pada bayi sebelum berusia genap 6 bulan. Bila MP Asi diberikan pada H-1 sebelum 6 bulan maka masih termasuk dalam penelitian ini.  


 


 

BAB III

METODE DAN INSTRUMEN PENELITIAN

 

A.  METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode Penelitian dan Interview (analitik, deskriptif atau kualitatif)

 

B.  LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kelurahan Simpong

1.Gambaran  umum lokasi Di Kelurahan Taba Jemekeh Lubuklinggau.

 

C.  WAKTU PENELITIAN

Tanggal mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi

 

D. POPULASI DAN SAMPEL

Ø  Populasi adalah sasaran penelitian. Misalnya sumur populasinya adalah air sumur.

Ø  Sampel adalah bagian representative dari populasi

1.    Sampel itu siapa ?

2.    Tekniknya bagaimana ?

Teknik pengambilan sampel ; Random sampling, stratified random sampling dan cluster ramdom sampling, dll

3.    Sampel sizex berapa ?

Angka confidence/tingkat kepercayaan : tingkat

 

E. METODE PENGUMPULAN DATA

1.    Cek list

2.    Kuesioner

 


     

 

 


 

 

 

 

F.


 

 

 

ANALISIS DATA

 

a. Kerangka Konsep


 

Variabel Independen

 

 

 


Faktor Pemudah/predisposisi

 

 

 

1. Pengetahuan Ibu tentang

ASI Eksklusif

2. Sikap Ibu terhadap pembrian

ASI Eksklusif

3. Pekerjaan Ibu

4. Psikologis

 

 


Faktor Pemungkin/enabling

 


1. Tenaga Kesehatan

2. Promosi susu formula

3. Inisiasi Menyusui Dini

 

 

 

Faktor penguat/reinforcing

 

1. Dukungan keluarga

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3. 1

 

 

Kerangka konsep

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Variabel Dependen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemberian ASI

Eksklusif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

b.


 

 

 

 

 

Hipotesis

 

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian

 

ASI Eksklusif di wilayah Kelurahan Taba Jemekeh tahun

 

2020.

 

2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

 

wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020.

 

3. Ada hubungan antara ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif di

 

wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 

4. Ada hubungan antara psikologis ibu dengan dengan pemberian ASI

 

Eksklusif di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 

 

5. Ada hubungan antara tenaga kesehatan dengan pemberian ASI

 

Eksklusif di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 

 

6. Ada hubungan antara peran suami atau nenek dengan pemberian ASI

 

Eksklusif di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 

 

7. Ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI

 

Eksklusif di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 

 

8. Ada hubungan antara Inisiasi Menyusui Dini dengan pemberian ASI

 

Eksklusif di wilayah kerja Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 


 

 

 


 

 

 

 

 

 

c.


 

 

 

 

 

Jenis Penelitian


 

Jenis


penelitian


yang


digunakan


adalah


penelitian


analisis


 

observasional


dengan


metode


kuantitatif


dengan


menggunakan


 

proportional sampling dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara

 

variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap, pekerjaan, psikologis, tenaga

 

kesehatan, dukungan keluarga, promosi susu formula,dan kebijakan yang

 

berlaku melalui pengukuran sesaat.


 

 

 

 

 

 

d. Variabel Penelitian

 

Tabel 3.1 Definisi Operasional


 

Variabel


Definisi Operasional


Alat ukur


Kategori


Skala


Variabel Independen


1. Pengetahuan Ibu


Segala sesuatu yang diketahui dengan Wawancara


1=Pengetahuan Kurang Ordinal


tentang ASI


ASI Eksklusif diantaranya :


dengan panduan ; median < 10


Eksklusif


-


Manfaat ASI untuk ibu


kuesioner


2=Pengetahuan


baik


;


-


Manfaat ASI untuk Bayi


median ≥ 10


2. Sikap Ibu


Segala


sesuatu


yang


berhubungan Wawancara


1= Kurang ;


Ordinal


terhadap


dengan perilaku Ibu Memberikan ASI dengan panduan median < 69


pemberian ASI

Eksklusif


Eksklusif


kuesioner


2= Baik ;

median ≥ 69


3. Pekerjaan Ibu


Kegiatan yang dilakukan didalam atau


Wawancara


0 = Tidak Bekerja


Nominal


diluar rumah untuk membantu

penghasilan keluarga


dengan panduan 1 = Bekerja

kuesioner


4. Psikologis


Berapa kali ibu melahirkan, perasaan


Wawancara


0 = Kurang ;Median < 2


Nominal


stress, dan perasaan takut untuk

menyusui


dengan panduan 1= Baik ; median ≥ 2

kuesioner


5. Peran Tenaga


Apakah peran petugas kesehatan


Wawancara


0 = Tidak memberikan


Nominal


Kesehatan


memberi pengaruh pada ibu dalam


dengan panduan pengaruh ; Median < 1


pemberian ASI Eksklusif


kuesioner


1 = Memberikan

pengaruh ; Median ≥ 1


 

 

 

 

 

Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)


 

Variabel

6. Dukungan


Definisi Operasional

Dukungan dari keluarga terdekat


Alat ukur

Wawancara


Kategori

0 = Tidak ada dukungan


Skala

Nominal


keluarga


dengan ibu perihal pemberian ASI


dengan panduan ; median < 1


Eksklusif


kuesioner


1 = Ada dukungan ;

median ≥ 1


7. Promosi Susu


Peranan perkembangan iklan Sufor


Wawancara


1= Tenaga Kesehatan


Nominal


Formula


yang bekerja sama dengan tenaga

persalinan / kesehatan


dengan panduan 2= Media Massa

kuesioner


8. Inisiasi menyusui


Peran pemerintah dalam pemeberian


Wawancara


0 = Kurang ; median <1


Nominal


dini

 

 

Variabel Dependen


informasi Inisiasi Menyusui Dini pada

ibu hamil


dengan panduan 1 = Baik ; median ≥ 1

kuesioner


1. Pemberian ASI


Kegiatan Ibu dalam pemberian ASI


Wawancara


0 = Tidak memberikan Nominal


Eksklusif


Eksklusif pada bayinya mulai saat


dengan panduan ASI Eksklusif


melahirkan sampai umur 6 bulan tanpa

memeberikan makanan tambahan lain


kuesioner


1 = Memberikan Asi

Eksklusif


 

 

 


 

 

 

 

 

 

e.


 

 

 

 

 

Populasi dan Sampel

 

1. Populasi

 

Populasi adalah seluruh data dalam suatu ruang lingkup dan

 

waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data,

 

bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data

 

maka, banyaknya atau ukuran populasi adalah keseluruhan subyek

 

penelitian.

 

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

 

mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang berjumlah 310 bayi dari data

 

posyandu yang menerima pemberian vitamin A di Wilayah Kerja

 

Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020.

 

2. Sampel

 

Sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagain dari

 

jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Pada penelitian ini dalam

 

menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan semua sampel yang

 

ada atau jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian dengan

 

menggunakan rumus slovin :

 

 

 

 

Keterangan

N = Besar populasi

n = Besar sempel

d = Batas derjat kesalahan/tingkat penyimpangan(0,1)

= 75,40


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jadi jumlah sampel yang dibulatkan menjadi 75 orang


 

responden.


Metode


pengambilan


sampel


dengan


menggunakan


 

proportional sampling. Dengan kriteria inklusi dan eksklusi :

 

Inklusi

 

a. Ibu dengan bayi berusia ≥ 6 bulan

 

b. Ibu bayi berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo

 

c. Ibu bersedia melakukan wawancara sebagai responden

 

d. Bayi dalam keadaan sehat

 

eksklusi :


 

a.

 

b.

 

c.


Bayi dalam kondisi sakit

 

Ibu dengan bayi < 6 bulan

 

Ibu tidak bersedia


 

f.


Pengumpulan Data

 

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

 

data sekunder.(23)

 

1. Jenis dan sumber data

 

a. Data primer

 

Data primer adalah data yang diambil dengan wawancara dan

 

observasi langsung dari responden melalui kuesioner yang diisi oleh


 

responden.


Data


ini


berupa


pengetahuan,


sikap,


pekerjaan,


 

psikologis, tenaga kesehatan, dukungan keluarga, promosi susu

 

formula, IMD, dan pemberian ASI Eksklusif.

 

 

Data diperoleh melalui wawancara dengan petugas program

 

gizi di peroleh data bahwa masih banyak ibu tidak memberikan ASI

 

Eksklusif yaitu hannya 33% saja, dan observasi langsung di wilayah


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

tempat tinggal penduduk di Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020

 

Dilihat dari kondisi lingkungan Kelurahan

 

Taba Jemekeh tahun 2020 masih banyak tempat tinggal kumuh

 

dengan rumah yang jauh dari sehat karena masih banyak sampah

 

yang dibuang sembarangan dan bau yang ditimbulkan dari sampah

 

dan genangan air. Sedangan untuk kelurahan Dadapsari dan

 

Kuningan tempat tinggal masyarakatnya cukup baik dengan adanya

 

jarak di setiap rumah, hannya beberapa rumah saja yang sampahnya

 

tidak dibuang pada tempatnya.

 

b. Data sekunder

 

Data sekunder merupakan data yang didapat dari pihak kedua

 

yaitu dari Kelurahan Taba Jemekeh tahun 2020.

 

2. Instrumen penelitian


 

Instrumen


penelitian adalah


alat


bantu pengumpulan


dan


 

pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti. Instrumen dalam

 

pengumpulan data ini adalah kuesioner. Maka perlu dilakukan

 

pengukuran agar instrument tersebut dikatakan valid dan reliabel.(18)

 

a. Uji Validitas

 

Mengetahui sejauh mana kesamaan antara yang diukur peneliti

 

dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan. Agar data yang

 

diperoleh bisa relevan dengan tujuan pengukuran tersebut. Jika nilai

 

pengukuran setiap variabel menunjukan angka signifikan p ≤ 0,05

 

maka dinyatakan valid atau apabila r-hitung lebih besar dari pada r-

 

tabel, maka butir pertanyaan itu dikatakan valid dan dapat digunakan

 

sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas setiap pertanyaan


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

pada kuesioner dinyatakan valid jika nilai p ≤ 0,05. Pada variabel

 

bebas didapatkan item pertanyaan yang valid sebagai berikut :

 

Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Pengetahuan


 

No.


Pertanyaan


Valid


Tidak Valid


1.

2.

 

3.

 

4.

 

5.

6.

 

 

7.

 

 

8.

 

9.

 

10.

 

11.

 

 

12.

 

13.

 

14.

 

15.

 

16.

 

17.

 

18.

 

19.

 

20.


Apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?

Menurut ibu kapankah seorang bayi harus

segera diberikan ASI pertamanya?

Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting

bagi tumbuh kembang bayi ?

Manfaat apa saja yang didapat dari

pemberian ASI ?

ASI yang pertama keluar disebut kolostrum?

Apa kandungan yang dapat menjaga bayi

dari serangan bibit penyakit yang terdapat di

dalam ASI?

Menurut ibu apa keunggulan bayi yang

diberikan ASI ekslusif dibandingkan dengan

bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif?

Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi dapat

melindungi bayi dari diare?

ASI saja dapat memenuhi kebutuhan zat gizi

bayi umur 0-6 bulan.

Keuntungan pemberian ASI adalah bayi

sehat, lincah, cerdas, dan tidak cengeng?

Salah satu manfaat memberikan ASI bagi ibu

adalah mengurangi pendarahan setelah

persalinan?

Menurut ibu berapa usia bayi yang tepat

untuk diberikan makanan pengganti ASI ?

ASI dapat diberikan 30 menit hingga 1 jam

setelah bayi lahir.

Apakah memberikan pisang, air, dan madu

pada usia 0-6 bulan baik untuk bayi?

Susu Formula tidak mengganggu pada

sistem pencernaan Bayi.

Dibawah ini yang merupakan pernyataan

yang benar mengenai ASI Eksklusif adalah:

Apakah Ibu mempercayai pesan-pesan

mengenai susu formula yang ada di iklan?

Apa yang ibu fikirkan, setelah melihat atau

mendapatkan iklan susu formula untuk bayi?

Menurut ibu manakah pernyataan yang

benar.

Apakah ASI yang di perah akan basi setelah


0,002

 

 

 

 

 

 

0,000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0,000

 

 

 

 

0,000

 

 

 

 

 

0,000

 

 

 

 

0,054

 

0,000

 

 

 

 

0,000

 

0,000

 

0,017


0,065

 

 

0,922

 

0,913

 

 

0,604

 

 

0,879

 

 

0,750

 

 

 

 

0,631

 

 

 

 

 

0,922

 

 

 

 

0,181

 

 

 

 

 

 

0,382


1 jam di ruang terbuka?

Sumber : hasil uji validitas


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3.3 Validitas Kuesioner sikap


No.

1.


Pertanyaan

ASI merupakan makanan yang baik untuk


Valid


Tidak Valid

0,248


anak


2.

 

 

 

 

3.

 

4.

 

5.

 

6.

 

7.


ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi

anak,  menjadikan  anak  pintar,  dan

menjadikan ibu semakin sayang kepada

anaknya

Dengan memberikan ASI, ibu dapat

menghemat biaya pengeluaran keluarga

Nitrisi dalam ASI sudah dapat mencukupi

kebutuhan asuapan makanan pada Bayi

Kandungan zat gizi susu formula lebih baik

daripada ASI

Dengan memberikan ASI dapat mempererat

hubungan batin antara ibu dengan anak

Pada usia 0-6 bulan, ketika anak merasa

lapar, ibu langsung memberikan ASI


0,007

 

 

 

 

 

 

0,000

 

0,000

 

 

 

 

0,000


 

 

 

 

0,282

 

 

 

 

 

 

0,193


8.


Kegiatan sehari-hari


ibu tidak menjadi


0,000


penghambat ibu dalam memberikan ASI


9.

 

 

10.

 

11.

 

12.

 

13.

 

14.

 

15.

 

16.

17.

 

18.

 

19.

20.


Ibu  merasa  sangat  penting  petugas

kesehatan memberikan informasi tentang

ASI Eksklusif

Ibu medapat dukungan dari suami dan

keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif

Ibu merasa lebih mudah memberikan susu

formula dibandingkan memberikan ASI

Susu formula adalah makanan yang baik

untuk anak berusia 0-6 bulan

Kandungan nutrisi dalam susu formula sudah

cukup untuk Bayi

Jika ibu sedang bekerja, ASI dapat diganti

dengan susu formula

Ibu merasa tidak membutuhkan peran kader

dalam penyuluhan ASI Eksklusif

Air Susu Ibu sering membuat bayi mencret

Bila dalam perjalanan sebaiknya ibu tidak

menyusui bayinya karena malu

Jika ibu bekerja maka ASI yang tidak

diberikan pada bayi harus dibuang

Air Susu Ibu hanya diberikan sampai 2 bulan

Ibu ingin sekali memberikan susu formula


0,010

 

 

0,000

 

0,000

 

0,000

 

0,000

 

 

 

 

 

 

0,000

0,000

 

0,004

 

0,000

0,010


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0,670

 

0,241


yang mahal seperti di iklan

Sumber : hasil uji validitas


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3.4 Validitas Kuesioner Psikologis Ibu


No.


Pertanyaan


Valid


Tidak Valid


1.

2

 

3


Berapa kali ibu melahirkan?

Apakah ibu merasa perasaan stress saat

menyusui?

Pada saat hamil Apakah ibu merasa takut


0,000


0,079

 

 

0,346


untuk memberikan ASI?

Sumber : hasil uji validitas

 

Tabel 3.5 Validitas Kuesioner Tenaga Kesehatan


No.

1.


Pertanyaan

Apakah petugas kesehatan memberikan


Valid

0,000


Tidak Valid


pengaruh besar bagi ibu dalam pemberian

ASI Eksklusif?


2.


Apakah terdapat dukungan dari petugas


0,000


kesehatan untuk mengajak ibu memberikan

ASI Eksklusif?

Sumber : hasil uji validitas

 

Tabel 3.6 Validitas Kuesioner Dukungan Keluarga


No.

1.


Pertanyaan

Apakah dukungan dari keluarga terdekat


Valid

-


Tidak Valid

-


memotivasi ibu memberikan ASI Eksklusif?


2.


Siapakah yang memberi dukungan dukung?


0,000


Sumber : hasil uji validitas

 

Tabel 3.7 Validitas Kuesioner Promosi Susu Formula


No.

1.


Pertanyaan

Apakah iklan Susu formula memberi


Valid

0,000


Tidak Valid


pengaruh untuk ibu?


2.


Dari manakah ibu mendapatkan informasi


0,002


tentang susu formula?

Sumber : hasil uji validitas

 

Tabel 3.8 Validitas Kuesioner Inisiasi Menyusui Dini


No.

1.


Pertanyaan

Apakah sudah Pernah mendapatkan Inisiasi


Valid

0,000


Tidak Valid


Menyusui Dini ?


2.


Apakah ibu mengikuti penyuluhan tentang


0,000


Manfaat ASI Eksklusif dari kader / petugas

kesehatan?

Sumber : hasil uji validitas


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b. Uji Reliabilitas

 

 

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat

 

ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan

 

alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrument dikatakan reliabel

 

jika hasil pengukuran dengan alat tersebut konsisten stabil secara terus

 

menerus. Tiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel jika mempunyai

 

alpha (α) sebesar 0,5 atau lebih.(23)

 

 

Hasil uji reliabilitas pada setiap variabel bebas pada kuesioner

 

dinyatakan reliabel jika nilai α ≥ 0,7. Hasil penelitian dari seluruh variabel

 

bebas pada kuesioner penelitian sebagai berikut :

 

. Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas


 

No.

1.

2.

3.

4.

5.

 

 

No.

6.

7.

8.


Variabel Bebas

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Pekerjaan Ibu

Psikologis Ibu

Tenaga Kesehatan

 

Tabel 3.9 Reliabilitas Kuesioner Variabel Bebas

Variabel Bebas

Dukungan Keluarga

Promosi Susu Formula

Inisiasi Menyusui Dini


Cronbach’s Alpha

0,641

0,235

1,000

0,700

0,860

 

 

Cronbach’s Alpha

-1,183

0,464

0,891


Sumber : hasil uji reliabilitas


 

g.


Pengolahan Data

 

1. Editing

 

Langkah ini dilakukan untuk memeriksa data hasil dari observasi

 

langsung, wawacara dan jawaban dari kuesioner yang diberikan. serta

 

meneliti kelengkapan, kejelasan, konsistensi dan kesinambungan data.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2. Koding


 

Memberi


tanda


atau


simbol


pada


variabel


peneliatian


untuk


 

memudahkan dalam analisa data pretest – posttest dari jawaban

 

responden.

 

3. Skoring

 

Memberikan skor atau nilai pada setiap jawaban yang diberikan oleh

 

responden.

 

4. Entri

 

Entri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memasukan data-data

 

kedalam program komputer.

 

5. Tabulating

 

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian uji hubungan.

 

Kemudian direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca

 

dan mudah untuk dilakukan analisis lebih lanjut untuk pengambilan

 

kesimpulan.


 

h.


Analisis Data


 

Analisis


data


dilakukan


secara


deskriptif


kuantitatif.


Setelah


 

melakukan pengambilan dan pengumpulan data kemudian data dengan

 

kuesioner, maka dilakukan dianalisa menggunakan analisis uniariat dan

 

bivariat. Untuk melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat,

 

dengan uji statistik chi square.(25)


 

1.


Analisis Univariat

 

Dilakukan untuk mendeskripsikan seluruh variabel baik

 

variabel bebas maupun terikat. Analisis univariat digunakan untuk

 

mendeskripsikan tiap-tiap variabel yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

dan pemberian ASI eksklusif yang disajikan dalam bentuk tabel

 

distribusi frekuensi.


 

2.


No comments:

Post a Comment